Sejarah

Sejarah Kota Surabaya (13): Planologi Kota Surabaya Tempo Doeloe; Kanalisasi dan Pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak




false
IN




























































































































































Pada masa lampau (era VOC), pelabuhan
Surabaya awalnya berada di sisi sungai Soerabaya yang kini posisi GPS berada di
tengah kota Kota Surabaya yang sekarang. Pada era Pemerintah Hindia Belanda,
pelabuhan Surabaya yang berlokasi dekat benteng (casteel) Soerabaya direlokasi
ke kanal (sungai buatan) yang baru yang disebut Kali Mas. Sejak dibukanya
terusan Suez (1869) pelabuhan-pelabuhan di Nederlandsch Indie (baca: Indonesia)
mengalami perubahan drastis dari pelabuhan sungai relokasi menjadi pelabuhan kanal dan
pelabuhan kanal bergeser menjadi pelabuhan laut.
Kantor Residen Kota Surabaya, 1830
Pelabuhan Kalimas kategorinya kini dianggap
pelabuhan tradisional di Kota Surabaya, namun sesungguhnya pelabuhan tersebut
adalah pelabuhan kanal modern Jawa bagian timur pada masa awal Pemerintahan
Hindia Belanda. Dalam perkebangannya kemudian Pelabuhan Kalimas bergeser ke
Pelabuhan Tanjung Perak. Hal ini juga terjadi di Semarang dari pelabuhan
(kanal) Moeara Baroe bergeser ke pelabuhan Tanjung Emas. Pola pergeseran
pelabuhan Tanjung Perak Surabaya mirip dengan pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Ini berbeda dengan di Batavia: pelabuhan mengalami relokasi dari pelabuhan
Kalibesar ke pelabuhan Tanjung Priok. Pola relokasi pelabuhan Tanjung Priok
lebih mirip dengan pelabuhan Teluk Bayur di Padang (namun tetap ada perbedaan:
Batavia memanfaatkan tanjung, Padang memanfaatkan teluk). Pelabuhan yang khas
adalah kombinasi (pergeseran dan relokasi): dari pelabuhan Deli ke pelabuhan
Belawan.

 


Bagaimana proses perubahan (pergeseran dan atau
relokasi posisi lokasi) pelabuhan di Kota Surabaya terjadi? Satu hal bahwa perubahan
pelabuhan di Surabaya adalah bagian tidak terpisahkan dari pertumbuhan dan
perkembangan Kota Surabaya sendiri. Namun disayangkan sejauh ini sulit
menemukan informasi (tulisan) masa kini yang mendeskripsikan kronologis
pembangunan dan pengembangan pelabuhan di Kota Surabaya. Hal lain adalah bahwa
pelabuhan Tanjung Perak yang sekarang adalah akhir dari proses tersebut. Oleh
karenanya sudah barang tentu kronologis tersebut menjadi penting untuk
diketahui, sebab pelabuhan adalah faktor penting dalam perjalanan Kota Surabaya—yang
berawal dari sebuah kampung di sisi sungai Soerabaya menjadi kota metropolitan
yang sekarang. Mari kita telusuri berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe.

Soerabaja: Pelabuhan Sungai Sejak Zaman Kuno

Sudah sejak jaman kuno, Soerabaja adalah
tempat perdagangan. Sebagai pusat perdagangan, pelabuhan Soerabaja berfungsi
sebagai pelabuhan penghubung dengan pelabuhan-pelabuhan sungai di pedalaman (terutama
hingga ke Modjokerto) dan pelabuhan-pelabuhan laut di pesisir pantai utara
Jawa. Pelabuhan Soerabaya ini terus eksis hingga kedatangan orang-orang
Eropa/Belanda.
Peta Soerabaja, 1719

Peta 1719 menunjukkan pelabuhan Soerabaja berada di sisi
barat sungai Soerabaja, tempat dimana rumah (kraton) Bupati berada. Sementara
perkampungan orang-orang Tionghoa berada di seberang sungai Soerabaya agak ke
hilir. Berdasarkan Peta 1695 pos VOC berada di hilir perkampungan Tionghoa.
Namun dalam perkembangannya (sesuai Peta 1719), pos VOC telah berubah menjadi
benteng (casteel) tetapi letaknya tidak lagi di hilir perkampungan Tionghoa
tetapi relokasi ke seberang sungai (di hilir perkampungan penduduk asli/kraton
Bupati). Benteng Soerabaya ini selesai 
dibangun tahun 1708 (sebagaimana benteng Semerang juga selesai dibangun
1708). Sejak adanya benteng tahun 1708 hingga situasi kondisi tahun 1719 (Peta
1719) pemukiman orang-orang Eropa/Belanda telah meluas ke arah hulu benteng dan
semakin menyatu dengan perkampungan penduduk asli/kraton Bupati. Tiga
perkampungan ini (penduduk asli, Tionghoa dan Eropa/Belanda) pada masa ini
kira-kira berada di sekitar Roode Brug (Jembatan Merah). Catatan: posisi Masjid
Ampel berada di hilir perkampungan Tionghoa yang diduga beberapa ratus tahun
sebelumnya menjadi pusat penyebaran agama Islam di sekitar.    

Pelabuhan Kanal Soerabaja
Jarak pelabuhan (sungai) Soerabaja ke muara
sungai (laut) cukup jauh dan membutuhkan waktu pelayaran yang lama karena
(biasanya) sungai di hilir mendekati pantai berbelok-belok. Pada Peta 1719
sungai Soerabaja masih tampak berbelok-belok di hilir benteng (casteel) Soerabaja.
Namun dalam Peta 1787 tampak antara benteng (casteel)Soerabaja dengan moera
sungai (laut) sudah mengindikasikan sungai yang berbentuk lurus. Artinya sungai
(alam) telah menjadi kanal (buatan). Proses kanalisasi ini diduga terjadi
antara 1719 hingga 1787. Itu berarti dalam interval waktu sekitar 70 tahun
(suatu waktu yang cukup lama).
Di Batavia, kanalisasi sungai untuk fungsi pelabuhan
sudah dilakukan sejak awal, paling tidak sudah terlihat pada Peta 1629. Peta
kanal ini makin banyak terlihat pada Peta 1657. Sedangkan di Semarang,
pembangunan kanal sudah tampak ada rintisan pada tahun 1741 sebagaimana tampak
pada Peta 1741. Namun rintisan ini tidak kunjung direalisasikan, karena pada
peta terbaru (Peta Semarang 1787) kanal Semarang ini belum terwujud
(sepenuhnya). Sementara di Soerabaja pada tahun 1787 (Peta Soerabaja 1787)
sudah terwujud kanal. Dengan demikian pelabuhan kanal Soerabaja adalah pelabuhan
kedua setelah pelabuhan kanal Batavia.  
Pelabuhan kanal Soerabaja ini kemudian
disebut pelabuhan Kali Maas. Penyebutan nama ini mengindikasikan nama sungai
Soerabaja telah berganti nama menjadi Kali Maas setelah selesainya kanalisiasi
sungai Soerabaja.
Mengapa disebut Kali Maas? Hal yang terdekat dengan
penamaan rivier (sungai) menjadi kali diduga kuat mengikuti penamaan pelabuhan
kanal Kali Besar di Batavia. Kata ‘kali’ diduga berasal dari terminologi umum
di Betawi (Batavia) tentang sungai. Sedangkan nama Maas, buka terminilogi yang
mengindikasikan emas (goud), tetapi nama marga Eropa/Belanda yang diduga seseorang
yang menjadi arsitek dari pembangunan kanal Soerabaja tersebut. Dengan
demikian, Kali Maas yang kemudian mengalami reduksi menjadi Kali Mas harus
dibedakan sebagai arti nama doeloe dengan arti nama yang dipahami umum pada
masa kini.
Rumah Residen Soerabaja 1830

Satu situs penting yang dibangun kemudian
setelah selesainya (pelabuhan) kanal Soerabaja adalah pembangunan rumah
Resident van Soerabaja. Rumah residen ini dibangun diduga setelah berakhirnya
era VOC, apakah di era Inggris (1811-1816) atau era Pemerintahan Hindia Belanda
(sejak 1817). Sebuah sketsa rumah Residen di Soerabaja bertahun 1830 mengindikasikan
rumah residen ini dibangun antara tahun 1811 hingga 1830. Rumah Residen ini
berada di sisi barat kanal.

Rumah Residen Soerabaja 1865

Kelak di arah hulu rumah Residen ini dibangun jembatan
yang pertama: Roode Brug atau Jembatan Merah. Sejak adanya jembatan ini,
kapal-kapal bertiang tinggi hanya sampai pada batas jembatan. Rumah Residen ini
kemudian diperbarui sebagaimana tampak pada Foto 1865. Dalam foto ini terlihat
ada jembatan di sekitar Rumah Residen. Namun jembatan masih terkesan terbuat
dari kayu, belum bentuk beton sebagaimana nanti dikenal sebagai Roode Brug (sejarah
Rooede Brug/Jembatan Merah akan dibuat artikel sendiri).

Pembangunan jembatan di depan rumah Residen
Soerabaja diduga sebagai implikasi sudah ada (dibentuknya) pelabuhan yang
representatif di muara kanal (Kali Maas). Pelabuhan muara kanal ini kemudian
disebut Pelabuhan Kali Maas. Pertanyaannya: Kapan pelabuhan muara kanal Kali
Maas dibanguun atau difungsikan? Pertanyaan ini cukup penting karena pelabuhan
baru di muara adalah cikal bakal pelabuhan laut (pertama) di Soerabaja. Dengan
kata lain, pengoperasian pelabuhan nmoera kanal ini adalah penanda kali pertama
Soerabaja memiliki pelabuhan laut.
Peta Soerabaja, 1867

Pada Peta Soerabaja 1867 di ujung kanal Soerbaja belum
ada pelabuhan. Yang ada adalah lokasi gudang peluru (arsenal). Kapan pelabuhan
muara kanal (Pelabuhan Kali Maas) dibangun diduga setelah tahun 1869. Hal ini
merujuk pada upaya pengusaha di Semarang untuk mendatangkan dua kapal keruk
dari Eropa untuk mengeruk endapan di pelabuhan kanal Semarang (lihat De
locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 17-02-1869). Pengerukan
ini menyebabkan munculnya di Semarang pelabuhan (di ujung kanal) yang disebut
Pelabuhan Moeara Baroe. Besar dugaan setelah dua kapal keruk di Semarang ini
lalu difungsikan untuk pengerukan pelabuhan kanal Soerabaja dan membangun
Pelabuhan Kali Maas (di ujung kanal), yang tidak lain adalah lokasi gudang
peluru. Ini mengindikasikan tahun pembangunan pelabuhan Moeara Baroe dan
pelabuhan Kali Maas relatif bersamaan. Pembangunan pelabuhan baru ini penting
mengingat Pelabuhan Tandjong Priok sudah terbentuk di sebuah tandjong di timur
Batavia. Percepatan pembangunan dua pelabuhan di Semarang dan di Soerabaja
boleh jadi merupakan implikasi dari dibukanya Terusan Suez pada tahun 1869
(tonase kapal makin tinggi dan frekuensi bongkar muat juga makin tinggi)

Pelabuhan Maritim dan Pelabuhan Tanjung Perak

Pelabuhan ujung kanal Kali Mas akhirnya
direalisasikan dengan mengubah gudang peluru menjadi dermaga. Pelabuhan di
ujung kanal, eks gudang peluru ini kemudian disebut Pelabuhan Kali Mas. Pelabuhan
Kali Mas ini tepat berada di sisi timur muara Kali Mas. Pelabuhan Kali Mas ini
semakin intens dengan diintegrasikannya pembangunan moda transportasi kereta
api. Meski demikian, pelabuhan kanal Kali Mas hingga ke Jembatan Merah masih
berfungsi untuk kapal-kapal kecil atau perahu.
Pelabuhan Kali Mas (Peta 1880)

Pemerintah Hindia Belanda mulai membangun pelabuhan
maritim. Untuk wilayah barat di Batavia dan untuk wilayah timur di Surabaya.
Rencana pelabuhan maritim ini sudah ada sejak 1837 namun tidak kunjung
terealisasikan. Akhirnya pelabuhan maritim ini ditetapkan tahun 1880 dan salah
satu lokasi di Surabaya. Lokasi pelabuhan maritim (angkatan laut) ini dipilih
di selatan Pelabuhan Kali Mas.

Isu pengembangan pelabuhan Kali Mas mulai
muncul tahun 1880an. Suatu stud kelayakan dilakukan. Ingenieur W. de Jongh
mulai memimpin studi kelayakan dan perencanaan pelabuhan. Data yang digunakan
berdasarkan data tahun 1898 dan 1899 (Bataviaasch nieuwsblad, 04-12-1901). Data-data
tersebut meliputi data teknis lahan di sekitar, data bongkar muat di Soerabaya,
data pasar batu bara dan bahan bakar minyak dan sebagainya. Disebutkan rencana pelabuhan
Surabaya ini mengikuti model pelabuhan Texel di Belanda dan akan menyaingi
pelabuhan Singapoera. Tim de Jongh ini melakukan presentasi 1898 dan pada bulan
Mei 1899 tim dinyatakan selesai tugasnya. Keputusan realisasi ada di tangan
Gubernur Jenderal di Batavia.
Rancangan Pelabuhan Tanjung Perak, Soerabaja, 1926

Namun rencana pelabuhan Soerabaya ini tidak mudah
direalisasikan, apakah karena anggaran pemerintah terbatas, atau karena konsesi
pelabuhan untuk dilakukan swasta tidak menguntungkan? Tidak begitu jelas.

Pada awal tahun 1900an realisasi
pengembangan pelabuhan kembali menguat. Suatu rancangan teknis pada tahun 1926
dipublikasikan. Rancangan pelabuhan Surabaya yang disebut Pelabuhan Tandjong
Perak diintegrasikan dengan pengembangan wilayah elit di sisi barat Kali Mas.
Blue print Pelabuhan Soerabaya (Tandjong Perak) ini sudah menggambarkan pelabuhan
Tanjong Perak yang dapat dilihat sekarang.

Pengembangan Tandjong Perak dan Perluasan Pemukiman Elit

Tunggu deskripsi lengkapnya

*Dikompilasi oleh Akhir
Matua Harahap
berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang
digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan
peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena
saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber
primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi
karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang
disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan
kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top