Sejarah

Sejarah Kalimantan (82): Sejarah Chinatown (Pecinan) Pulau Kalimantan; Singkawang, Pontianak, Banjarmasin dan Samarinda




false
IN


























































































































































 

*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Barat di blog ini Klik Disini

Pecinan
(Chinatown) adalah bagian kota dimana komunitas Tionghoa berada. Pecinan
terdapat di banyak tempat bahkan di Eropa dan Amerika Serikat. Di Indonesia
terdapat beberapa pecinan terkenal seperti di Jawa dan Sumatra. Tentu saja
pecinan ditemukan di beberapa kota di pulau Kalimantan. Pecinan di Kalimantan
bahkan sudah tergolong tua seperti di Singkawang, Pontianak dan Banjarmasin.

Pecinan pertama di Indonesia sesungguhnya
berada di Jakarta, Sudah terbentuk sejak awal VOC ketika Jakarta masih bernama
Batavia. Pecinan di Batavia terbilang yang padat populasinya. Meski di Sambas
terbilang populasi orang Cina sangat banyak, namun pecinan kedua terbesar
terdapat di Tangerang dan Semarang dan kemudian disusul di Soerabaja. Oleh
karena Singkawang pada era VOC masih kota kecil, maka populasu orang Cina di
Sambas hanya relatif sedikit jumlahnya yang bermukim di Singkawang. Pada era
Pemerintah Hindia Belanda pecinan semakin banyak di Jawa dan juga muncul di
Sumatra seperti di Padang dan Medan. Sejaman dengan ini berkembang pecinan di
Penang dan Singapoera sehubungan dengan semakin meningkatkatnya intensitas
perdagangan di semenanjung Malaya.

Bagaimana
sejarah pecinan di Kalimantan? Salah satu yang terkenal adalah pecinan di Singkawang.
Bagaimana bisa? Singkawang termasuk kota kuno yang begitu dekat dengan
Tiongkok. Seperti kata
ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Tentu
saja menarik untuk memahami sejarah pecinan di Pontioanak, Banjarmasin dan
Samarinda. U
ntuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pecinan Singkawang

Tunggu
deskripsi lengkapnya

Pecinan di Kota Lainnya di
Kalimantan

Tunggu
deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top