melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini
Di Jakarta ada namanya kawasan Gunung Sahari (di
sebelah timur Pasar Baru). Satu yang menarik pada masa ini, tidak ada yang menulis
sejarah Gunung Sahari secara lengkap (dari awal sampai akhir). Hanya ditulis
sepotong-sepotong dari sejarah panjang Gunung Sahari. Padahal tidak ada sejarah
di Jakarta yang bersifat misteri (sulit diketahui). Semua tempat di Jakarta
saling terhubung satu sama lain.
![]() |
Peta 1624 dan Peta 1665 |
Sesungguhnya
tidak sejengkal pun tanah di Jakarta tanpa memiliki sejarah. Semuanya memiliki
sejarahnya sendiri-sendiri namun tidak berdiri sendiri. Antara satu tempat
dengan tempat lainnya di Jakarta satu sama lain memiliki keterkaitan dalam
proses yang panjang. Oleh karena itu, menulis sejarah suatu tempat di Jakarta
tidak bisa melihat keseluruhan tanpa memperhatikan relasinya dengan yang lain. Dalam
hubungan ini, jika tidak memperhatikan relasi tersebut maka yang terjadi adalah
gagal paham (tidak memberi kontribusi dalam pengetahuan). Analisis relasi dalam
merekonstruksi sejarah suatu tempat (dalam hal
ini di Jakarta) menjadi sangat penting. Satu hal yang terpenting dalam
menarik relasi tersebut haruslah didukung data sejarah yang valid. Pemahaman terhadap
tipologi (scientific) tempat serupa dapat memperkuat pemahaman (seperti
tipologi Tangerang dan Bekasi). Dalam penulis sejarah suatu tempat kita tidak
bisa secara gegabah menggunakan pendekatan toponimi (yang cenderung bersifat
art).
(bukan Senen dan juga bukan Kemajoran). Kedekatan sejarah Gunung Sahari, selain
Pasar Baru aalah Mangga Dua dan Ancol. Tiga area ini harus dilihat secara
simultan dalam memahami sejarah Gunung Sahari. Yang di masa lalu ketiga tempat
ini secara alamiah terhubung dengan eksistensi sungai Ciliwung. Dengan
pendekatan metodologis ini dimungkinkan untuk merekonstruksi sejarah Gunung
Sahari. Untuk menambah pengetahuan kita, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.
utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat
kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*. Foo udara 1943
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.