melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini
Seperti
kata pepatah ‘tidak ada yang muncul sendirian secara tiba-tiba, semua terhubung
satu sama lain;. Dalam memahami sejarah suatu tempat, pepatah ini sangat
berguna. Nama Soekaboemi ternyata hanya ada di tiga tempat, tiga tempat bernama
Soekaboemi ini ternyata terhubung satu sama lain: Soeracarta, Batavia dan
Goenoeng Parang (Tjiandjoer). Ini ibarat nama Batavia di Hindia dan nama
Batavia di Eropa/Belanda. Relasi dapat diuji dengan data.
![]() |
Kampong dan Rawa Soekaboemi (Peta 1824) |
Pada masa ini Si Pitung disebut
lahir di kampung Pengumben dekat Rawa Belong. Namun pada era kolonial Belanda,
[Si] Pitoeng disebutkan tinggal di kampong Soekaboemi. Tiga nama tempat ini
berada di Land Soekaboemi. Land ini pernah dimiliki oleh Andries Christoffel
Johannes de Wilde. Akses menuju land ini dari jalan pos Westernweg
(Batavia-Buitenzorg) di pal tujuh (area Land Pal Merah). Saat itu, Land
Soekaboemi termasuk remote area, tidak termasuk wilayah Batavia tetapi masuk
wilayah Meester Cornelis. Land Soekaboemi terbilang sangat jauh dari kota
Meester Cornelis (kini Jatinegara).
tempo doeloe, pasukan pribumi pendukung militer VOC/Belanda ditempatkan di berbagai
titik di seputar Batavia, termasuk di suatu area di barat daya Batavia. Di area
barat daya tersebut kemudian terbentuk sejumlah perkampongan, salah satu
diantaranya kampong Soekaboemi. Pasukan pribumi tersebut diduga kuat berasal
dari kasmpong Soekaboemi di Soeracarta. Pada awal era Pemerintah Hindia
Belanda, area di kampong Soekaboemi ini dikapitalisasi dengan membentuk tanah
partikelir (land) yang disebut Land Soekabomi. Pada era Pendudukan Inggris
dibentuk dua land baru di luar Residentie Batavia yakni di Tjipoetri dan di Goenoeng
Parang. Pemilik pertama dua land ini adalah Andries Christoffel Johannes de
Wilde. Tanah partikelir di Goenoeng Parang kemudian disebut Land Soekaboemi
(yang menjadi cikal bakal Kota Sukabumi yang sekarang). Bagaimana itu bisa
terhubung? Untuk menambah pengetahuan, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.
digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman,
foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding),
karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari
sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan
lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru
yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain
disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*
Soekaboemi Berada di Barat Daya Kampong Tanah Abang dan Kampong Pedjompongan
*Akhir
Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok
sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan
Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti
di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi
berkebun di seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau.
Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu
senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah),
tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis
Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang
dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.