*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jambi dalam blog ini Klik Disini
Perbedaan waktu adalah unit analisis dalam
penyelidikan sejarah. Namun satuan unit analisis waktu ini harus dibedakan
dalam skala (interval waktu) ukuran tahun, windu, decade, paruh/abad dan
era/zaman. Semakin jauh di masa lampau, ukuran waktu yang digunakan dalam
analisis harus ukuran makro, sebaliknya semakin dekat ke masa kini ukuran waktu
yang digunakan, bahkan kalua bisa dalam satuan unit waktu tahun/an. Dalam hal ini
kita ingin memahami sejarah Jambi dari sudut kurun waktu abad yang sinonim
dengan era/zaman, yakni era Portugiis/VOC(Belanda) yang dibedakan dengan era
modern (Pemerintah Hindia Belanda).

Dalam
penyelidikan sejarah, para penulis narasi sejarah hendaknya bisa menggunakan
satu waktu sejarah secara baik dan benar. Kita tidak bisa menggabungkan ukuran
waktua abad den tahun dalam satu fikus analisis. Harus dibedakan secara tegas.
Secara teknis tidak terlalu dibutuhkan penanggalan yang tepat (dd/mm/yy) pada
analisis sejarah dengan ukuran abad (era/zaman kuno), tetapi itu menjadi
penting dalam analisis penulisan sejarah yang lebih modern (sejak era
Pemerintah Hindia Belanda). Hal ini semata-mata karena faktor ketersediaan data.
Sumber data sejarah zaman kuno antara lain teks yang langka (prasasti dan
bentuk medium lain seperti kulit kayu/lempengan meta;), sketsa/peta dan dan sumber
tertulis lainnya. Ini berbeda dengan era Portugis dan VOC/Belanda (yang
dianggap awal narasi sejarah modern) yang sudah tersedia dokumen dalam berbagai
jenis dan bentuk teks apakah surat kabar. Jurnal, buku-buku dan jenis dokuman
lain seperti plakaat. Oleh karena itu dalam narasi sejarah Jambi, juga wilayah
lainnya, ada baiknya dibedakan antara era Portugis/VOC dengan era Hindia
Belanda. Era sebelum Portugis/VOC dikategorikan sendiri sebagai era zaman kuno,
dan setelah era Hindia Belanda dalam kategoro era Republik Indonesia.
Lantas bagaimana sejarah era Portugis dan
VOC/Belanda di Jambi? Seperti yang disebut di atas, wilayah Jambi adalah satu bagian dari
sejarah Nusantara dan sejarah Indonesia, Pada artikel ini focus pada era
Portugis dan VOC/Belanda. Pada artikel berikut focus pada era Hindia Belanda. Lalu bagaimana sejarah era
Portugis dan VOC/Belanda di Jambi?. Seperti
kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan
imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang
digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Era Portugis dan VOC/Belanda di Jambi: Simpul Sejarah Zaman Kuno Nusantara dan Sejarah Modern Indonesia
Nama Jambi sudah lama ada lihat antara lain teks
Negarakertagama 1365. Nama Jambi cukup jelas disebut pada era Portugis (lihat
antara lain Mendes Pinto, 1537). Pata-peta Portugis juga mengidentifikasi nama
Jambi di pulau Sumatra di lokasi Kota Jambi yang sekarang. Nama Jambi menjadi
lebih jelas pada era Belanda/VOC.

Ada masa yang lama antara kehadiran orang (pelaut/pedagang) Inggris dengan
kehadiran orang (pelaut/pedagang) Belanda. Pada tahun 1511 pelaut-pelaut
Portugis menaklukkan kota Malaka, menyingkirkan Raja Malaka dan menduduki kota
dengan membangun benteng baru. Pada tahun ini juga pelaut-pelaut Portugis sudah
mencapai Maluku melalui pantai timur Sumatra di tenggara, pantai utara Jawa,
perairan pulau-pulau Nusa Tenggara hingga ke Amboina/Maluku. Beberapa utusan
Portugis pada awal kehadiran Portugis ini telah membuat laporan seperti Tome
Pires, Barbosa dan Mendes Pinto. Dalam laporan Mendes Pinto menyatakan:
Kerajaan Aru Batak Kingdom memiliki kekuatan sebanyak 15.000 pasukan, delapan
ribu orang Batak dan sisanya didatangkan dari Jambi, Indragiri, Minangkabau,
Broenai dan Luzon. Tidak ada keterangan yang lebih rinci bagaimana
pelaut/pedagang Portugis hingga di Jambi (daerah aliran sungai Batanghari).
Satiu yang pasti, setelah hampir satu abad Portugis di Nusantara, pada tahun
1605 pelaut Belanda mengusir Portugis dari Amboina, dan kemudian disusul mengusir
Portugis di Solor dan Koepang pada tahun 1613. Pada tahun 1619 Belanda dengan
bendera VOC merelokasi pos utama dari Amboina ke Jacarta dengan mendirikan
benteng Batavia. Dengan semakin menguatnya Belanda/VOC akhirnya menaklukkan pos
utama Portugis di Malaka pada tahun 1641. Tamat sudah Portugis di Nusantara.Peta 1695
Seperti peta-peta Portugis, dalam peta-peta Belanda/VOC juga
diidentifikasi nama Jambi di Sumatra. Sejak kapan pedagang VOC mencapai (kota)
Jambi tidak diketahui secara pasti. Di dalam Daghregister tahun 1663, pos
perdagangan VOC/Belanda di Jambi dipimpin oleh Evert Michiels. Lalu pada tahun
1686 diketahui salah satu kapal VOC diberinama Jambi (lihat Amsterdamse courant,
24-01-1686). Ini mengindikasikan bahwa pelaut/pedagang VOC sudah eksis di
Jambi.

Bagaimana pedagang/pelaut Belanda/VOC menjadikan Jambi sebagai salah satu
pos pedagangan di pantai timur Sumatra (selain Palembang) tidak diketahui
secara jelas. Namun diduga hal itu setelah penaklukkan Malaka oleh VOC pada
tahun 1641 yang menjadikan Jambi sebagai pos perdagangan baru. Posisi Jambi
berada di jalur navigasi pelayaran antara Batavia ke Malaka (dan sebalinya)
melalui Palembang di selat Bangka. Dalam ‘Hollandsche Mercurius behelsende het
gedenckweerdigste in Christenryck’ yang diterbitkan tahun 1665 menceritakan
perjalanan antara Djambi dan Djohor. Catatan: VOC menaklukan [pantai barat
Sumatra pada tahun 1665 yang dipimpin oleh Major Poleman. Peta benteng VOC/Belanda,
1707
Pada tahun 1707 VOC mulai membangun benteng di Jambi
sebagai komptoir/logi. Pembangunan logi biasanya mengindikasikan bahwa di Jambi
adalah salah satu pos perdagangan yang potensial yang boleh jadi sebelumnya
perdagangan di Jambi telah terhubung dengan Malaka dan Djohor serta Palembang.
Untuk mengefisiensikan perdagangan, VOC membukla pos perdagangan di Jambi.
Namun kapan bermula? Sulit diketahui, tetapi bisa jadi di sekitar tahun 1686
(indikasi ada nama kapal VOC diberinama Jambi). Pembangunan benteng tahun 1707
mempertegas kehadiran pedagang-pedagang VOC di Jambi.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Simpul Sejarah Zaman Kuno
Nusantara dan Sejarah Modern Indonesia: Navigasi Pelayaran Perdagangan dan Kerajaan Berkuasa
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.