melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini
Asal-usul
nama (kelurahan) Jembatan Lima bukan dari lima jembatan yang berjejer
sebagaimana ditulis yang dapat dibaca di internet. Itu sangat naif (ngarang).
Nama Jembatan Lima bermula dari kebaradaan benteng (fort) Vijfhoek yang jumlah sudut
(hoek) sebanyak lima buah. Benteng ini berada di sisi barat sungai Grogol.
Dalam perkembangannya ruas sungai Grogol di sekitar benteng Vijfhoek dirapihkan
menjadi kanal. Di atas kanal ini di dekat Fort Vijfhoek dibangun jembatan
menuju benteng baru (fort Angke). Area di sekitar jembatan Fort Vijfhoek inilah
kemudian disebut kampong Djambatan Lima. Jembatan benteng lima sudut (hoek)
mereduksi menjadi Jembatan Benteng Lima dan kemudian Jembatan Lima.
![]() |
Jembatan sungai Grogol di Benteng (Fort) Vijfhoek (1772-1775) |
Pasca serangan Mataram ke Batavia (1628), Pemerintah
VOC/Belanda mulai memperkuat pertahanan untuk mendukung Kasteel Batavia. Empat
benteng pertama dibangun di pulau Onrust (utara/teluk), di muara sungai Antjol
(timur), di sisi timur sungai Tjiliwong di Jacatra (kini sekitar Mangga Dua)
dan di sisi barat sungai Grogol (Fort Vijfhoek). Benteng ini satu-satunya
diantara benteng pendukung ini yang memiliki sudut (hoek) lima buah. Oleh
karena itulah diduga menjadi unik benteng ini sehingga diidentifikasi sebagai
benteng lima bastion (Fort Vijfhoek). Dalam perkembangan lebih lanjut dalam
rangka untuk pengembangan pertanian dibangun benteng-benteng baru Fort
Maroenda, Fort Noordwijk (area masjid Istiqlal sekarang), Fort Rijswijk
(sekitar Harmoni sekarang) dan Fort Angke (perluasan/pengganti benteng Fort
Vijfhoek). Fort Angke dibangun di sisi barat sungai Angke.
lengkap Jembatan Lima? Tentu saja itu harus dimulai dari benteng Fort Vijfhoek.
Satu pasukan pribumi pendukung militer VOC/Belanda yang pernah bertugas di
benteng ini adalah pasukan dari Tambora. Orang-orang Tambora ini membangun
kampong di sekitar benteng (kampong Tambora dan kini kelurahan Tambora). Dalam
perkembangan selanjutnya banyak peristiwa penting yang terjadi di sekitar
Jembatan Lima. Untuk menambah pengetahuan, mari kita telusuri sumber-sumber
tempo doeloe.
![]() |
Jembatan di Benteng (Fort) Vijfhoek (Peta 1740 dan Peta 1824) |
Sumber utama yang
digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman,
foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding),
karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari
sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan
lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru
yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain
disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*
Vijfhoek dan Fort Angke
Gouverneur Generaal en Raden tanggal 12 Mei 1656 antara lain pembangunan
benteng di Jacatra, Noordwijk dan Ryswyck. Benteng-benteng ini rancangannya
telah dilukis oleh Johannes Listing (1656). Benteng (fort) Vijfhoek berada di arah barat Batavia yang
lokasinya kini di sekitar jalan Pangeran Tubagus Angke. Benteng ini pernah
dilukis oleh Johannes Rach (1772-1775).
adalah seorang pangeran dari Banten yang bekerjasama dengan VOC/Belanda (dalam
perang di Tangerang pada tahun 1682). Pangeran Bagoes dari Banten ini
ditempatkan tidak jauh dari benteng (fort) Angke (diantara fort Vijfhoek dan
fort Angke). Area perkampongan pangeran ini kemudian dikenal sebagai kampong Bagoes.
Jalan yang kini dikenal sebagai jalan Pangeran Tubagus Angke merujuk pada nama
pangeran dari Banteng (Bagoes) yang bermukim di dekat fort Angke (Angke bukan
nama orang tetapi nama sungai dan nama benteng).
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Akhir
Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok
sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan
Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti
di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi
berkebun di seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau.
Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu
senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah),
tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis
Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang
dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.