melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini
Pondok
Ranggon (kini masuk Jakarta Selatan) bukanlah nama kampong baru, tetapi kampong
yang setua Pondok Gede (kini masuk Kota Bekasi). Kampong Pondok Ranggon sudah
ada sejak era VOC/Belanda. Kampong Pondok Ranggon sangatlah luas. Kampong
Pondok Ranggon diakses dari Pondok Gede via Pondok Melati. Jalan akses ini kini
dikenal sebagai jalan Hankam/Kranggan. Sedangkan Cibubur adalah kampong baru.
Di kelurahan Pondok Ranggon kini dikenal sebagai area bumi perkemahan, juga
area TPU. Dimana posisi GPS origin kampong Pondok Ranggon?
![]() |
Pondok Ranggon dari masa ke masa |
Pada era Republik Indonesia, kampong Pondok Ranggon
menjadi terpencil. Kampong Pondok Ranggon dimasukkan ke wilayah desa Cibubur.
Pada tahun 1973 diadakan pertemuan pramuka penegak-pandega Raimuna di desa
Cibubur. Area yang dipilih berada di kampong Pondok Ranggon. Ketika jalan tol
Jagorawi dibangun (1973-1978) desa Cibubur terbelah dimana kampong Pondok
Ranggon yang menjadi area bumi perkemahan terpisah di sisi timur jalan tol.
Kampong Pondok Ranggo yang sejak lama sepi sendiri, dengan pembangunan jalan
tol mengubah nasib kampong Pondok Ranggon menjadi terkenal kembali seperti
dempo doeloe. Akhirnya kampong Pondok Ranggon mendapat martabatnya kembali
ketika statusnya ditingkatkan menjadi desa yang terpisah dari desa/kelurahan
Cibubur. Dalam perkembangannya desa Pondok Ranggon dengan membentuk desa
Munjul.
dia. Belum pernah ditulis. Sebagai bagian dari penulisan Sejarah Jakarta, nama
Pondok Ranggon haruslah mendapat tempat terhormat karena Pondok Ranggon juga
termasuk kampong tua. Untuk menambah pengetahuan, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman,
foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding),
karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari
sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan
lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru
yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain
disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*
Pondok Ranggon: Dimana Originnya?
bukanlah di kelurahan Pondok Ranggon, kecamatan Cipayung, Jakarta Timur yang
sekarang, akan tetapi berada di kelurahan Jatiranggon, kecamatan Jatisampurna,
Kota Bekasi. Bagaimana bisa? Membingungkan, bukan? Namun sejarah bisa
menjelaskannya. Sejarah tetaplah sejarah. Sejarah adalah narasi fakta dan data.
![]() |
Kelurahan Pondok Ranggon originnya di Kecamatan Jatisampurna |
Pada era Republik
Indonesia terbentuklah dua kecamatan yang dipisahkan oleh sungai Sunter. Di
sisi sebelah barat sungai Sunter disebut kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Selatan;
di sisi timur sungai Sunter disebut kecamatan Pondok Gede, Kabupaten Bekasi.
Pada tahun 1996 terbentuk Kota Bekasi. Pada tahun 2004 Kota Bekasi diperluas termasuk
wilayah kecamatan Pondok Gede. Sehubungan dengan perluasan ini, kecamatan
Pondok Gede dimekarkan menjadi tiga kecamatan: Pondok Gede, Pondok Melati dan
Jati Sampurna. Sementara itu kecamatan Pasar Rebo kemudian dimekarkan menjadi
tiga kecamatan: Pasar Rebo, Cipayung dan Ciracas. Sebelum terbentuk kecamatan
Ciracas sudah terbentuk desa/kelurahan Pondok Ranggon (pemekaran dari desa/kelurahan
Cibubur). Pemekaran desa Cibubur ini terkait dengan pembangunan jalan tol Jagorawi yang memisahkan kampong Pondok
Ranggon di desa Cibubur di sisi timur jalan tol. Kampong Pondok Ranggon (bagian
dari desa Cibubur) inilah yang kemudian dibentuk desa Pondok Ranggon. Ketika
terjadi pemekaran kecamatan Pasar Rebo dengan terbentuknya kecamatan Cipayung,
desa Pondok Ranggon yang telah berubah status menjadi kelurahan dimasukkan ke
kecamatan Cipayung, sementara kelurahan Cibubur dimasukkan ke kecamatan Ciracas.
Meester Cornelis terdiri dari tiga district, yaitu: Meester Cornelis, Kebajoran
dan Bekasi. Batas antara district Meester Cornelis dengan district Bekasi
adalah sungai Soenter. Di selatan dua district ini adalah Afdeeling Buitenzorg
(Bogor). Perbatasan antara dua district ini kemudian menjadi batas antara
Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat. Batas ini tidak pernah berubah
hingga sekarang.
onderdistrict pada tahun 1904 (lihat Nota over de reorganisatie van het
bestuurstoezicht over de particuliere landerijen bewesten de Tjimanoek, 1904),
district Meester Cornelis terdiri dari empat onderdistrict, yakni: Meester
Cornelis, Pasar Minggoe, Tandjoeng dan Poelo Gadoeng; sementara district Bekasi
terdiri dari onderdistrict, yakni:
Bekasi, Tjilintjing, Tjikarang dan Pebajoran. Onderdistrict Tandjoeng terdiri
dari sejumlah land yang terdiri dari: Tjondet, Kampong Makassar, Tandjoeng
Oost, Lenteng Agoeng, Rambal, Kalapa Doewa, Kranggan, Tjilangkap, Tjiboeboer,
Pondok Ranggon-Pambilangan, Doewaratoes. Sedangkan onderdistrict Bekasi
terdiri dari land-land: Pondok Gede, Tjikoenir, Bekasi, Tanah
Doeraratoes Lima Poeloeh, Rawa Domba, Pondok Kelapa, Tjakoeng-Oedjoeng Krawang,
Rawa Pasoeng, Karang Tengah, Oedjoeng Menteng, Papisangan, Soekapoera, Telok
Poetjoeng dan Soengai Kendal.
di sisi timur sungai Soenter dan land Tjiboeboer dan land Pondok
Ranggon-Pambilangan berada di sisi barat sungai Soenter. Dalam perkembangan
berikutnya, land Pondok Ranggon-Pambilangan dipecah yang mana land Pambilangan bediri
sendiri dan land Pondok Ranggon disatukan dengan dengan land Tjiboeboer (lihat
Peta 1914). Nama land Pondok Ranggon tamat. Dalam perkembangannya nama land
Pambilangan disatukan oleh pemiliknya ke dalam land Tjiboeboer (lihat Peta
1940). Nama land Pambilangan juga tamat.
land Tjiboeboer dan land Pambilangan belum ada. Land yang sudah ada adalah
land-land berikut (lihat Peta 1775): Pondok Gede, Pondok Melati dan Pandok
Ranggon. Land Pondok Ranggon ini sangat luas, berada di selatan land Pondok
Melati. Perkampongan di land Pondok Ranggon terdapat di tiga titik yang
semuanya berada di jalan poros (kini jalan Hankam). Dalam perkembangannya perkampongan
Pondok Ranggon yang ketiga (paling ujung) relokasi ke sisi barat sungai Soenter.
Hindia Belanda, land Pondok Gede dibeli oleh Johannes van den Bosch. Dalam
perkembangannya land Pondok Melati dan land Pondok Ranggon diakuisisi Johannes
van den Bosch dan menggabungkan ketiga land miliknya dengan nama land Pondok
Gede. Nama land Pondok Melati dan land Pondok Ranggon tamat. Johannes van den
Bosch menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda (1830-1833).
![]() |
Pondok Ranggon di Tjiboeboer dan di Pondok Gede (Peta1914) |
Pada tahun 1830an di sisi
barat sungai Soenter dibentuk sejumlah land diantaranya land Tjiboeboer, land
Pambilangan dan land Pondok Ranggon. Nama land Pondok Ranggon kembali muncul
karena di lahan ini terdapat kampong Pondok Ranggon (kampong Pondok Ranggon
yang baru). Sementara nama kampong Pondok Ranggon yang awal masih eksis di land
Pondok Gede. Dalam perkembangannya land Pambilangan dan land Pondok Ranggon
oleh pemiliknya yang baru disatukan dengan nama land Pondok Ranggon en
Pambilangan.
masuk kecamatan Pasar Rebo) terbentuk sejumlah desa (gabungan dari kampong)
seperti desa Tjiboeboer, desa Tjiratjas, desa Tjipajoeng, desa Tjilangkap, desa
Bamboeapoes dan desa Tjeger. Sementara di eks land Pondok Gede (kecamatan
Pondok Gede) terbentuk tujuh desa antara lain desa Djatiwaringin dan desa
Pondok Melati.

Pada tahun 2004 kecamatan
Pondok Gede dimekarkan menjadi tiga kecamatan, yakni kecamatan Pondok Gede,
kecamatan Pondok Melati dan kecamatan Jatisampurna. Pemekaran kecamatan Pondokl
Gede ini seakan mengembalikan jatidirinya kembali ke awal. Pada era VOC/Belanda
nama tiga kecamatan ini adalah nama tiga land (tanah partikelir) yang berbeda.
Tiga land ini berada di jalan poros dari land Pondok Bamboe (persimpangan Poelo
Gadong dan Meester Cornelis). Nama kelurahan Jatiranggong di kecamatan
Jatisampurna besar kemungkinan adalah posisi GPS dimana kampong Pondok Ranggon
yang pertama. Sedangkan kelurahan Pondok Ranggon di kecamatan Cipayung, Jakarta
Timur adalah awalnya perkampongan baru dari penduduk di kampong Pondok Ranggon
yang pertama.
Kini Dekat di Hati (Bumi Perkemahan Pramuka)
*Akhir
Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok
sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan
Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti
di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi
berkebun di seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau.
Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu
senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah),
tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis
Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang
dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.