Sejarah

Sejarah Jakarta (55): Daftar Nama Jalan di Jakarta Tempo Dulu; Nama Jalan, Lapangan dan Taman Diubah Pada Era NKRI, 1950




false
IN




























































































































































false
IN




























































































































































false
IN




























































































































































false
IN



























































































































































Setelah sekian lama diumumkan kembali nama jalan
yang baru dan pergeseran nama jalan (lihat Java-bode: nieuws, handels- en
advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 27-11-1954). Nama jalan baru tersebut
adalah Djalan Hadji A. Salim untuk menggantikan Djalan Geredja Theresia. Sedangkan
nama jalan  Geredja Theresia digeser
menempati nama jalan Djalan Sunda. Sedangkan nama Djalan Sunda sendiri
menempati jalan yang baru dibangun, yaitu jalan yang menghubungkan Djalan
Thamrin dengan Djalan Hadji Agus Salim.

Analisis Nama Jalan dan Nama
Pahlawan

Pada
awal pergantian nama jalan di Djakarta pada tahun 1950 belum ada nama tokoh
Indonesia yang ditabalkan sebagai pahlawan nasional. Sebab penetapan nama
Pahlawan Nasional baru dimulai tahun 1956. Sedangkan penetapan hari Pahlawan
pada tanggal 10 November baru dilakukan pada tahun 1958.
Sementara itu dalam penetapan nama jalan di
Djakarta yang dimulai tahun 1950 sudah ditabalkan nama-nama pahlawan sebagai
nama jalan. Tiga diantara yang pertama ditabalkan nama pahlawan menjadi nama jalan
adalah Diponegoro, Imam Bondjol dan Teuku Umar. Tiga nama pahlawan ini
menempati tiga jalan strategis pada saat itu. Lantas mengapa tidak ada di
tempat strategis itu nama-nama pahlawan seperti Sisingamangaradja, Pattimura,
Sultan Badarudin, Antasari, Ngurah Rai dan Sultan Hasanuddin.
Penabalan
nama jalan tidak linier dengan penetapan nama Pahlawan Nasional. Nama pahlawan pertama
yang ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional baru dimulai tahun 1956. Nama-nama yang
pertama antara lain adalah Abdul Muis dan Ki Hadjar Dewantara. Hari pahlwan
sendiri, meski hari pahlawan sudah diperingati pada tanggal 10 November 1946 di
Jogjakarta, tetapi penetapan Hari Pahlawan baru dilakukan 13 tahun kemudian
pada tahun 1959 (Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959).
Lantas mengapa penabalan nama jalan dengan
penetapan Pahlawan Nasional tidak linier? Itu boleh jadi karena penabalan nama
jalan adalah urusan Pemerintah Kota sedangkan penetapan Pahlawan Nasional
adalah urusan Pemerintah Pusat. Pada era Pemerintahan Soekarno nama-nama pahlawan
yang ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional tidak/belum banyak, antara lain:  1959 Abdul Muis, Ki Hadjar Dewantara, Suryopranoto;
 1960 Mohammad Husni Thamrin; 1961 Agus
Salim, Ahamd Dahlan, Ernest Douwes Dekker, Cokroaminoto, Sam Ratulangi, Samanhudi,
Sisingamangaraja XII, Soetomo; 1962 Ferdinand Lumbantobing, Gatot Subroto, Sukarjo
Wiryopranoto; 1963 Juanda Kartawijaya, Saharjo, Albertus Sugiyapranata, Tan
Malaka, Zainul Arifin Pohan; 1964 Cipto Mangunkusumo, Cut Nyak Dhien, Fakhruddin,
Kartini, Mas Mansyur, Cut Nyak Meutia, Muwardi, Pakubuwono VI, Soedirman,
Soerjo, Urip Sumoharjo dan Wahid Hasyim.
Yang
menyisakan pertanyaan adalah penabalan nama tiga pahlawan sebagai nama jalan
pada tahun 1950, sementara nama Diponegoro, Imam Bondjol dan Teuku Umar baru ditetapkan
sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1973. Pertanyaan lainnya, mengapa nama
Pahlawan Nasional ada yang tidak ditabalkan sebagai nama jalan.
Pertanyaan-pertanyaan ini masih dapat dilanjutkan mengapa ada pahlawan yang
lebih heroik tidak ditetapkan sebagai Panhlawan Nasional pada tahun-tahun awal.
Tampaknya semua itu tergantung selera, selera orang yang terlibat dalam (proses
politik) penetapan, apakah penetapan nama jalan atau penetapan Pahlawan
Nasional. Oleh karena itu sejarah terkesan kacau.
Para pahlawan (tempo doeloe) berjuang atas
inisiatifnya sendiri apakah untuk melawan kehadiran penjajah, membebaskan
bangsanya dari penindasan dan ketidakadilan penjajah atau berjuang untuk
cita-cita bangsa, Namun untuk dijadikan nama jalan atau ditetapkan sebagai
Pahlawan Nasional ternyata harus diperjuangkan sendiri baik oleh ahli warisnya
atau pihak yang simpati pada perjuangannya.   
Lantas
apakah hingga ini hari ada nama jalan di Jakarta untuk sekelas Soekarno, Amir
Sjarifoeddin, Mohamad Hatta, Soeharto, Abdul Haris Nasution? Makin kacau lagi,
bukan?

Daftar Nama Jalan Tempo
Dulu

Berikut
adalah nama-nama jalan tempo dulu di Jakarta. Sebagian diantaranya diubah
namanya, sebagian yang lain namanya tetap dipertahankan. Tentu saja ada nama
jalan baru dengan penabalan nama jalan. Dalam daftar ini juga ada nama jalan
yang hilang (jalannya ditutup). Kita mulai dari yang sudah disebut di atas.
Oranje
Boulevard-Djalan Diponegoro
Nassau
Boulevard-Djalan Imam Bondjol
Van
Heutzboulevard-Djalan Teuku Umar
Burgemeester
Bisschopplein-Taman Surapati.
Molenvliet
West-Djalan Gadjah Mada
Molenvhet
Oost-Djalan Hajam Wuruk
Nieuwe
weg van Gambir Selatan-Djalan MH Thamrin
Drukkerijweg-Djalan
Percetakan Negara
Landhuisweg-Djalan
Tambak.
Koningin
Emmalaan- Djalan Slamat Rijadi
Generaal
Staallaan-Djalan Djenderal Oerip Soemohardjo
Wilhelminapark-Taman
Widjaja Kusuma
Mampangweg-Djalan
Teuku Tjiditiro
Schoolweg-Djalan
Dokter Sutomo
Sipayersweg-Djalan
Dokter Wahidin
Rijswrjkstraat-Djalan
Modjopahit
Nieuwe
Vliegveldlaan-Djalan Angkasa
Eyckmanlaan-Djalan
Kimia
Boxlaan-Djalan
Borobudur
Bontiusweg-Djalan
Mendut
Sunset
Boulevard-Djalan Djawa
Stoviaweg-Djalan
Kwini
Duracusweg-Djalan
Prambanan
Van
Heutszplein-Taman Tjut Mutiah
Wilhelminalaan-Djalan
Waringin
Julianalaan-Djalan
Kembodja
Villalaan-Djalan
Tjendana
Regentesselaan-Djalan
Rasamala
JP
Coenweg-Djalan Sultan Agung
Dambrinkweg-Djalan
Merak
Logeplantsoen-Taman
Sunda Kelapa
Van
Breenweg-Djalan Krakatau
Theresiakerkweg-Djalan
Geredja Theresia
Scottweg-Djalan
Budi Kemuliaan
Noordwijk-Djalan
Nusantara
Rijswijk-Djalan
Scgara
Willemslaan-Djalan
Perwira
Postweg-Djalan
Pos
Postweg
Noord-Djalan Pos Utara
Vrijmetselaarsweg-Djalan
Budi Utomo
Kramatlaan-Djalan
Mutiara
Nieuwe
Laan-Djalan Djambrut
Rasamalaweg-Djalan
Mahoni
Nieuw
Guineaweg-Djalan Irian
Djambrut
I-Djalan Permata I
Djambrut
II-Djalan Permata II
Djambrut
III-Djalan Permata III
Djambrut
IV-Djalan Permata IV
Laan Holle-Djalan
Sabang
Thomasweg-Djalan
Tanah Abang Lima
Laan de
Bruyn-kops-Djalan Tanah Abang Empat
Laan de
Riemer-Djalan Tanah Abang Tiga
Laan
Trivelli-Djalan Tanah Abang Dua
Kerkhofiaan-Djalan
Tanah Abang Satu
Citadelweg-Djalan
Segara Satu
Koningsplein
Noord-binnen- Djalan Segara Dua
Secretaritweg-Djalan
Segara Tiga
Poolweg-Djalan
Segara Empat
Waterlooplein-Lapangan
Banteng
Defensielijn
v/d Bosch-Djalan Bungur Besar
Laan
Wieehert-Djalan Sofil
Zuiderw«g-Djalan
Mustiks
Siuisweg-Djalan
Tambak
Kemajoranweg-Djalan
Garuda
Marinelaan-Djalan
Elang
Laan
Halkema-Djalan Kakatua
Laan
Kadiman-Djalan Kasturi
Laan
Cornelius-Djalan Merpati
Struwer
Gang I-Djalan Bangau I
Struwer
Gang II-Djalan Bangau II
Struwer
Gang III-Djalan Bangau III
Struwer
Gang IV-Djalan Bangau IV
Struwer
Gang V-Djalan Bangau V
Eyckmanlaan-Djalan
Kimia
Eyckmanpark-Taman
Kimia
Bontiusweg-Djalan
Mendut
Kelingit
Gang-Djalan Kalasan
Hanweg-Djalan
Sembodja
Han Soei
Liong Gang II-Gang Balikpapan II
Han
Soei Liong Gang III-Gang Balikpapan III
Han
Soei Liong Gang IV-Gang Balikpapan IV
Han
Soei Liong Gang V-Gang Balikpapan V
Horning
Gang I-Gang Klintji I
Horning
Gang II-Gang Klintji II
Horning
Gang III-Gang Klintji III
Horning
Gang IV-Gang Klintji IV
Sluisbrugplein-ditutup
Harmonieplein
–ditutup
Matramanweg-Djalan
Raja Matraman
Berenlaan-Djalan
Kesatrian
Kazerneweg-Djalan
Kesatrian I
Balikelor-Djalan
Kesatrian II
Koningin
Wilhelminalaan-Djalan Slamat Rijadi I
Prinses
Julianalaan-Djalan Slamat Rijadi II
Oranjeplein-Taman
Slamat Rijadi
Niogweg-Djalan
Slamat Rijadi III
Hoopkade-Djalan
Slamat Rijadi I
Generaal
Staalplein-Lapangan Djenderal Oerip Soemohardjo
Kakatuaweg
(Djatinegara)-Djalan Pujuh
Bangoweg
(Djatinegara)-Djalan Tjerutjük
Steenbrekersweg-Medan
Merdeka Selatan Dalam
Roomsche
Kerkweg- Djalan Geredja Room
Waterlooplein
Noord-Djalan Lapangan Banteng Utara
Waterlooplein
Oost-Djalan Lapangan Banteng Timur
Waterlooplein
West-Djalan Lapangan Banteng Barat
Waterlooplein
Zuid-Djalan Lapangan Banleng Sclatan
Paleisplein-ditutup
Senenweg-Djalan
Raja Senen
Mendjanganweg-Djalan
Kwini I
Nieuweweg-Djalan
Kwini II
Hospitaalweg-Djalan
Dokter Abdulrachman Saleh
Setjangweg-Djalan
Dokter Abdulrachman Saleh I
Hospitaalweg
Binnen-Djalan Dokter Abdulrachman Saleh II
Struwer
Buntu Gang-Gang Bangau Buntu
Pegangoaan
Timur, Djalan Borobudur tot de spoorweg-Djalan Penataran
Landhuisweg-Djalan
Tambak Simpang
Matraman
Plantsoen-Taman Matraman
Ijsfabrieklaan-Djalan
Talang
Van det
Houtlaan-Djalan Bonang
Promptweg-Djalan
Sibajak
Heveaweg-Djalan
Dempo
Rivierlaan-Djalan
Tjilosari
Stillelaan-Djalan
Tjiliman
Alataslaan-Djalan
Tjimandiri
Vioslaan-Djalan
Tjisedanc
Viosplein
Zuid-Djalan Tjidurian
Viosplein
Noord-Djalan Tjiasem
Viosplantsoenweg-Djalan
Tjitanduj
Dierentuinlaan-Djalan
Kebon Binatang I
Zwembadweg-Djalan
Kebun Binatang II
Gang
Holle Dierentuin-Djalan Kebun Binatang III
Tjikinilaan-Djalan
Kebun Binatang IV
Spoorweglaan-Djalan
Lengkeng
Spoorweglaan
ketjil-Djalan Serikaja
Oude
Tamarindelaan-Djalan Asam Lama
Nieuwe
Tamarindelaan-Djalan Asam Baru
Engelse
Kerkweg-Djalan Geredja Inggeris
Strulswijkstraat-Djalan
Tengah Salemba
Generaal
van Daalenweg-Djalan Siliwangi
Van
Dijkstraweg-Djalan Siliwangi Satu
Van
Rietschotenweg-Djalan Siliwangi Dua
Kroesenplein-Djalan
Siliwangi Tiga

Gerth. v. Wijk-Djalan Siliwangi Empat

Tunggu
daftar lengkapnya

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang
warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor
(1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai
dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya
memiliki hobi berkebun di seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar
dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau
waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli
sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi
dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan
pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top