Sejarah

Sejarah Jakarta (45): Sejarah Kebayoran yang Sebenarnya; Sebuah Distrik di Meester Cornelis yang Menjadi Kota Satelit CSW




false
IN




























































































































































false
IN




























































































































































false
IN



























































































































































Direktur menyebutkan bahwa lebar
jembatan 19 meter, yaitu  terdiri dari
dua lajur lalu lintas yang masing-masing lebar 6 meter dan di kedua sisi dibuat
trotoar masing-masing 3 meter. Panjang total jembatan adalah 106 meter yang
meliputi bentangan sepanjang 30 meter di atas kanal dan sebuah jembatan di atas
rel kereta api serta setelah itu sebuah jembatan di atas jalan paralel. Jarak jalan
dari jembatan ke perbatasan kota Kebajoran adalah 4 Km dan dari jembatan ke
jantung Koningsplein 3 Km. Dalam berita ini juga disebutkan Kepala Opbouwdienst
Ir EWH Clason yang bertanggung jawab mengawasi perencanaan kota menyatakan
bahwa minat pihak pengembang swasta di kota satelit ini meningkat dari hari ke
hari. Beberapa perusahaan besar sedang dalam negosiasi untuk segera melanjutkan
pembangunan rumah di tanah yang disiapkan di Kebajoran. Gambar rencana jembatan
(Het dagblad, 02-04-1949).

Sementara pembangunan
jalan dan jembatan menuju kota satelit Kebajoran berlangsung, pelaksanaan
pekerjaan di kota satelit di Kebajoran juga berlangsung (lihat Het nieuwsblad
voor Sumatra, 19-07-1949). Disebutkan di lahan yang kaya pohon yang menjadi kota
baru, mesin truk truk, traktor dan buldoser sepanjang hari lalu lalang melalui
lanskap hijau dan di atas jalan beraspal sementara. Masih ada terlihat gubuk tempat
tinggal diantara pohon-pohon yang masih dipertahankan yang nantinya di tempat
tersebut akan dibangun gedung-gedung bank, kantor-kantor pemerintah, toko-toko,
gereja dan masjid dan bioskop yang akan memenuhi kebutuhan penduduk kota.
Pembangunan rumah model mewah

Pemimpin umum (algemeen leider) CSW EWH
Clason menyampaikan secara singkat detail fakta dan angka. Kebajoran akan dapat
menampung sebanyak 100.000 orang dengan menyiapkan pembangunan 12.500 buah
rumah dalam berbagai jenis. Pekerjaannya telah dilakukan sejak tanggal 8 Maret
1949 (pekerjaan jalan jembatan penghubung dimulai tanggal 2 April 1949). Anggaran
sementara untuk melaksanakan seluruh proyek sekitar f200 Juta. Sejak awal
implementasi rencana proyek itu pada bulan September 1948, pengeluaran telah
dikeluarkan pada tahun itu untuk pembelian 730 hektar tanah, 700.000 pohon
buah-buahan dan 1.668 bangunan sekitar f10.000.000. Dalam enam bulan pertama
tahun 1949, f10 Juta dihabiskan, sementara f25 Juta dihabiskan dalam enam bulan
terakhir, bukti kemajuan progresif pekerjaan. Jumlah total f15 Juta dibayarkan
kepada 1.894 penerima yang tidak termasuk biaya tanah diambil alih, dimana
jalan tol Batavia-Kebajoran sedang dibangun yang jumlah biayanya sekitar f710.000.

Peta Master Plan Kota Satelit Kebajoran

Sebanyak 20 orang terlibat dalam
manajemen dan sekitar 3.000 orang per hari saat ini sedang mengerjakan
implementasi proyek. Sejauh ini pemimpin teknis dari rencana tersebut hanya
memiliki satu insinyur. Jika tidak ada halangan yang tak terduga sebanyak 2.700
rumah akan siap tahun ini. Selain minat pribadi semakin meningkat, BPM dan KPM
misalnya, memiliki minat pada Kebajoran dan kini sedangkan melakukan pembicaraan
lebih lanjut dengan perusahaan-perusahaan besar ini. Di areal proyek kota
satelit ini tidak ada penggunaan lahan untuk industri selain dari izin CSW. Pengendaliannya
atas tanah sepenuhnya monopoli SCW. Yayasan CSW ini hanya dalam bentuk lembaga
hukum swasta yang tujuannya pada dasarnya adalah untuk mewakili kepentingan
publik. Kebajoran telah dirancang dan dianggap sebagai kota baru, yang
dimaksudkan untuk memajukan pertumbuhan. menangkal kota besar Batavia dengan
menyerap surplus populasi di sana. Sekarang memperluas kota lebih baik dan
lebih mudah untuk dicapai daripada membangun kota yang sudah ada terutama dari
sudut pandang teknis.

Pemabangunan jalan penghubung Batavia-Kebajoran

Sesuai Keputusan Gubernur Batavia
untuk membentuk komite Kebajoran, yang secara eksklusif mengoordinasikan kekuasaan.
Pada nantinya Komisi Kebajoran dipindahkan ke administrasi kota terpilih yang
kemudian akan dapat mengelola administrasi kota secara lebih demokratis. Pembangunan
jembatan beton bertulang besar dengan jalan landai masuk di dekat ujung Telokbetongweg
mengalami kemajuan pesat. Koneksi ke Batavia akan dilayani oleh bus sesuai
dengan jadwal kerja. Bangunan-bangunan pada contoh pertama akan diberi karakter
pedesaan dengan memberikan yang lebih luas daripada kebiasaan di bangunan
perkotaan. Ide ruang semakin ditingkatkan dengan penciptaan jalan yang sangat
luas. Dari sudut pandang sosial, batas-batas konstruksi membuatnya. Ini juga
memiliki keuntungan bahwa hidup bersama beberapa keluarga dalam satu rumah
tidak lagi diperlukan.

Posisi jembatan mulai menaik di ujung jalan Telok Betong

Bangunan dan penerapannya banyak
tanaman hijau dalam rencana kota memberi penghuni kontak dengan alam. Dalam
proporsi normal kota yang ada di sini, persentase jalan, taman umum, dan
sejenisnya adalah sekitar 30 persen dari total wilayah perkotaan, sementara di
Kebajoran persentase ini akan menjadi hampir 50 persen. Untuk pembangunan
kampung, khususnya untuk kepentingan penduduk asli, yang harus dipindahkan, sebanyak
600 tempat tinggal semi-permanen saat ini diizinkan. Jenis rumah ini
dimaksudkan untuk mereka yang kurang mampu dari penduduk sehingga biaya
bangunan harus serendah mungkin. Selebihnya, semua rumah dibangun dalam
konstruksi permanen, yaitu dari batu bata, beton, dll. Rumah darurat dibangun
di Kebajoran pada bulan Mei.

Biaya rumah bervariasi antara f6.000
dan f27.000. CSW telah menetapkan tujuan untuk membangun rumah kecil satu, dua
atau tiga kamar tidur. Rumah-rumah ini dijual yang disertai halaman. Setiap
rumah akan diberikan koneksi ke pasokan air. Pasokan air akan dilakukan dengan
menggunakan sumur bor artesis. Masalah elektrifikasi juga akan diselesaikan
untuk Kebajoran segera. Program tahun ini juga mencakup pembangunan delapan
sekolah, pasar-pasar, kantor pemerintah dan kantor polisi. Rencana sedang dalam
persiapan untuk pembangunan rumah sakit besar, kantor pos dan telegraf dan
bangunan publik lainnya. Dari pihak swasta, ada permintaan besar untuk
pembangunan toko-toko, bioskop, dll. Rumah-rumah yang dibangun telah terbukti
menarik bagi berbagai pelamar, terlepas dari kenyataan bahwa desain keseluruhan
ditujukan untuk membuat pembangunan kota satelit ini menjadi objek yang
menguntungkan bagi Central Reconstruction Foundation.
Dalam pelaksanaan proyek
kota satelit Kebajoran ini telah dibuat desa kerja yang luasnya 5 hektar (lihat
De locomotief:Samarangsch handels- en advertentie-blad, 21-07-1949). Desa kerja ini bersifat sementara yang berada di
tengah areal perumahan baru. Desa kerja ini telah dibangun tempat kantor,
kantin, gudang, garasi pekerjaan. tempat dan rumah sementara untuk staf
rendahan. Di tempat lain implementasi permanen perumahan yang dibangun untuk
staf pengawas. Rumah-rumah ini akan dihuni bulan ini.Penghuni pertama sudah
menetap di sana.
Kantor Proyek CSW di Kebajoran

Untuk memacu pembangunan di kota
satelit Kebajoran, setelah selesai jembatan penghubung Batavia-Kebajaroan akan
disediakan Barber Green Finisher, sebuah mesin yang secara kontinyu dan
seluruhnya menerapkan campuran beton aspal dengan lapisan bawah material padat
pada substrat yang tidak dilapisi yang menghasilkan hasil akhir jalan yang
paling tahan lama. Untuk tujuan ini, layanan konstruksi dalam menyediakan kerikil
yang besar ditugaskan oleh Serpong, yang mencakup pembangunan 4 Km trek SS
serta tata letak halaman dekat SS Stasiun Kebajoran untuk menerima kerikil. Bulan
ini, pasokan harian kerikil yang berkolaborasi dengan. layanan SS ditingkatkan
menjadi 200 ton. Pada berikutnya dua pemecah batu didirikan untuk produksi
semen dari batu yang hancur dan terbelah. Ada juga pabrik beton untuk pembuatan
pipa limbah. Untuk memproses kayu untuk kusen, atap, pintu, dan jendela juga
disediakan. Selain itu, lebih dari 11.000 pintu Bruynzee dipesan di Belanda,
lebih dari setengahnya telah diterima dan disimpan di gudang. Aliran barang
memasuki Kebajoran dalam jumlah yang terus meningkat dan menurut sifatnya
terus-menerus menjadi perhatian.

Last but not leas: Usul pembangunan perumahan dengan
konsep kota satelit (Kebajoran) muncul dari Oppenbestuur Z. Exc. Neher pada
tahun 1948. Lalu Semawi dan Hens bekerja untuk mengkonsolidasikan dan membentuk
suatu komite. Komite pembangunan yang terbentuk diketuai oleh Mr. MAF Zwager.
Para anggota komite terdiri dari Ir. EWH Clason, Ir. M. Soesilo dan Hadji
Masoud (Bupati Kebajoran). Sebagai penasehat komite adalah  Gubernur federal Batavia Hilman Djajadiningrat
(lihat Het dagblad: uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia, 18-01-1949).
Disebutkan komite ini telah berhasil mendapatkan area setidaknya 731 Ha dengan
nilai sebesar f14.849.891.
Dalam perkembangannya Ir. EWH Clason ditetapkan
sebagai ketua komite pembangunan.

Kota Satelit Kebajoran dan Pembangunan Fasiltas
Asian Games 1862

Sementara proses
pembangunan jalan dan jembatan serta pembangunan perumahan di kota satelit
Kebajoran berlangsung, sejak bulan Agustus 1949 telah terjadi proses politik
yang drastis di Djakarta. Rekonsiliasi antara Belanda dan RI mulai dijalin.
Langkah pertama adalah persiapan berbagai pihak ke konferensi KMB di Den Haag.
Para pemimpin RI sendiri seperti Soekarno dan Mohamad Hatta sejak bulan Juli
telah berada di ibukota RI di Jogjakarta. Sehubungan dengan persiapan
konferensi KMB tersebut kabinet RI kembali dibentuk yang dipimpin oleh Perdana
Menteri Mohamad Hatta (yang juga akan memimpin delegasi Indonesia ke Den Haag).
Dalam konferensi KMB di Den Haag,
satu keputusan yang terpenting adalah (kerajaan) Belanda mengakuai kedaulatan
Indonesia dan membentuk negaras RIS (Republik Indonesia Serikat). Belanda pada
tanggal 27 Desember 1949 akan menyerahkan kedaulatan Indonesia tersebut kepada
RIS (bukan kepada RI). Dalam menjelang detik-detik penyerahan tersebut Perdana
Menteri RI Mohammad Hatta akan menjadi Perdana Menteri RIS dan membentuk
kabinet baru. Dan benar bahwa pada tanggal 27 Desember 1949 penyerahan
kedaulatan itu dilaksanakan kepada Pemerintah RIS yang dipimpin oleh Perdana
Menteri Mohamad Hatta. Untuk jabatan presiden sendiri adalah Ir. Soekarno.
Dalam hal ini posisi Presiden Soekarno hanya dijadikan sebagai simbol negara. Dalam
Pemerintah RIS keberadan (orang-orang) Belanda juga masih terdapat di berbagai
fungsi. Sebab dalam perjanjian hasil KMB, Pemerintah RIS dan pemerintah
(kerajaan) Belanda berkolaborasi dalam sejumlah fungsi seperti pertahanan,
moneter dan permasalahan luar negeri. Bidang kepolisian sepenuhnya telah
menjadi Indonesia.
Bagaimana kelanjutan
proyek pembangunan kota satelit Kebajoran? Apakah proses politik yang terjadi
akan berdampak pada proses pembangunan kota satelit Kebajoran? Kolaborasi
diantara Indonesia dan Belanda terjadi di banyak bidang, seperti perbankan
(bank sentral), perguruan tinggi dan sebagainya. Sementara bidang-bidang yang
dijalankan swasta seperti perusahaan (perdagangan, perkebunan, manufaktur dan
lainnya) tetap berjalan sendiri-sendiri. Dalam hal ini tentu saja kolaborasi
juga terjadi di dalam yayasan rekonstruksi yang dalam hal ini CSW.
Ibukota distrik Kebajoran dan Rencana Kota, 1940

Satu hal yang penting dalam
Pemerintahan RIS ini meski diakuai keberadaan (orang-orang) Belanda adalah soal
bahasa resmi yakni Bahasa Indonesia. Ini dengan sendirinya bahasa Belanda
menjadi kritis karena adanya dorongan yang kuat dari berbagai pihak untuk
mengadopsi bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Hal ini dipengaruhi
oleh kebijakan pemerintah (RIS) yang menganut sistem liberalisasi perekonomian
yang memungkinkan investasi asing masuk (selain Belanda). Bahasa Belanda mati
suri. Ibukota distrik Kebajoran dan Rencana Kota Satelit Kebajoran, 1940

Pada fase awal
Pemerintahan RIS ini desakan nasionalisasi mulai berhembus. Proses
nasionalisasi yang pertama terjadi adalah akuisisi Bank Java sebagai bank sentral
akan digantikan dengan pembentukan Bank Indonesia. Di Universiteit van
Indonesia juga terjadi peroses peralihan secara gradual. Kepemimpinan
(orang-orang) Belanda di Universiteit van Indonesia secara berangsur-angsur
telah digantikan oleh orang Indonesia. Lantas bagaimana dengan orang-orang
Belanda di CSW?
Realisasi proyek 1950 dan 1951

Seperti yang direncanakan semula,
jembatan Bandjir Kanaal akhirnya selesai pada bulan Oktober 1949. Di satu pihak
pembangunan jembatan ini telah menghubungkan Stad Batavia dan Satellietstad Kebajoran,
tetapi di pihak lain mengorbankan sejumlah rumah di di belakang perumahan
Menteng terutama di jalan Telokbetong dan jalan Palembang..Dengan adanya
pembangunan jembatan dan jalan baru ini maka sejumlah rumah menjadi terpisah
dari induknya di perumahan Menteng. Jalan Baturaja dan jalan lainnya menjadi
berada di sisi barat jalan baru. Awal tanjakan jembatan Bandjir Kanaal dimulai
dari ujung jalan Telokbetong. Proses pemisahan di dalam lingkungan perumahan ini
seakan terjadi untuk kali kedua. Pada era kolonial Belanda pemisahan lingkungan
perumahan Menteng ini pernah dilakukan ketika terjadi pembangunan Bandjir
Kanaal dan pergeseran rel kereta api dari tengah perumahan Menteng yang kini
seakan terpisah antara Menteng dan Guntur.   

Seperti diputuskan
sendiri oleh Pemerintah Hindia Belanda/NICA sebelumnya bahwa CSW adalah
lembaga/yayasan swasta dan para investornya adalah swasta Belanda maka
keberadaan CSW ini tetap eksis dan program kota satelit Kebajoran tetap berjalan.
Pada tahun 1950 beberapa blok dari perumahan di kota satelit Kebajoran telah
selesai dikerjakan dan telah diserahkan kepada pembeli.
Pada tahun 1950 proses politik masih
terus berlangsung. Sejumlah daerah yang sebelumnya membentuk negara federal tetapi
dalam perjalanannya mulai muncul keinginan kembali menjadi bagian dari negara
kesatuan. Akibatnya pada bulan Agustus 1950 bentuk pemerintah federasi (RIS)
dibubarkan. Indonesia kembali menjadi negara kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Selanjutnya kabinet baru dibentuk, Mohamad Hatta yang sebelumnya
Perdana Menteri RI dikembalikan posisinya menjadi wakil presiden untuk mendampingi
Soekarno. Kabinet baru dengan Perdana Menteri Mohamad Natsir.   
Oleh karena pada Agustus
1950 negara RIS dibubarkan dan kembali menjadi negara kesatuan NKRI maka semua
unsur pemerintah (kerajaan) Belanda harus kembali ke Belanda. Salah satu yang
pertama dikembalikan adalah kesatuan militer Belanda (KNIL). Struktur militer di
Indonesia emudian menjadi sepenuhnya adalah TNI. Demikian juga unsur Belanda di
jajaran pemerintahan diserahkan kepada pejabat Indonesia. Namun karena dalam
hubungan ini CSW sebagai lembaga/yayasan swasta, kegiatan pembangunan di
Kebajoran tetap berlangsung apa adanya. Dengan kata lain penyelesaiaan program
perumahan di kota satelit Kebajoran tetap berjalan. Jumlah rumah yang selesai
dibangun dari waktu ke waktu semakin banyak.
Setelah
bulan April dilakukan perubahan nama jalan, kembali pada bulan Oktober 1950
sebanyak 30 buah nama jalan diubah dari nama Belanda ke nama Indonesia (lihat
Provinciale Drentsche en Asser courant, 08-04-1950). Nama-nama jalan yang baru
diubah tersebut antara lain: Molenvliet West menjadi Djalan Gadjah Mada dan
Molenvhet Oost menjadi Djalan Hajam Wuruk. Ke dalam daftar ini termasuk Nieuwe
weg van Gambir Selatan (Kebonsirih) menjadi Djalan [MH] Thamrin. Informasi ini
mengindikasikan bahwa jalan penghubungan Batavia/Djakarta ke Kebajoran sudah
selesai dan jalan baru ini benar-benar baru (nieuwe weg).
Pada tahun 1951 area
pembangunan sudah melampaui separuh dari areal yang terdapat di dalam Master
Plan Kota Satelit Kebajoran. Ini mengindikasikan proses politik yang terjadi
tidak begitu mengganggu proses penyelesaian program penyedian perumahan.
Orang-orang Belanda yang ada di
Indonesia mulai tidak nyaman dengan pergeseran sistem pemerintahan dari RIS ke
NKRI. Sebagian dari mereka telah menjual propertinya kepada pihak asing atau pengusaha
Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang secara dejure berada di bawah pemerintah
(kerajaan) Belanda mulai dinasionalisasi pemerintah Republik Indonesia,
terutama perusahaan-perusahaan strategis yang kemudian dibentuk menjadi BUMN.
Dalam hal ini, CSW juga menjadi bagian dari proses nasionalisasi tersebut. Proses
estafet ini berjalan normal dalam peralihan penguasaan CSW dan karenanya program
pembangunan perumahan di Kebajoran juga tetap berlangsung sesuai rencana. Perhatian
pemerintah untuk menyediakan perumahan yang layak, program pembangunan
perumahan di kota satelit Kebajoran akhirnya rampung pada tahun 1955.
Selesainya program
pembangunan perumahan di kota satelit Kebajoran, maka salah satu permasalahan
dalam penyediaan tempat tinggal telah memberi pengaruh besar di wilayah
Djakarta. Namun karena lokasinya yang jauh dari Djakarta, perumahan kota
satelit di Kabajoran dari sudut pandang sosial tetap terpencil. Akses terhadap
kegiatan-kegiatan ekonomi, pemerintahan dan lainnya di Djakarta jelas jauh dari
Kebajoran. Banyak rumah-rumah yang tidak ditempati penghuninya.  
Setelah hengkangnya Belanda dari
Indonesia, pembangunan perumahan kembali marak terjadi di Djakarta. Pemukiman
padat timbul dimana-mana dan disana sini juga muncul pemukiman kumuh. Akibatnya
solusi penataan kota dengan pembangunan kota satelit menjadi hanya bersifat
parsial. Posisi kota satelit Kebajoran tetap berada di belakang/pinggiran.
Sebaliknya pembangunan perumahan justru semakin masif terjadi di Djakarta.
Indonesiasi perumahan di Djakarta terjadi.
Indonesiasi nama jalan juga terus
berlangsung. Salah satu nama jalan yang diubah pada bulan Desember 1953 adalah
Djalan Mampang (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor
Nederlandsch-Indie, 24-12-1953). Disebut jalan Djalan Mampang diganti namanya
menjadi Djalan Teuku Tjiditiro. Nama Teuku Tjiditiro adalah pemimpin perlawanan
di Aceh. Pada bulan November 1954 kembali dilakukan perubahan nama jalan (lihat
Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie,
27-11-1954). Nama jalan Djalan Hadji A. Salim untuk menggantikan Djalan Geredja
Theresia. Sedangkan nama jalan  Geredja
Theresia digeser menempati nama jalan Djalan Sunda. Sedangkan nama Djalan Sunda
sendiri menempati jalan yang baru dibangun, yaitu jalan yang menghubungkan
Djalan [MH] Thamrin dengan Djalan Hadji Agus Salim.
Nama jalan Mampang (Mampangweg)
paling tidak sudah dilaporkan adanya pada tahun 1913 (lihat Het nieuws van den
dag voor Nederlandsch-Indie, 20-05-1913). Jalan ini dibangun tahun 1913 yang
merupakan terusan jalan Gondangdia (Het nieuws van den dag voor
Nederlandsch-Indie, 05-08-1913). Jalan ini merupakan jalan paling besar dari
Koningsplein menuju selatan kota (tentu saja belum ada jalan penghubung atau jalan
MH Thamrin yang sekarang). Disebut jalan Mampang karena arahnya menuju selatan
di Land Mampang. Pembangunan jalan Mampang ini bersamaan dengan pembangunan
Orangeboelevard (kini jalan Diponegoro). Pembangunan dua jalan ini dalam rangka
eksploitasi pembangunan pemukiman yang baru. Pada tahun 1918 Mampangweg ini
terpotong karena dibangunnya Bandjir Kanaal. Namun demikian di atas kanal
dibangun jembatan, sehingga layout pembangunan perumahan Menteng tidak terlalu
terganggu. Pada masa kini terkesan sebagian wilayah perumahan Menteng menjadi
terpisah di wilayah Guntur yang sekarang.
Di Land Mampang sudah sejak lama
dikenal Prapatan Mampang, suatu persimpangan jalan dari Tanah Abang ke Doerian
Tiga/Pedjaten dan dari Pantjoran ke Slipi. Pada Peta 1938 jalan dari Mampang
Prapatan ke Menteng yang kini menjadi jalan Rasuna Said (Kuningan) yang tegak
lurus ke utara belum ada (jembatan belum ada). Jalan yang sudah ada adalah dari
Prapatan Mampang se arah barat laut menuju Tanah Abang melalui Doekoeh. Dalam
perkembangannya, jalan dari Mampang Prapatan yang menuju ke arah Doerian Tiga
disebut jalan Mampang Prapatan. Sementara terus jalan Mampang Prapatan disebut
jalan Warong Boentjit (jalan Warong Rawa Djati Barat). Pada masa kini, jalan
Mampang tidak dikenal karena yang eksis adalah jalan Mampang Prapatan. Nama
Jalan Mampang telah lama tiada karena nama Jalan Mampang telah diganti menjadi
Djalan Tjiditiro. Pada tahun 1962 untuk menjaga arus lalu lintas, prapatan
jalan baru Batavia/Djakarta-Kebajoran dengan jalan lama Pantjoran-Slipi
dibangun menjadi Jembatan Semanggi.
Sehubungan dengan
Indonesia sebagai penyelenggara Asian Games tahun 1962, kota satelit Kebajoran
kembali diperthitungkan. Pemerintah RI membangunan fasilitas olahraga di
Senajan. Lokasi pusat olahraga ini berada diantara perumahan Menteng dan
perumahan Kebajoran. Nilai sosial dan nilai ekonomi perumahan di kota satelit
Kebajoran drastis meningkat. Asian Games 1962 mendapat berkah bagi penghuni di
perumahan Kebajoran. Sementara ketika perumahan kota satelit Kebajoran
dirancang Belanda sejatinya tidak hanya untuk menyediakan perumahan bagi
penduduk Indonesia di Batavia tetapi juga dimaksudkan untuk melokalisasi
sebagian penduduk Indonesia ke tempat terpencil di Kebajoran. Presiden Soekarno
menyadari atau tidak telah mengangkat harkat sosial penduduk Indonesia di kota
satelit Kebajoran melalui mekanisme yang terintegrasi dalam proses persiapan
menjadi tuan rumah Asian Games 1962.
Peta 1985

Dalam pembangunan fasilitas olahraga
di Senajan pemerintah RI harus merelokasi pendududk dengan mengintegrasikannya
dengan program pembangunan perumahan di Tebet. Mereka yang tergusur dari
Senayan akan dilakukan secara bersama-sama dengan warga yang tergusur dari
lokasi lain akibat pembanguna proyek Asian Games 1962. Dalam pembangunan
fasilitas olahraga/stadion di Senayan, pemerintah RI juga meningkatkan
infrastruktur jalan yang diserati pembangunan Bundaran HI dan Jembatan Semanggi
serta pembangunan fasilitas pendukung lainnya seperti Hotel Indonesia dan
gedung pusat perbelanjaan Sarinah. Itulah sebab mengapa muncul pembangunan
perumahan baru di Tebet, sebagai perumahan masif yang ketiga setelah perumahan
Menteng (pada era kolonial Belanda) dan perumahan kota satelit Kebajoran (pada
era negara federalis).   

Sejak adanya fasilitas
olahraga/stadion di Senayan dan peningkatan jalan timur-barat (Panjoran-Slipi)
dengan membangun interchange Jembatan Semanggi maka wilayah yang dulunya sepi
di sekitar Jembatan Semanggi lambat laut menjadi tujuan penduduk untuk
bertempat tinggal. Perumahan Tebet dengan perumahan kota sateli Kebajoran
lambat laun semakin terintegrasi sebagai suatu kawasan pemukiman yang sangat
luas di selatan Djakarta. Intesnsitas pemukiman juga semakin ramai ke timur
Jembatan Semanggi di Pantjoran dan Tjawang maupun ke arah barat di Slipi dan
Grogol.
Peta 1985

Kota satelit Kabajoran juga lambat
laun menjadi perumahan yang juga bergengsi yang tidak kalah-kalah amat jika
dibandingkan dengan perumahan Menteng. Namun perbedaannya, perumahan di kota
satelit Kebajoran lebih heterogen karena memang sejak awal dirancang untuk
perumahan dengan berbagai tipe. Rumah-rumah berbagai tipe di kota sateli
Kebajoran ini sesuai dengan rencana semula pada Master Plan Kota Satelit
Kebajoran di kelompokkan ke dalam blok-blok yang terpisah. Sebagaimana yang
terlihat dalam Master Plan dengan apa yang dapat dilihat sekarang, jumlah
blok-blok rumah itu sebanyak 19 blok (A sampai S). Blok-M adalah pusat kota
dimana ditetapkan adanya pasar besar, sekolah, kantor pemerintah (terutama PU),
markas polisi, terminal dan tentu saja kantor pengelola perumahan kota sateli
Kebajoran (CSW). Kota satelit Kebajoran ini lambat laun dikenal sebagai Kebajoran
Baroe, sementara ibukota distrik Kebajoran yang dulu berada di sisi barat
sungai Grogol disebut sebagai Kebajoran Lama. Peta 1985

Pada masa ini blok-blok perumahan
tersebut berada di lingkungan perumahan Kebayoran Baru, yakni:
Blok-A di sekitar jalan Panglima
Polim.
Blok-B di sekitar jalan Barito.
Blok-C di sekitar jalan Kyai Maja.
Blok-D di sekitar jalan Gandaria.
Blok-E di sekitar taman Pakubuwono .
Blok-F di sekitar jalan Sisingamangaraja.
Blok-G di sekitar jalan Hang Lekir.
Blok-H di sekitar jalan Asia Afrika.
Blok-I di sekitar jalan Senopati
Blok-J di sekitar taman Mpu Sendok
Blok-K di sekitar jalan Trunojoyo.
Blok-L di sekitar jalan Wijaya
Blok-M di sekitar pertemuan
jalan Panglima Polim dan jalan Sisingamangaraja
Blok-N di sekitar jalan Melawai
Blok-O di sekitar jalan Prapanca.
Blok-P di sekitar jalan Darmawangsa.
Blok-Q di sekitar jalan Kertanegara.
Blok-R di sekitar jalan Erlangga.
Blok-S di sekitar jalan Wolter
Monginsidi.
Itulah sejarah panjang
secara singkat asal-usul Kota Satelit Kebajoran yang kini lebih dikenal sebagai
Kebayoran Baru yang berpusat di sekitar Blok-M yang dari dulu hingga kini
sangat terkenal. Anda ingin menulis sejarah baru Kebayoran Baru, jangan lupa
menyertakan sejarah lama Kebayoran Lama. Kata kuncinya: Kampong Kebajoran,
Distrik Kebajoran, CSW, Kota Satelit, Blok-M serta Jembatan Bandjir Kanaal.

*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan
sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber
primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap
penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel
saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah
pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk
lebih menekankan saja.


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top