Sejarah

Sejarah Jakarta (87): Sejarah Rawamangun, Antara Rawasari – Rawabangke; Lapangan Golf Pertama di Indonesia, RS Persahabatan




false
IN



























































































































































*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Wilayah Rawamangun tempoe doeloe tidaklah seluas
Rawamangun yang sekarang. Wilayah Rawamangun tempo doeloe bahkan berbatasan
dengan wilayah Rawasari di sebelah utara dan wilayah Rawabangke di sebelah
selatan. Jauh sebelumnya wilayah ini dikenal, terdapat tiga rawa dimana kemudian
terbentuk kampong Rawasari, kampong Rawabangke dan kampong Rawamangoen.

Bataviaasch nieuwsblad, 01-03-1937

Kelurahan
Rawamangun termasuk wilayah kecamatan Pulo Gadung, wilayah Jakarta Timur.
Kecamatan Pulo Gadung sendiri terdiri dari: Cipinang, Jati, Jatinegara Kaum, Kayu Putih,
Pisangan Timur, Pulo Gadung dan Rawamangun. Rawamangun terkenal terkenal karena
di Rawamangun terdapat lapangan golf lama dan rumah sakit lama. Lapangan golf Rawamangun
dibangun dan diresmikan tahun 1937 (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 01-03-1937), sementara rumah sakit Persahabatan di
Rawamangun di bangun dan diresmikan tahun 1963. Tentu saja di Rawamangun juga
terdapat pusat perbelanjaan modern yang terbilang pertama yang disebut Arion. Secara
geografis, kelurahan Rawamangun berbatasan dengan kelurahan Kayu Putih di
sebelah utara, kelurahan Jati dan kelurahan Cipinang di sebelah timur, kelurahan
Pisangan Lama di sebelah selatan dan kelurahan Utan Kayu di sebelah barat.

Lantas apa pentingnya sejarah Rawamangun? Nah,
itu dia. Sepintas terkesan tidak penting, tetapi paling tidak Rawamangun masih
meninggal situs lama yang masih eksis hingga ini hari, yakni lapangan golf
pertama di Indonesia yang dibangun dan diresmikan tahun 1937. Yang lebih
penting dari itu, mengenal sejarah Rawamangun akan lebih mengenal sejarah
Jakarta keseluruhan. Sejaraj Jakarta tidak hanya seputar Monas. Untuk menambah
pengetahuan, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.  

Peta 1890

Sumber
utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat
kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.

Kampong Rawamangoen: Antara Rawabangke dan Rawasari

Bayangkan di jaman kuno, dimana kira-kira berada
Rawamangun yang sekarang. Rawaamngun sudah pasti rawa besar, karena itu kampong
yang didirikan dekat rawa itu disebut kampong Rawamangoen. Secara teoritis, dalam
hal ini, nama rawa lebih dahulu disebut Rawamangoen baru kemudian muncul nama
kampong yang disebut kampong Rawamangoen. Lantas dimana posisi GPS kampong
Rawamangoen tersebut?

Peta 1724

Setelah
tahun 1687 didirikan benteng Fort Padjadjaran (lokasi benteng tempo doeloe itu pada
masa ini tepat berada di Istana Bogor yang sekarang), Dengan adanya benteng di
pedalaman, VOC/Belanda mulai merintis jalan (jalur) perdagangan ke hulu sungai
Tjiiwong (sungai Jacatra), hulu sungai Tjilengsi (sungai Bekassi) dan hulu
sungai Tjisadane (sungai Tangerang). Tiga jalan (jalur) kuno ini kemudian ditingkatkan
menjadi dua jalur perdagangan utama menuju kota (stad) Batavia. Jalur utama ini
adalah; Jalan sisi timur sungai Tjiliwong dan sungai Tjipinang melalui Bidara
Tjina (Meester Cornelis), Matraman, Salemba dan Kramat; Jalan sisi barat sungai
Tjiliwong melalui Depok, Tanjung Barat, Kalibata, Menteng dan Tjikini.

Peta Lahan (Peta 1774)

Dalam
perkembangannya, satu jalur utama dikembangkan lagi yakni jalan antara sungai Tjipinang
dan sungai Tjisoenter. Jalur utama baru ini dari Tjitrap dan Tjibaroesa melalui
Tjilengsi via Kranggan, Makassar, Pondok Kelapa terus ke Pulo Gadoeng.
Sebelumnya sudah dibentuk kanal oleh VOC/Belanda dari Stad Batavia ke Pulo
Gadoeng melalui benteng Jacatra (jalan Jayakarta yang sekarang) dan
Soenter/Kemajoran. Kanal ini menggantikan jalur sebelumnya dari Pulo Gadoeng ke
laut/pantai di Tjilintjing melalui sungai Tjakoeng, sungai Toegoe (sungai
Tjilintjing) dan sungai Soenter. Kanal ini diidentifikasi sebagai Kanal Soenter/

Peta 1824

Sehubungan
dengan pengembangan lahan-lahan pertanian (land tanah partikelir), di sepanjang
dua jalan utama (jalan primer) di sisi timur sungai Tjiliwong (ruas jalan Salemba
dan Meester Cornelis; dan ruas jalan ruas jalan Pondok Kelapa dan Pulo Gadoeng)
lalu dibenttuk jalan baru (jalur sekunder/jalan arteri) ke arah timur dari
Meester Cornelis via Pondok Kelapa (interchange di Klender) terus ke Bekasi
(Pekajon/Tjikoenir). Sehubungan dengan terbentuknya perkampongan eks pasukan
pribumi pendukung militer VOC (kampong Jawa, kampong Makassar dan kampong
Ambon) maka terbentuk jalan baru (jalur tersier/jalan kampong) dari land Struis
(kampung UI yang sekarang) melalui Salemba Tengah menuju kampong Jawa
(Rawasari), kampong Makassar dan kampong Ambon terus ke Pulo Gadoeng. Diantara
dua jalan primer, satu jalan sekunder dan satu jalan tersier ini terdapat area
yang luas yang banyak rawa-rawa. Di salah satu sisi area rawa-rawa inilah
kemudian terbentuk kampong Rawamangoen.

Peta 1840

Pada
era Pemerintah Hindia Belanda (sejak 1800) Kanal Soenter mulai ditinggalkan
sebagai jalur transportasi air karena kurang terawat dan diabaikan) lalu muncul
kanal baru dari Weltevreden (Senen) ke kanal Soenter terus ke stad Batavia (di
barat). Untuk menghubungkan wilayah Senen (Weltevreden) dengan Pulo Gadoeng
lalu dibuat jalan rintisan hingga Tjempaka Poetih (kini jalan Suprapto) dan
kemudian diperluas hingga ke Pulo Gadoeng (kini jalan Perintis Kemerdekaan). Di
sisi selatan jalan rintisan pada ruas Tjempaka Poetih dan Pulo Gadoeng inilah diidentifikasi
nama kampong Rawamangoen (sekitar Kayu Putih yang sekarang).

Peta 1890

Kanal
baru menuju Weltevreden (Senen) ini adalah terusan kanal kuno (kanal lama dari
bendungan Katoelampa hingga land Tandjong Oost). Untuk mendukung aliran kanal
terusan ini sungai Tjisoenter dan sungai Tjipinang di daerah hulu disodet dan
dialirkan ke kanal lama (untuk mendukung kanal baru/kanal terusan). Kanal
terusan ini dari Tandjong Oost (kini Pasar Rebo) melalaui Tjililitan, Bidara
Tjina, Meester Cornelis, Matraman dan Salemba serta Kramat hingga Senen. Untuk
mendukung kanal terusan ini menuju kanal Soenter sungai Tjiliwong di Kwitang
disodet melalui jalan Kwitang yang sekarang. Area rawa-rawa di sisi timur kanal
terusan ini sebagian mulai mengering terutama di area Rawabangke, Pisangan dan Oetan
Kayu. Kanal ini tidak hanya berfungsi untuk aliran air bersih dari hulu tetapi
berfungsi menjadi fungsi drainase. Inilah yang menyebabkan area wilayah
Rawabangke dan Rawamangoen semakin mengecil. Area Rawamangoen yang dulu
sangat luas semakin menyusut karena wilayah-wilayah kering karena drainase
telah terbentuk area baru tempat hunian baru (yang tidak lagi masuk
wilayah/area Rawamangoen (seperti area Tjipinang di sisi utara jalan sekunder
dan area Solitude/Palmeriam di sisi tiur kanal terusan).

Dengan semakin ramainya dari Senen ke Pulo Gadoeng melalui kampong
Rawamangoen, celakanya dimana terdapat kampong Rawamangoen telah dibentuk (diidentifikasi
sebagai) area dengan nama Kayu Putih. Sementara sisa area Rawamangoen tetap disebut
Rawamangoen. Nama kampong Rawamangoen lambat laun lenyap dan yang muncul ke
permukaan adalah naman area/kawasan Rawamangoen. Sisa area/kawasan Rawamangoen
yang tempo doeloe sangat luas hanya (tinggal) sebatas kelurahan Rawamangoen
yang sekarang.
    
Nama kampong Rawamangoen sudah lama hilang. Yang
ada adalah nama area yang juga disebut dengan Rawamangoen. Area Rawamangoen
tampaknya masih terus akan menyusut. Ini dimulai dengan memgembangkan kanal
baru dengan membuat saluran baru dari kanal terusan di sekitar Matraman. Kanal
baru ini dialirkan ke arah utara di Oetan Kajoe dan kemudian dibelokkan ke arah
barat melalui Rawa Sari (lalu kanal ini masuk lagi ke kanal Soenter). Kanal
baru berfungsi sebagai irigasi dan juga berfungsi sebagai drainase. Dampaknya
sebagian rawa di area Rawa Mangoen di sekitar Oetan Kajoe dan area Rawa Sari
mengering sehingga dikapitalisasi sebagai lahan pertanian baru. Lalu terbentuk
kampong Oetan Kajoe.

Sejak
dibukanya pertanian oleh orang-orang Belanda di sekitar kampong Oetan Kajoe
lalu dibangun jalan dari (kampong) Salemba Tengah yang menjadi cabang jalan
menuju Rawa Sari. Jalan baru ini dari Salemba Tengah ke arah timur melalui
Pasar Genjing yang sekarang hingga (hanya sampai) ke kampong Oetan Kajoe. Lalu
area sekitar kampong Oetan Kajoe ini diidentifikasi sebagai area.kawasan Oetan
Kajoe (pemekaran dari area Rawa Mangoen). Catatan: jalan by pass (jalan DI Panjaitan/jalan
Ahmad Yani yang sekarang belum terbentuk.
Seperti dapat di lihat pada Peta 1890 di atas
hanya ada dua jalan akses ke area Rawa Mangoen yakni melalui jalan Rawasari dan
kampong Makassae di sisi utara dan melalui jalan Oetan Kajoe di sisi selatan.
Namun dalam perkembangannya yang menjadi akses utama ke area Rawa Mangoen
adalah melalui Oetan Kajoe dari Struisrijk (Salemba, UI yang sekarang). Sejauh ini
area Rawa Mangoen masih terpencil (karena jalan akses hanya sampai Oetan
Kajoe).

Lapangan Golf Rawamangoen dan Rumah Sakit Persahabatan

Area Rawamangoen adalah wilayah
perkampongan.Wilayahnya yang basah dan berawa menyebabkan area Rawamengoen
tidak menjadi urban tetapi wilayah rural yang cukup dengan kota (urban). Tidak
banyak peristiwa penting atau situs besar ditemukan di area Rawamangoen.
Sebagai kawasan pedesaan yang dekat dengan urban, perkampongan di area
Rawamangoen justtru kerap menjadi sasaran perampokan. Area Rawamangoen boleh
dikatakan, satu-satunya akses melalui Salemba dan Oetan Kajoe (jalan raya hanya
sampai di Oetan Kajoe).

Kanal Rawamangoen (Peta 1903)

Satu
situs penting yang dapat dicatat pada awal perkembangan area Rawamangoen adalah
pembangunan kanal untuk pengembangan dan pencetakan sawah baru. Kanal ini juga
dengan sendirinya menjadi fungsi drainase. Kanal ini dengan menyodet kanal lama
(Buitenzorg-Weltevreden) di sekitar gang Solitude (sekitar Pal Meriam yang
sekarang). Ruas pertama kanal area Rawamangoen ini ke arah timur (Pisangan),
lalu dibelokkan ke arah utara (sekitar lapangan golf yang sekarang) dan
kemudian dibelokkan lagi ke arah timur (yang kelak disambungkan dengan sungai
Soenter di sekitar Djatinegara lalu ke Poelo Gadoeng).

Pada tahun 1937 area Rawamangoen mulai terkenal
sehubungan dengan selesainya lapangan golf modern (yang pertama). Lapangan golf
ini sangat luas dan memiliki banyak hole. Lapangan golf ini menjadi semacam
rest area yang cukup dekat dari kota (yang sangat sibuk bau dan berdebu). Akses
menuju lapangan golf ini tetap menggunakan jalur lama dari Salemba Tengah dan
Oetan Kajoe).
Permainan
golf sudah sejak lama dilaksanakan di Batavia (bahkan lebih dulu dari sepak
bola). Pada tahun 1911 klub gol Batavia BGC menyelenggarakan kejuaraan golf dengan
mengundang tim Semarang dan Soerabaja (lihat
Het nieuws van den
dag voor Nederlandsch-Indie, 18-04-1911). BGC terus melakukan konsolidasi
organisasi seiring dengan perkembangan permainan golf dengan peminat yang terus
meningkat. Dukungan dari para ekspatriat dari Eropa, Amerika dan Jepang mulai
memikirkan lapangan golf yang refresentatif. Lapangan golf di Manggarai sudah tidak
optimal (terlalu sempit).
Dalam rapat tahunan
Batavia Golf Club tahun 1927 muncul ide pembangunan lapangan yang baru
(Bataviaasch nieuwsblad, 18-02-1927). Dengan adanya gagasan baru ini maka di
Batavia, lapangan golf akan pindah untuk yang ketiga. Lapangan golf pertama
(1872) berada di Koningsplein (sekitar Lapangan Monas yang sekarang). Oleh
karena lapangan yang kala itu masih ukuran kecil lalu dipindahkan ke Manggarai
sehubungan dengan pembangunan perumahan (elit) Menteng dan reposisi rel kereta
penghubung utara-selatan dari lintasan di Tjikini ke lintasan yang baru di Manggarai
(1918).
Lapangan golf Rawamangun (Now)

Dimana lapangan golf yang baru akan dibangun,
pilihannnya jatuh di area Rawamangoen, suatu area yang masih hijau dan lahan
yang cukup luas. Kandidat area ini sangat sesuai karena sudah ada jalan akses
melalui Salemba, yang tidak jauh dari kota (Batavia dan Weltevreden). Lapangan
golf ini kemudian dibangun tepat berada di utara kanal Rawamangoen. Adanya
kanal ini dengan sendiri area lapangan golf akan terhindar dari kemungkinan
bahaya banjir.   

Golf sendiri saat itu
adalah permainan yang mana disukai oleh orang kaya dan pejabat. Lapangan golf
kerap dijadikan sebagai ruang luas nan indah untuk suatu pertemuan tidak hanya
sesama Belanda tetapi juga orang Belanda dan orang asing. Lapangan golf menjadi
area dan arena internasional. Ini juga terlihat pada awaktu peresmian lapangan
golf yang baru di Rawamangoen 11-03-1937 tidak hanya hadir perwakilan resmi
(konsulat) dari Inggris, Amerika Serikat dan Jepang juga dihadiri oleh pegiat
golf dari berbagai kota termasuk dari Buitenzorg.
Provinciale Geldersche en Nijmeegsche courant, 11-03-1937:
‘Batavia Golf Club kemarin di clubhouse baru dalam operasi, yang terletak di
lantai dasar klub, di Rawah Mangoen di belakang stasiun Kramat. Dalam upacara
ini antara lain hadir perwakilan resmi dari Inggris, Amerika Serikat dan
Jepang. Selain itu hadir Walikota Voorneman, Residen Batavia dan pihak yang
berkepentingan dari Bandoeng, Buitenzorg dan Palembang. Lapangan baru ini
merupakan lapangan indah terdiri 18 lubang golf, yang dibangun dibawah
kepemimpinan Mr T. Simpson, Direktur Firma Simpson & Co’.
Tunggu deskripsi lengkapnya

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top