Sejarah

Sejarah Kota Surabaya (10): Sejarah Sepak Bola Surabaya Bermula 1898; Inilah Nama-Nama Klub Tertua Sebenarnya di Indonesia




false
IN




























































































































































false
IN




























































































































































false
IN



























































































































































Klub Tertua di Indonesia: Bataviasche sportclub dan Quick
(1896)
Pada masa ini, di Indonesia disebut klub
tertua adalah PSM Makassar yang didirikan tahun 1915. Pihak PSM Makassar
sendiri mengakui tersebut sebagaimana dinyatakan dalam website PSM Makassar. Asal-usul
PSM Makassar ditarik dari origin kelahiran perserikatan sepak bola di Makassar
yang disebut Makassar Voetbalbond (MVB). Namun tidak satupun klub legenda
Indonesia lainnya (Persija, Persib, Persebaya, PSIS dan PSMS) melakukan cara
yang dilakukan oleh PSM Makassar.
Perserikatan sepak bola di Surabaya berdiri tahun 1902;
di Bandung, 1904; di Jakarta, 1906; di Medan 1907; dan di Semarang tahun 1907.
Di Makassar sendiri perserikatan sepak bola baru didirikan pada tahun 1915.
Persebaya Surabaya mengklaim lahir tahun
1927; Persija Jakarta tahun 1928; PSIS Semarang tahun 1932 dan Persib Bandung
tahun 1933. Klub Persebaya Surabaya dan Persija Jakarta merujuk pada
perserikatan yang dibentuk oleh pribumi yang kemudian terbentuknya PSSI
(memisahkan diri dari NIVU). Setelah PSSI lahir tahun 1930 dibentuk
perserikatan di Semarang (1932) dan di Bandung (1933).
Sementara perserikatan di Makassar tetap dengan mengusung
perserikatan yang ada yakni Makassar Voetbalbond (MVB). Hal serupa ini juga
terjadi di Medan. Hingga berakhirnya era kolonial Belanda tahun 1942,
perserikatan sepak bola di Makassar  di
dalam naungan Makassar Voetbalbond (MVB) tampaknya akur-akur saja. Namun di
Medan tidak demikian. Pada tahun 1923 beberapa klub keluar dari perserikatan
yang ada dan membentuk perserikatan tandingan. Namun kemudian terjadi rekonsiliasi.
Akan tetapi timbul lagi perselisihan pada tahun 1938 dan klub-klub pribumi yang
dipimpin Sahata Voetbalclub keluar dari perserikatan (tetapi kali ini tidak
ingin membentuk perserikatan sendiri) hingga berakhirnya era kolonial.
Pasca pengakuan kedaulatan RI (1949) beberapa
perserikatan yang sudah eksis lalu muncul dengan nama yang diperbarui: Persija,
Persebaya (Persibaja), Persib, PSIS, PSM dan PSMS. Klub-klub yang ada di
masing-masing perserikatan nama baru ini terdiri dari klub-klub lama dan klub-klub
baru. Klub-klub lama ini juga termasuk klub yang dibentuk (dari dulu) oleh
orang-orang Belanda, seperti Sidolig di Bandoeng dan VIOS di Jakarta. Namun
dalam perjalanan waktu klub-klub lama ini lambat laun menghilang satu persatu.
Secara khusus di Medan, perserikatan tidak merujuk pada
perserikatan bentukan dari era kolonial Belanda baik perserikatan yang dipimpin
orang-orang Belanda maupun perserikatan yang pernah eksis (dan dipimpin) oleh
orang-orang pribumi. Perserikatan di Medan justru membuat baru perserikatan
(PSMS) dan merujuk pada tahun pendiriannya tahun 1950.
Nama-nama klub tertua di Indonesia (sejak 1896)

Lalu kemudian apa yang dikenal sebagai
hegemoni perserikatan (kejuaraan antara perserikatan PSSI) sejak 1951 hingga
1993/1994 nama-nama Persija, Persib, Persebaya, PSIS, PSM dan PSMS cukup
populer di Indonesia. Ketika tahun 1994 tim perserikatan digabung dengan
klub-klub Galatama (1978-1993) menjadi satu liga yakni Liga Indonesia, tim-tim
perserikatan tersebut direduksi menjadi sebuah klub dengan mengikuti nama
perserikatannya. Klub-klub baru inilah yang dikenal sebagai klub legenda:
Persija, Persib, Persebaya, PSIS, PSM dan PSMS. Namun uniknya, semua klub
legenda itu tidak mengacu pada tahun pembentukan klub (badan usaha) tahun 1994
sebagai tahun kelahiran melainkan tetap mengacu pada tahun klaim pendirian
perserikatan masing-masing. Oleh karenanya Klub Persbaya disebut lahir tahun
1927, Klub Persija 1928, Klub PSIS tahun 1932, Persib tahun 1933. Tentu saja
PSM disebut lahir tahun 1915 dan PSMS lahir tahun 1950.

Cara merujuk yang berbeda-beda inilah yang dipahami pada
masa ini seakan-akan Klub PSM Makassar adalah klub tertua di Indonesia; dan
diantara klub legenda disebut PSMS Medan disebut sebagai klub termuda. Padahal
dalam kenyataannya tidak demikian. Jika konsisten satu sama lain merujuk tahun
kelahiran seharusnya lima klub legenda yang disebut tersebut harusnya lahir
tahun 1993 (awal pembentukan klub jelang digelarnya Liga Indonesia pertama).
Namun jika mengacu (meski ini cara merujuk yang salah) pada awal pembentukan
bond (perserikatan) sepak bola di masing-masing kota, maka klub tertua adalah
Persebaya (1902) lalu diiikuti Persib Bandung (1904), Persija Jakarta (1906),
PSMS Medan (1907), PSIS Semarang (1907) dan PSM Makassar 1915. Tahun-tahun
kelahiran ini lebih tampak keren dan sedikit sombong bukan? Sebab MU
(Manchester United) sendiri lahir tahun 1902.

Satu hal yang yang mungkin tidak disadari oleh para
gibol, bahwa klub-klub legenda ini sejatinya memiliki garis continuum dengan
kapan klub kali pertama ada di kota masing-masing. Sejarah ini lebih penting
bagi klub jika dibandingkan dengan sejarah perserikatan (bond). Sebab dari dulu
fungsi klub tidak pernah berubah hingga ini hari jika dibandingkan dengan
fungsi perserikatan. Klub adalah klub. Jika klub yang menjadi dasar (embrio) pembentukan
klub pada masa ini maka klub tertua yang pernah ada di Indonesia adalah Bataviasche
sportclub (Bataviasche Voetbalclub/BVC) dan Quick Voetbalclub di Batavia (kini
Jakarta) yang didirikan tahun 1896. Klub tertua berikutnya ECA Soerabaja Go A
Head Malang (1898); Semarangsche voetbalclub (1899); Medan Sportclub/Medan
Voetbalclub (1900) dan Langkat Sportclub (1901); Bandoengsche voetbalclub dan Sidolig
(1904). Klub tertua di Makassar baru lahir tahun 1910 bernama Prosit.

*Dikompilasi
oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan
sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber
primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap
penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di
artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja.

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top