Sejarah

Sejarah Jambi (51): Wilayah Perbatasan Antara Riau – Jambi; Geomorfologi Sungai Indragiri dan Perairan Laut Pulau Berhala


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jambi dalam blog ini Klik Disini

Wilayah perbatasan nyaris tidak memiliki narasi
sejarah. Tidak dianggap penting. Namun sejarah suatu wilayah adakalnya justru
dimulai di wilayah perbatasan. Wilayh provinsi Jambi kini berbatasan dengan beberapa
provinsi: Sumatra Selatan; Riau; Kepulauan Riau; Bangka Belitung, Sumatra Barat
dan Bengkulu. Namun yang menjadi perhatian dalam hal ini adalah perbatasan
Jambi dengan Riau (sebelum pemekaran terbentuknya Kepulauan Riau).


Pada
awal abad ke-16, Tome Pires, mencatat kota-kota di pesisir timur Sumatra antara
Arcat (sekitar Aru dan Rokan) hingga Jambi sebagai pelabuhan dagang yang
dikuasai Minangkabau. Di wilayah tersebut, para pedagang Minangkabau mendirikan
kampung-kampung perdagangan di sepanjang Sungai Siak, Kampar, Rokan, dan
Indragiri. Pada masa pra-kolonial beberapa kerajaan otonom di Riau. Kerajaan terawal,
Keritang, wilayah kekuasaan diperkirakan terletak di Keritang, Indragiri Hilir,
pernah taklukan Majapahit, Pada tahun 1815, di bawah Sultan Ibrahim, ibu kota
kerajaan dipindahkan ke Rengat, yang kini menjadi ibu kota Kabupaten Indragiri
Hulu. Pada masa inilah Belanda mulai campur tangan dengan urusan internal
Indragiri, termasuk dengan mengangkat seorang Sultan Muda yang berkedudukan di
Peranap. Sultan Siak bersama para tetua adat di afdeling Bengkalis pada 1888.
Siak menyerahkan Bengkalis kepada Belanda pada tahun 1873. Kesultanan Siak Sri
Inderapura didirikan oleh Raja Kecil dari Pagaruyung pada tahun 1723. Siak
menaklukkan Rokan pada 1726 dan membangun pangkalan armada laut di Pulau
Bintan. Raja Kecil terpaksa melepaskan pengaruhnya untuk menyatukan
kepulauan-kepulauan di lepas pantai timur Sumatra di bawah bendera Siak,
meskipun antara tahun 1740 hingga 1745 ia bangkit kembali. Pada akhir abad
ke-18, Siak telah menjelma menjadi kekuatan di pesisir timur Sumatra. Pada
tahun 1761, Sultan Abdul Jalil Syah III mengikat perjanjian eksklusif dengan
Belanda. Tahun 1780, Siak menaklukkan daerah Langkat, termasuk wilayah Deli dan
Serdang. Di bawah ikatan perjanjian kerjasama mereka dengan VOC, pada tahun
1784 Siak membantu tentara Belanda menyerang dan menundukkan Selangor, dan
sebelumnya mereka telah bekerjasama memadamkan pemberontakan Raja Haji Fisabilillah
di Pulau Penyengat. Para sultan Siak saat itu terpaksa menyerah kepada kehendak
Belanda dan menandatangani perjanjian pada Juli 1873 yang menyerahkan Bengkalis
kepada Belanda, dan mulai saat itu, wilayah-wilayah yang sebelumnya menjadi
kekuasaan Siak satu demi satu berpindah tangan kepada Belanda. Pada masa yang
hampir bersamaan, Indragiri juga mulai dipengaruhi oleh Belanda, namun akhirnya
baru benar-benar berada di bawah kekuasaan Batavia pada tahun 1938. n-kerajaan
yang masih belum tunduk. Belanda menunjuk seorang residen di Tanjung Pinang
untuk mengawasi daerah-daerah pesisir, dan Belanda berhasil memakzulkan Sultan
Riau-Lingga, Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah pada Februari 1911
(Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah wilayah perbatasan antara
Riau dan Jambi
? Seperti yang disebut di atas, wilayah Jambi berbatasan dengan Riau baik
di daratan maupun di lautan.. Hal itulah mengapa wilayah perbatasan antara Riau
dan Jambi menjadi penting diperhatikan. Secara
geomorfologi perbatasan ini terhubungan dengan
sungai Indragiri dan perairan dimana pulau Berhala berada.
Lalu bagaimana sejarah wilayah perbatasan antara
Riau dan Jambi
? Seperti
kata ahli
sejarah
tempo doeloe,
semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.

Wilayah Perbatasan Antara Riau dan Jambi; Geomorfologi
Sungai Indragiri dan Perairan Terdapat Pulau Berhala

Sejarah perbatasan seiring dengan zamannya, sejak
era VOC (pada basis wilayah kerajaan-kerajaan) yang pada era Pemerintah Hindia
Belanda diratifikasi dengan berbagai penyesuaian dengan semakin melauas cabang-cabang
pemerintah yang dibentuk. Garis batas antara satu wilayah dengan wilayah
lainnya, pada era Pemerintah Hindia Belanda ditetapkan (berdasarkan aturan
hukum formal. beslit, ordonasi, staatblads) dengan melampirkan batas-batas deskriptif
atau peta. Seperti batas-batas wilayah (residentie) lainnya, batas-batas wilayah
Jambi juga memiliki dinamika sendiri. Untuk batas wilayah Jambi dengan wilayah
Riau dimulai pada saat pembentukan cabang pemerintahan di (kepulauan) Riau.


Hingga pendudukan Inggris (1811-1816) belum ada cabang pemerintahan di
Riau. Penempatan perjabat Pemerintah Hindia Belanda ditempatkan di Riau baru
dimulai pada tahun 1821 (lihat Bataviasche courant, 10-02-1821). Disebutkan
untuk Residen di Riau LC van Ranzow, inspektur pertmabangan timah di Jeboes
(kini Bangka barat). LC van Ranzow yang akan bertugas menjadi wakil Pemerintah
Hindia Belanda di Riau, merencanakan dan melaksanakan pemerintahan di Riau. Sebagaimana
diketahui sejak era VOC, pedagang-pedagang VOC sudah memiliki pos perdagangan
di kota Riau (nama awal Rhio, dari era Portugis). Berdasarkan Almanak 1827 di
Riau, perangkat pejabat pemerintahan semakin banyak, dimana Residen Ranzow
dibantu seorang sekretaris, kommier dan asisten kommies serta pakhuismeester
dan havenmeester. Pada tahun 1831 ditambahkan jabatan schout. Struktur pemerintahan
di Riau tidak banyak berubah hingga tahun 1863. Pada masa Residen Elisa Netscher
ini, wilayah residentie Riau diperluas ke pantai timur Sumatra dengan
menempatkan asisten Residen di Siak Indrapoera. Wilayah daratan Riau ini
meliputi hingga ke Deli di utara dan Indragiri di selatan. Pada tahun 1865
Controleur ditempatkan di Bengkalis, Asahan dan Deli. Sejak 1 Januari 1870 di
Residentie Riaou en Onderhoorigheden di Afdeeling Siak Indrapoera asisten
residen di Siak Indrapoera ditambahkan dua Controleus di Batoebara dan Laboehan
Batoe, sementara di kepulauan Riau dibentuk baru tujuh afdeeling: Lingga,
Karomoen, Batam, Noord Bintan, Zuid Bintan, Tandjoeng Pinang dan Poelaoe Toedjoeh
dengan jabatan Asisten Residen di Lingga.

Dalam perkembangannya, Riau daratan dimekarkan
menjadi satu residentie baru dengan nama Residentie Sumatra’s Ooskust dimana
Residen berkedudukan di Bengkalis (di Siak Indrapoera tetap dijabat seorang
Asisten Residen). Pada tahun 1879 ibu Residen di Bengkalis relokasi dengan
kedudukan di Medan. Berdasarkan Peta 1883 didientifikasi sebagian wilayah Riau
daratan dimasukkan ke dalam wilayah Residentie Riaou en Onderhoorigheden yaitu
dengan batas di selatan sungai Kampar (hingga dio Goenoeng Seilan di sungai
Kampar Kiri) dan di selatan sungai Indragiri (di utara sungai Batang Toengkal
hingga di Telok Kajoepoetih di sungai Batanghari). Batas wilayah (kesultanan
Jambi) di pantai timur Sumatra antara sungai Batang Tungkal di utara dan sungai
Sambilan di selatan. Batas afdeeling Lingga di perairan laut tidak
diidentifikasi. Batas di pedalaman Residentie Padangsce Benelanden dan Residentie
Padangsche Bovenlanden, dimana wilayah Kerintji tidak termasuk.


Hingga sejauh ini batas-batas wilayah (kesultanan) Jambi yang terbilang
masih independent dalam pemerintahan, ditentukan dari pembentukan cabang
pemerintahan Hindia Belanda di sisi luar 
yang menjadi residentie: Palembang, Padangsche Benelanden, Padangsche
Bovelanden dan Riaou en en Onderhoorigheden serta Bangka en Belitoeng. 
Pada Peta 1877 hilir kota Jambi dimasukkan ke wilayah Residentei
Palembang.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Geomorfologi Sungai Indragiri dan Perairan Terdapat
Pulau Berhala: Batas-Batas Wilayah Adminitrasi antara Riau dan Jambi sejak Era
Hindia Belanda hingga Era RI

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top