Sebagaimana diketahui konsep kanal ini adalah bagian dari
perencanaan tata ruang kota. Oleh karena infrastruktur ini berada di dalam
kota, kegunaan untuk penduduk/warga kota, maka system pembiayaan harus terbatas
pada kota. Berbeda dengan pembangunan jalan/jembatan antara Solok dengan
Padang, karena infrastruktur daerah (gewest) maka pembiayaan harus dilihat dari
dua sisi: potensi ekonomi di Padang dan sekitarnya, potensi ekonomi di Solok dan
sekitarnya serta potensi pengembangan ekonomi daerah di antara dua kota. Oleh
karena itu, pembangunan kanal di dalam kota harus dibebankan pada pembiayaan
swa kelola, seperti halnya pembangunan jalan-jalan di tengah kota.
![]() |
Algemeen Handelsblad, 26-10-1907). |
Banjir besar terjadi di Kota Padang tahun
1907. Inilah awal munculnya perkara mengapa ide pembuatan kanal (kanaal) di Kota
Padang segera direalisasikan. Banjir yang terjadi pada tahun 1907 di Kota Padang
tepatnya tanggal 29 dan 29 September. Akibat banjir ini satu orang tewas dan
banyak ternak tenggelam. Kerugian ditaksir sebesar 2 ton emas (Algemeen
Handelsblad, 26-10-1907).
Sebagaimana diketahuii pada tahun 1906 Kota Padang sudah
ditingkatkan menjadi kota (gemeente) berdasarkan Staatsblad No.151 tahun 1906.
Peluang pembangunan bandjir-kanaal di Kota Padang sangat dimungkinkan mengingat
dewan kota (gemeenteraad) sudah mulai bekerja.
![]() |
Peta Padang, 1929 (sudah ada kanal) |
mulai direalisasikan (lihat M. Joustra, 1923). Pembangunan kanal ini diharapkan
agar air di waktu hujan lebat berada di bawah kampong-kampung
(pemukiman-pemukiman). Selama ini hujan lebat yang lama menjadi momok bagi
warga yang selalu air menggenangi tempat-tempat pemukiman penduduk.
‘…Di Pasar Gsdang pedagang inlandsen di dalam air tidak bisa menjaga
keseimbangan dan dia diseret oleh air yang mengalir kuat untuk di Pulau Ayer,
di mana untuk mengambil orang itu berhasil tiang lampu di samping rel kereta
api, sehingga kerusakan lebih lanjut dicegah. Diharapkan bahwa pekerjaan bandjir
kanaal yang mendesak dilanjutkan sehingga Padang setiap muncul hujan lebat
dapat terhindar dari banjir’.
ini karena kanal ini cukup lebar dan dasar kanal dengan permukaan tanah cukup
tinggi. Ini dimaksudkan agar terjadi sinkronisasi antara arus air dari Batang
Arau dengan air laut. Selama proses pembuatan kanal ini beberapa kali terjadi
banjir di Kota Padang. Beberapa kejadian banjir yang penting adalah banjir pada
tahun 1914 dan 1915.
Padang, 12 Mei 1914. Padang kemarin setelah hujan lebat tampak sebagian
terendam. Di kampong Cina dan sekitarnya, air lebih dari satu meter. Koneksi
rel Poeloe Ajer-Emmahaven rusak oleh bandjir. Layanan telepon harus terhenti. Banyak
pohon tumbang di dekat pemukiman. Kerusakan materil cukup besar.
![]() |
Awal pengoperasian banjir kanal Kota Padang, 1916 |
Namun ada dua kejadian yang tidak perlu terjadi. Pertama, konstruksi kanal di
area Djati yang tidak sesuai dengan potensi ketinggian arus air dengan tinggi
permukaan kanal yang saat terjadi arus air besar membuat tanggul jebol
mengakibatkan banjir (Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 13-07-1915).
Kedua, adanya luapan air kanal mengakibatkan banjir ke tempat pemukiman. Padahal
tidak ada angin tidak ada hujan. Hal ini terjadi karena pintu air kanal di
sungai Batang Arau jebol (Bataviaasch nieuwsblad, 23-10-1915). Peristiwa banjir
ini seakan ‘banjir kiriman’, hujan lebat di hulu yang mengakibatkan arus sungai
Batang Arau menerjang pintu kanal.
mengindikasikan bahwa banjir kanal yang sudah mulai rampung dibuat belum
efektif beroperasi. Perencanaan teknis kanal adalah satu hal, tetapi perilaku
alam yang muncul dalam perilaku arus air adalah hal yang lain. Dua peristiwa
itu seakan menguji desain dan konstruksi banjir kanal Kota Padang sebelum
benar-benar mampu efektif beroperasi.
pemerintah kota (gemeenteraad) untuk mewujudkan Kota Padang bebas banjir memang
perlu tetapi tidak cukup. Karena, kenyataannya, setelah adanya kanal, Kota
Padang masih terjadi banjir. Berikut adalah daftar banjir yang pernah terjadi
di Kota Padang.
Tanggal Kejadian Banjir di Kota Padang | ||
Tanggal |
Keterangan |
Sumber |
28-12-1915 |
Bandjir te Padang: Padang, 28 Desember. Terjadi bandjir besar di distrik komersial dan campongs sekitarnya di Padang sekitar 80 sentimeter air. Sekarang air sudah surut. |
Bataviaasch nieuwsblad, 28-12-1915 |
03-11-1923 |
Bandjir te Padang. Padang, 3 Nov. v. (Aneta) Oleh bandj di Cineesche Kamp berada di bawah air. Jembatan di atas bandjir kanaal telah rusak. |
Bataviaasch nieuwsblad, 03-11-1923 |
16-04-1926 |
Di Padang tanggal 16 April banjir. |
Tilburgsche courant, 17-04-1926 |
09-12-1926 |
Banjir. Padang, 9 (Aneta). Suatu bandjir di Batang Harau membanjiri bagian bawah Padang dan Ommelanden |
De Indische courant, 09-12-1926 |
30-06-1931 |
Banjir di Padang. Kerusakan itu ƒ110. 000.. |
De Telegraaf, 30-06-1931 |
07-09-1931 |
Suatu banjir di Padang. Aneta kita untuk Padang mentransmisikan sekarang ada banjir lagi. Di kampong Cina dan daerah-daerah rendah air adalah setengah meter tinggi. |
De Sumatra post, 07-09-1931 |
Serentetan te Padang. Padang hujan terus berlanjut. Di beberapa tempat bandjir. Pasaroesang beberapa rumah melayang; dari 11 orang yang hanyut masih belum diketahui. |
De Indische courant, 18-11-1938 | |
27-12-1938 |
Bandjir te Padang. Banjir berat muncul kemarin di dataran rendah bagian dari Padang. Daerah kamp Cina terendam setengah meter. Tidak ada kecelakaan diri. |
Bataviaasch nieuwsblad, 28-12-1938 |
Tidak semua data ditampilkan |
dirancang Belanda tidak hanya untuk penanggulangan banjir tetapi juga untuk
fungsi pertahanan. Pada perang
kemerdekaan wilayah Kota Padang di dalam area banjir kanan menjadi pusat
Belanda, sementara di luar TRI bergerilya terutama pada malam hari. Banjir
kanal menjadi semacam batas pemisah antara Belanda dengan republiken dan banjir
kanal menjadi barier.
Pasukan TRI terus mengincar jembatan di atas banjir
kanal baik jembatan kereta api maupun jembatan oto. Pertempuran kerap terjadi
di seputar jembatan di atas banjir kanal. Pada malam tanggal 11 dan 12 Agustus
serangan TRI terhadap kereta api tidak ada kerugian sementara pada malam
tanggal 12 seorang TRI menyusup dan dapat diatasi (Het dagblad : uitgave van de
Nederlandsche Dagbladpers te Batavia, 20-08-1946). Pada tanggal 18 Januari 1947 mortir-mortir TRI
telah menghantam dua jembatan di atas banjir kanal (Provinciale Drentsche en
Asser courant, 25-01-1947).
utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman,
foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding),
karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari
sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber
disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.