Sejarah

Sejarah Diaspora (4): Orang Indonesia Jauh di Suriname di Amerika Latin; Orang Jawa dan Cina, Mengapa Harus ke Suriname?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Diaspora dalam blog ini Klik Disini

Orang Jawa Suriname disingkat Jawa-Suriname adalah
Suku Jawa yang berada di Suriname sejak akhir abad ke-19, di mana angkatan
pertamanya dibawa oleh kolonis Belanda dari Hindia Belanda (sekarang
Indonesia). Sebagian keturunan mereka ada yang tinggal di Belanda. Sampai
sekarang, mereka tetap menuturkan bahasa Jawa.
 


Suriname, secara resmi bernama
Republik Suriname (Sranan Tongo: Republik Sranan), dulu bernama Guyana Belanda
atau Guiana Belanda adalah sebuah negara di Amerika Selatan bagian utara, terkadang
dianggap sebagai bagian dari Karibia dan Hindia Barat. Terletak sedikit di
utara khatulistiwa, lebih dari 90% wilayahnya ditutupi oleh hutan hujan. Suriname
adalah negara terkecil di Amerika Selatan baik dari segi jumlah penduduk maupun
wilayah, dengan sekitar 612.985 penduduk di wilayah seluas sekitar 163.820
kilometer persegi. Ibu kota dan kota terbesarnya adalah Paramaribo, yang merupakan
rumah bagi sekitar setengah dari populasi Suriname. Suriname adalah
satu-satunya negara di luar Eropa di mana bahasa Belanda adalah bahasa resmi
Sranan Tongo, bahasa kreol dari bahasa Inggris, adalah lingua franca yang
digunakan secara luas. Sebagian besar orang Suriname adalah keturunan budak dan
buruh yang dibawa dari Afrika dan Asia oleh Belanda. Suriname sangat beragam,
tidak ada kelompok etnis yang menjadi mayoritas
(Wikipedia). 

Lantas
bagaimana sejarah orang Indonesia di Suriname di Amerika Latin? Seperti disebut
di atas orang Indonesia di Suriname umumnya berasal dari Jawa dan juga orang
Cina di Indonesia. Mengapa itu terjadi? Lalu bagaimana sejarah orang Indonesia
di Suriname di Amerika Latin?
Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah
seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan
tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan
imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang
digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*. 

Orang Indonesia di Suriname di
Amerika Latin; Orang Jawa dan Orang Cina Mengapa ke Suriname?

Tunggu
deskripsi lengkapnya
 

Orang Jawa dan Orang Cina
Mengapa ke Suriname? Bahasa Jawa di Suriname, Bagaimana dengan Bahasa Melayu?

Tunggu
deskripsi lengkapnya
 

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top