PSMS Medan adalah
sebuah heritage Kota Medan di bidang sepak bola. Nama PSMS harus dipandang
sebagai milik publik Kota Medan. Sebab nama PSMS adalah hasil gotong royong
dari semua stakeholder sepak bola di Kota Medan sejak tempo dulu. PSMS sebagai
warisan sejarah sepak bola Kota Medan dimaklumkan sejak 07-07-07 (Tanggal
tujuh, Bulan Juli, Tahun Seribu Sembilan Ratus Tujuh). Sebagai heritage, nama
PSMS tidak bisa diperjualbelikan. Nama PSMS melekat erat pada nama Kota Medan.
Sebaliknya, peraturan teknis dan administratif sepak bola telah banyak berubah
seiring dengan perubahan zaman. Khusus untuk PSMS, dari sepak bola amatir (komuniti) ke sepak bola
profesional (industri).
![]() |
Logo ‘baru’ PSMS Medan, 07-07-1907 |
Beberapa hari terakhir
ini di Kota Medan muncul perdebatan (sebut saja kontroversi) soal logo PSMS.
Logo PSMS ini seakan diperebutkan dua nama perusahaan, yakni: perusahaan yang
mengelola klub PSMS sebelumnya dan perusahaan yang mengelola klub PSMS yang
sekarang. Perusahaan sebelumnya mengklaim telah mematenkan logo PSMS, sementara
perusahaan yang sekarang mengambil jalan hanya sekadar meneruskan logo yang
sudah ada. Di sinilah yang menjadi pangkal perkara.
ketika era telah berubah, dari era ketidakpastian (zaman old) menjadi era kepastian
(zaman now). Pada zaman now semua hal (misalnya copy right) harus teregister. Itu
satu hal. Hal lainnya adalah persoalan tentang materi (content) apa yang harus
diregister? Materi ini terkait soal kepemilikan. Oleh kareanya, logo PSMS memang
harusnya teregister. Namun siapa yang berhak meregister nama PSMS?
ini, idem dito secara potensial akan muncul pada klub-klub legendaris lainnya di
Indonesia. Klub-klub legendaris Indonesia (PSMS, Persija, Persib, Persebaya,
PSIS, PSM dan lainnya) adalah klub-klub yang telah bertransformasi melewati
berbagai era. Klub-klub legendaris sangat unik, berbeda dengan klub-klub
lainnya. Nama-nama klub legendaris adalah warisan sejarah sepak bola di
masing-masing kota yang bersangkutan. Klub-klub legenfaris dimaklumkan siapa (PT
apa saja) boleh mengelolanya, tetapi tidak untuk memperjualbelikan nama. Nama
klub adalah heritage. Ini ibarat soal siapa yang berhak meregister lemang,
rendang, tortor, gordang sambilan dan sebagainya. Formulasinya seperti apa. Oleh
karenanya ini hal yang versifat umum, bukan kasus hanya Kota Medan. Kasus ini
bersifat universal. Hanya saja permasalahannya dimulai dari Kota Medan dan baru
muncul sekarang. Catatan: kisruh serupa ini sesungguhnya tidak terkait dengan
pemain, pelatih dan suporter. Jadi tidak perlu terpengaruh. Ini murni soal
operator, antara satu perusahaan dengan perusahaan lainya. Regulasi baru (yang
diikuti PSMS) menuntut PSMS harus dikelola oleh perusahaan. Permasalahan adalah
soal bagaimana perusahaan baru menyikapi tuntutan dari perusahaan sebelumnya
dan bagaimana perusahaan pengelola yang sekarang mampu mencari solusi terbaik.
.
diklarifikasi. Sudah barang tentu diperlukan jawaban yang komprehensif, yakni suatu
deskripsi yang disertai oleh bukti (empiris). Sebab pada zaman now, semua hal
harus ada dasarnya (fakta), logis (masuk akal) dan kredibel (dapat
dipertanggungjawabkan). Oleh kareanya, pada zaman now ini, era kepastian, nama,
logo dan julukan PSMS harus disikapi dengan hati-hati. Tidak boleh lagi
sembarangan menciptakan dan mengklaim, tetapi sudah waktunya harus dipikirkan
secara cermat. Mari kita luruskan dengan mengungkapkan fakta sejarah yang
sebenarnya. Ini menjadi penting, karena diperlukan dalam penetapan dan
penyusunan legal formal (perusahaan apa pun yang menjadi pengelolanya).
hingga sampai era digital ini. Semua informasi masa lampau dapat diakses secara
digital. Ada tiga surat kabar yang dapat memberikan gambaran awal tentang sepak
bola di Medan yakni Sumatra Courant (1865-1900), SumatraPost (1898-1942) dan Het nieuwsblad voor Sumatra (1947-1957). Menariknya, surat-surat kabar tersebut
melaporkan secara detail apa saja yang perlu diberitakan (boleh jadi saat itu berbagai
kejadian masih terbatas dan belum sekompleks sekarang). Dari sinilah kita bisa
menyusun kembali (fakta) sejarah sepak bola di Medan. Oleh karenanya, secara
perlahan-lahan informasi yang beredar sekarang yang tidak jelas sumbernya dapat
dieliminasi menuju sejarah sepak bola Medan yang lebih kredibel. Pada masa ini
banyak sejarah sepak bola Medan tidak berdasar, demikian juga sejarah sepak
bola di kota-kota lain. Sekali lagi: inilah waktunya kita bersih-bersih diri.
PSMS: OMVB (1949), PERSEDELI (1941) dan DVB (1907)
mencolok adalah nama dan tahun. Nama menunjukkan nama klub (PSMS) dan tahun
mengindikasikan kapan lahirnya (1950). Nama dan tahun ini tidak kompak. Nama
PSMS sudah ada sebelum tahun 1950. Jadi agak ‘sikit’ janggal dilihat.
![]() |
Tim Sepak Bola Van Nie Medan (1915) |
Medan sekitarnya (VBMO) kali pertama muncul pada bulan Oktober 1949. Hal itu
muncul karena realitas saat itu sangat sulit merealisasikan. OSVB, perserikatan
sepak bola (Residentie) Sumatra Timur. OSVB sendiri mulai diaktifkan pada bulan
September 1948. OSVB vakum cukup lama karena pendudukan Jepang. OSVB yang dibentuk
tahun 1915. Sejak pendudukan Jepang, aktivitas sepak bola yang secara dominan
diselenggarakan oleh orang-orang Eropa/Belanda berhenti. Lalu baru muncul tahun
1948 setelah Belanda kembali. Foto Tim Sepak Bola Van Nie Medan (De revue der sporten jrg 8, 1915, no
17, 06-01-1915)
yang berada dibawah federasi VUVSI. Pada tahun 1948 nama federasi lama (NIVU)
diubah dengan nama baru yakni Voetbal Unie in de Verenigde Staten van
Indonesie, disingkat VUVSI. Untuk menyikapi situasi dan kondisi yang baru federeasi
baru juga diterjemahkan sebagai Ikatan Sepakraga Negara Indonesia Serikat
(ISNIS). Oleh karenanya Voetbal Bond Medan en Omstreken (VBMO) diterjemahkan
sebagai Persatoean Sepakraga Medan dan Sekililingnja yang disingkat PSMS.
menyelenggarakan kongres di Semarang. Salah satu keputusan dalam kongres ini
adalah membentuk federasi baru yakni Perstaoean Sepak Bola Seloeroeh Indonesia
disingkat PSSI. Disebutkan bahwa kebetulan singkatannya sama dengan federasi
yang lama, Persatoean Sepak Raga Seleoeroeh Indonesia. Kepetusan lainnya dari
kongres Semarang untuk memulai kmpetisi pada tahun berikutnya (1951). Oleh
karenanya, pada tahun 1950 VUVSI/ISNIS masih eksis dan PSSI baru muncul. Dengan
kata lain saat itu ada dua federasi: VUVSI/ISNIS dan PSSI baru. Ini mirip pada
kisruh PSSI beberapa tahun yang lalu yang mana muncul KPSI sebagai tandingan PSSI.
VBMO/PSMS sendiri berafiliasi dengan VUVSI/ISNIS. Perserikatan yang berafiliasi
dengan PSSI di Medan tentu saja belum berwujud. Dalam kongres Semarang sendiri,
Medan tidak/belum terwakili.
Sesungguhnya tidak pernah ada pembentukan PSMS yang baru. Yang terjadi adalah situasi
transisi, suatu situasi dimana kepengurusan VBMO/PSMS untuk kali pertama ketua
perserikatan sepak bola Medan dijabat oleh orang pribumiu Dalam kongres
VBMO/PSMS pada Januari 1950 Madja Purba secara aklamasi dipilih sebagai ketua
VBMO/PSMS. Namun semasa era kepengurusan Madja Purba ini kegiatan sepak bola di
Medan kurang kondusif, selain Madja Purba sangat sibuk dalam proses transisi
NST ke NKRI, para gibol orang-orang Belanda juga tengah menjalani proses pemulangan
(ke Belanda).
![]() |
Het nieuwsblad voor Sumatra, 06-04-1950 |
Pada tanggal 5 April di Medan telah terjadi pertandingan
persahabatan untuk pelepasan kepulangan Belanda. Ketua VBMO/PSMS Madja Purba
dan Maj. General Sholten yang giat mengaktifikan sepakbola di Medan selama
perang saling bertkar bingkasan selepas pertandingan antara tim militer Belanda
vs tim VBMO/PSMS (lihat Het nieuwsblad voor Sumatra, 06-04-1950).
Melihat kondisi kegiatan sepak bola di Medan yang
tidak berjalan normal, Gubernur Abdul Hakim lalu meminta para stakeholder sepak
bola di Medan (baca: PSMS) memilih pemimpinnya.
terbentuk NKRI di Sumatra Timur, gubernur Sumatra Utara secara definitif
diangkat Abdul Hakim Harahap pada tahun 1951. Setelah setahun menjabat, pada
awal tahun 1952 Abdul Hakim Harahap meminta stakeholder sepak bola di Medan
memilih pemimpinnya. Ketua terpilih adalah Amir Hamzah, kepala polisi Medan dan
sekitarnya. Permintaan Abdul Hakim ini dapat dimaklumi, era Belanda sudah
berakhir, era NKRI baru dimulai. Madja Purba seakan berada di fase transisi
antara kepengurusan yang lama VBMO/PSMS (Indonesia/Belanda) dan kepengurusan
yang baru PSMS saja (Indonesia). Oleh karena itu, di Medan, PSMS tidak pernah
berubah yang berubah adalah situasi dan kondisinya (fase transisi). Dengan kata
lain, PSMS sudah eksis sebelum tahun 1950.
(sebagaimana terdapat dalam logo PSMS yang sekarang). Ini bermula tahun 1955.
PSMS melakukan perayaan kelahiran. Perayaan ini disebut
lustrum (ulang tahun kelima). Perayaan ini cukup meriah karena dimeriahkan
dengansebuah turnamen kecil dengan mengundang tim Persidja dan kesebelasan
(nasional) dari Burma. Perayaaan ini diadakan bulan Agustus. Namun, meski
disebut lustrum atau lahir tahun 1950 tetapi tidak ditemukan informasi kapan
tanggal dan bulan lahir PSMS. Sebagaimana diklaim sekarang bahwa PSMS lahir
tanggal 21 April 1950 apa yang menjadi rujukan tidak jelas: Pertama, peralihan
kepungurusan Belanda ke pribumi terjadi tanggal 27 Januari 1950. Ini sehubungan
dengan masa transisi Belanda ke Indonesia. Kedua, pada tanggal sekitar 21 April
1950 tidak ada kejadian khusus yang dapat dikaitkan dengan (kelahiran) sepak
bola di Medan kecuali tim VBMO/PSMS berangkat ke Jawa untuk mengikuti kejuaraan
antar kota yang dislenggarakan oleh VUVSI/ISNIS. Pada sekitar tanggal ini
dilakukan suatu turnamen kecil yang dikaitkan dengan penyelenggaraan Kongres
Rakyat, suatu kongres yang dimaksudkan bahwa di Sumatra Timur hanya ada satu bentuk
pemerintahan (NKRI) dan NST harus dibubarkan. Tidak sinkronnya antara
kejadian-kejadian tahun 1950 dan perayaan lustrum bulan Agustus 1950 dari sudut
pandang masa ini menimbulkan spekulasi.
emosional sebab situasi telah berubah dari era colonial Belanda ke era RI. Ini
juga yang terjadi pada kongres Semarang, bahwa disebut telah lahir PSSI yang
baru. Akan tetapi kenyataanya, pada masa ini PSSI tetap disebut lahir pada
tahun 1930. Lantas bagaimana dengan PSMS Medan? PSMS tetap mengklaim lahir
tahun 1950 (21 April).
secara alamiah tidak lahir pada tahun 1950 (bayi). PSMS pada tahun 1950 sudah
cukup dewasa. Disebut dewasa karena perserikatan sepak bola di Medan sudah
secara bulat disepakati pada tahun 1907 oleh semua stakeholder membentuk perserikatan
dan menyelenggarakan kompetisi secara regular. Tahun inilah seharusnya (secara
alamiah) dapat disebut tahun lahir PSMS yang sekarang. Hal ini sudah berlaku
dalam kasus PSSI, meski muncul ide PSSI baru tahun 1950 tetapi kenyataannya
PSSI tetap diklaim lahir tahun 1930. Hal ini karena secara alamiah PSSI sudah
lahir tahun 1930.
1907, sesungguhnya tidak ada yang berubah dengan federasi sepak bola di Medan
hingga tahun 1950 bahkan hingga ini hari. Federasi sepak bola di Medan sejak
1907 tetap eksis hingga pada masa ini. Secara esensial tidak ada yang berubah,
yang berubah hanyalah formatnya. Federasi sepak bola di Medan yang disebut Deli
Voetbal Bond (disingkat DVB) yang disepakati tanggal 7 Juli 1907 dalam
perkembangannya diintegrasikan sehubungan dengan pembentukan federasi sepak
bola yang lebih luas (seluas Sumatra Timur) tahun 1915. Permintaan OSVB untuk
menginegrasikan DVB dapat disetujui oleh pengurus DVB. Artinya, DVB dengan
sendirinya akan menjadi bagian dari OSVB. Lantas bagaimana dengan DVB?
Klub-klub yang sebelumnya tergabung dalam DVB tidak semua memenuhi syarat dalam
kompetisi OSVB. Klub-klub yang tidak memenuhi syarat ini tetap eksis dan
menjalankan kegiatan klubnya. Pada tahun 1923 Radjamin Nasution menyatukan
klub-klub DVB yang tidak tertampung yang notabene hampir semuanya adalah
klub-klub pribumi untuk menyelenggarakan kompetisi sendiri. Federasinya tidak mengacu
pada OSVB (Sumatra Timur) tetapi tetap menggunakan nama federasi setempat (DVB).
Klub-klub yang berkompetisi di OSVB tidak hanya klub-klub Belanda juga
klub-klub pribumi. Dengan demikian, DVB sejatinya tetap eksis sejak tahun
pembentukannya pada tahun 1907.
tahun 1941 muncul kisruh di tubuh OSVB. Klub-klub pribumi melancarkan protes
karena tidak pernah orang pribumi menjadi (ketua) pengurus OSVB padahal
kualitas klub pribumi tidak kalah dengan klub Belanda dan bahkan jumlah klub
pribumi di Medan yang berkompetisi di OSVB justru lebih banyak dari jumlah klub
Belanda. GB Joshua Batubara pimpinan klub Sahata keluar dari OSVB (yang juga
diikuti oleh klub MSV dan UVV). Untuk mengakomodir kompetisi lalu dibentuk
federasi sepak bola pribumi di Medan dengan nama Persatoean Sepakraga Seloeroeh
Deli (PERSEDELI) yang diketuai oleh Dr. Pirngadi. Klub-klub yang tergabung
dalam kompetisi PERSEDELI ini adalah klub-klub eks OSVB yang berhomebase di
Medan dan klub-klub yang selama ini berkompetisi di DVB. Dengan demikian di
Medan muncul dua federasi yakni OSVB dan PERSEDELI. Bagi pemerintah dua
federasi itu tidak dipermasalahkan (idem ditto pada masa ini PSSI vs KPSI).
Jepang (1942). Selama pendudukan Jepang kegiatan sepak bola di Medan khususunya
dan di Sumatra Timur umumnya mati suri (vakum). OSVB vakum, PERSEDELI juga
vakum. Setelah berakhir pendudukan Jepang lalu disusul Kemerdekaan RI. Pada awal
era kemerdekaaan ini, kegiatan sepak bola belum bergairah, klub-klub masih
tidur, lalu muncul kemudian NICA/Belanda (di belakang pasukan/militer Sekutu
yang dipimpin Inggris untuk melucuti militer Jepang dan membebaskan interniran
Belanda). Saat kehadiran kembali Belanda ini mulai hidup kembali kegiatan sepak
bola. Beberapa kesebelasan militer dibentuk, klub-klub lama bermetamorfosis.
Hanya klub Sahata pimpinan GB Joshua yang tetap dengan nama lama yakni Sahata.
Klub-klub yang bermetamorfosis dan klub-klub yang baru dibentuk antara lain
Juliana (Belanda), Black and White (Tionghoa), Medan Poestra (pribumi).
Klub-klub yang berwana-warni ini (militer Belanda, warga Belanda, warga
Tionghoa, warga Arab dan penduduk pribumi) kemudian disatukan sehubungan dengan
diaktifkannya kembali OSVB. Namun OSVB tidak bias eksis karena situasi perang.
Akibatnya, OSVB (berskala luas se Sumatra Timur) tidak relevan lalu muncul
federasi yang lebih kecil di Medan karena situasi dan kondisi yang lebih
kondusif. Federasi ini disebut OMVB. Klub-klub yang tergabung dalam OMVB ini
seakan kembali kembali ke khittah DVB tahun 1907. Disebut demikian, karena OMVB
adalah Medan dan sekitarnya dan DVB juga adalah Medan dan sekitarnya. Klub-klub
yang tergabung baik dalam OMVB/PSMS dab DVB adalah klub-klub campuran (Belanda,
Tionghoa dan pribumi). Oleh karenanya OMVB memiliki garis continuum dari DVB.
Federasi sepak bola di Medan dan sekitarnya tidak pernah putus, yang terputus
adalah federasi sepak bola Sumatra Timur (OSVB).
![]() |
Logo ‘baru’ PSMS Medan, 07-07-1907 |
Pada
akhirnya federasi sepak bola di Medan berujung pada OMVB/PSMS yang selanjutnya
(karena perubahan situasi politik) hanya disebut PSMS saja. Garis continuum DVB
ke OMVB/PSMS kurang lebih sama antara lain dengan kasus di Makassar dan
Surabaya. Di Makassar MVB yang lahir tahun 1915 menjadi MVB/PSM lalu PSM saja;
di Surabaya SVB yang lahir tahun 1909 kemudian SVB/PSS menjadi Persibaja. Dalam
hal ini PSM konsisten merujuk pada kelahiran MVB, sementara meski SVB/PSS yang
menjadi Persibaja tetapi tahun kelahirannya mengacu pada SIV (kasus kelahiran
Persebaya tidak konsisten perlu revisi). Lalu bagaimana dengan PSMS yang
mengacu pada tahun 1950, tetapi dasar rujukannya tidak jelas. Padahal rujukan
PSMS yang jelas dan valid adalah merujuk pada tahun kelahiran DVB tahun 1907.
DVB dibentuk di Medan tanggal 7 Juli 1907. Seharusnya tanggal cantik inilah (07-07-07)
hari kelahiran PSMS Medan (bukan 21 April 1950). Jika tanggal ini yang
dijadikan tanggal kelahiran PSMS maka nama klub di Indonesia pada masa ini yang
tertua adalah PSMS. Ini akan sinkron dengan kenyataan bahwa sepak bola pertama
di Indonesia kali pertama diselenggarakan di Kota Medan (pada tahun 1893).
dalam logo PSMS yang diperebutkan sekarang sesungguhnya keliru. Tidak pantas
dan tidak ada bukti PSMS lahir tahun 1950. Perusahaan yang mendesain logo PSMS
mengklaim logo yang digunakan oleh perusahaan pengelola PSMS yang sekarang
tidak berhak. Memang tidak berhak jika logo itu sudah deregister oleh
perusahaan sebelumnya. Namun yang menjadi persoalan adalah apakah perusahaan
sebelumnya memiliki hak mematenkan nama dan tahun kelahiran PSMS. Jelas tidak
berhak, karena nama PSMS adalah heritage (milik publik). Jalan tengahnya adalah
perusahaan pengelola PSMS yang sekarang
memfasilitasi pemerintah Kota Medan untuk memformulasikan penetapan logo
baru PSMS. Namun jangan sampai salah mendesain logo. Karena tahun kelahiran PSMS bukan tahun
1950, tetapi tahun 1907. Dan juga pendiri PSMS bukan enam klub (sebagaimana
selama ini diasosiasikan dengan enam helai daun).
bola di Medan saat ini, sudah waktunya PSMS Medan bersih-bersih diri, merapikan
logo, menulis ulang sejarahnya. Penulisan ulang sejarah PSMS bukan untuk
mengganti sejarah tetapi menarasikan kembali sejarahnya sesuai dengan (fakta)
yang sebenarnya. Bahan-bahan sejarah PSMS begitu terang benderang. Bahan-bahan
itu memang baru terbuka pada masa ini. Namun itu tidak terlambat sama sekali
untuk menulis sejarah yang sebenarnya. Sejarah bias ditulis ulang, yang tidak
dibolehkan adalah mengganti sejarah dengan rujukan yang tidak jelas (tidak
valid). Tulislah sejarah PSMS sesuai aslinya. Sejarah bukan sebuah cerita,
cerita yang diceritakan terus menerus yang tidak diketahui darimana rujukannya. Sejarah
adalah narasi fakta. Mulailah dari fakta awal pembentukan perserikatan sepak
bola di Medan berikut ini:
![]() |
De Sumatra post, 08-07-1907 |
De Sumatra post, 08-07-1907: ‘Semalam di ruang serbaguna Hotel De Boer
telah diadakan pertemuan para pengelola olahraga dan memutuskan untuk
mendirikan sebuah liga sepak bola (voetbal competitive), dibagi menjadi dua
kelas, untuk klub-klub yang ada Sumatra’s Oostkust. Pertandingan akan
berlangsung di Esplanade sebagai tempat yang ditentukan. Aturan berikut diatur
sebagai berikut: Setiap pertandingan, pemenang mendapat dua poin dan imbang
satu poin. Klub yang berpartisipasi tetapi tidak mengikuti aturan wasit dan
tidak bersedia bertanding diberi sanki kehilangan permainan (kalah) dengan 6-0.
Klub yang tidak datang tepat waktu, juga kehilangan permainan (kalah) 5-0.
Wasit memiliki hak, jika pemain bermain kasar, dikeluarkan dari permainan serta
pemain yang bersangkutan dilarang berpartisipasi selama kompetisi. Untuk dua
divisi kompetisi disediakan masing-masing piala. Jadwal pertandingan kompetisi
sebagai berikut (lihat gambar). Hasil-hasil pertandingan akan dipublikasikan di
koran secara teratur’.
Kinantan: Nama Klub di Medan Berdiri 1924
yang lebih formal, julukan PSMS lebih cair dan hanya bersifat informal. Logo
adalah identitas unik dan bersifat legal formal. Nama dan (desain) logo harus
selalu terjaga, karena nama dan logo diperlukan sebagai penanda (identitas
diri) untuk jangka waktu tertentu. Sementara julukan boleh lebih dari satu. Namun
demikian, penempatan julukan juga haruslah sesuai. Nama julukan memberi spirit
kepada pemain dan suporter. Nama julukan tidak dipermasalahkan berubah
sewaktu-waktu. Belakangan ini julukan tim kesebelasan PSMS disebut Ayam
Kinantan.
terlalu jelas. Saat ini memang terjadi, ada yang pro dan ada juga yang kontra.
Itu sah-sah saja. Yang menjadi persoalan adalah apakah nama julukan tersebut
sudah sesuai dengan karakter yang diusung oleh PSMS. Sisi ini yang diapungkan
oleh salah satu legenda pemain PSMS Medan, Tumsila.
![]() |
Nama-nama klub di Medan, 1924 |
Lantas mengapa muncul nama
julukan PSMS sebagai Ayam Kinantan. Bagaimana riwayatnya. Ini juga menjadi isu
baru (semacam perdebatan). Namun yang jelas penggunaan nama ayam Kinantan sudah
ada sejak dulu. Nama ayam Kinantan ini digunakan oleh salah satu klub yang
berada di bawah kompetisi perserikatan DVB pada tahun 1924 (lihat De Sumatra
post, 26-02-1924).
Voetbal Banod (DVB). Pada tahun 1915 muncul perserikatan yang lebih luas,
Sumatra Timur yang disebut OSVB. Meski demikian, DVB tetap masih bagian dari
OSVB. Di Medan, kompetisi regional Medan
masih terdapat klub-klub pribumi. Juara regional Medan akan diadu dengan juara
regional lain untuk menentukan juara OSVB. Namun dalam perkembangannya
klub-klub pribumi tidak memenuhi syarat untuk kempetisi OSVB. Pada tahun 1923
Radjamin Nasution menyatukan klub-klub pribumi (Inlandsch) dalam satu kompetisi
sendiri di dalam regional Medan (DVB). Ada delapan klub yang berpartisipasi
dalam Divisi-1 Inlandsch/DVB, namun pada akhir kompetisi Andalas dan Broer
dinonaktifkan.
sangatlah jarang digunakan pada era kolonial Belanda, bahkan boleh jadi tidak
pernah terpikirkan, Itu sejauh dari penggalian data yang bisa dilakukan saat
ini. Tampaknya nama julukan dalam sepak bola muncul kali pertama awal tahun
1950 ketika Indonesia mulai membentuk tim nasional (ke India). Dalam proses
seleksi pembentukan tim nasional ini tim Indonesia dibagi dua yakni Tim Harimau
dan Tim Banteng. Dua tim ini melakukan pertandingan dan dari pertandingan ini
diseleksi pemain yang mana yang bisa dinominasikan menjadi tim inti ke India.
Sejak inilah diduga muncul nama julukan untuk tim perserikatan dan kemudian berlanjut (pada klub) dalam era Liga Indonesia. Sebagaimana kita ketahui sekarang tim nasional Indonesia mengerucut julukannya
sebagai Tim Garuda.
Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang
digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan
peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena
saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber
primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi
karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang
disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan
kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.