Sejarah

Sejarah Lampung (32): Bumi Agung, Dekat Martapura di Pedalaman, Batas Lampung – Palembang; Blambangan Umpu, Way Kanan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lampung di dalam blog ini Klik Disini 

Bumi Agung memiliki sejarah lama, dan paling
tua di kabupaten Way Kanan. Bumi Agung adalah kota tua di perbatasan (district)
Lampung dan (residentie) Palembang yang tidak jauh dari kota Martapura. Namun
kini, kota Bumi Agung hanya suatu desa yang menjadi ibu kota kecamatan.
Bagaimana dengan sejarah Blambangan Umpu.


Bumi
Agung adalah sebuah kecamatan di kabupaten Way Kanan, Lampung. Ada 8 desa di
kecamatan Bumi Agung, yakni: Bumi Agung, Pisang Baru, Pisang Indah, Srinumpi,
Sukamaju, Wonoharjo, Karangan dan Mulyoharjo. Ibu kota kecamatan di Bumi Agung (sering
disebut desa Runyai, sedangkan desa Pisang Baru sering disebut kotanya Bumi
Agung, Bahuga, dan Buay Bahuga, karena di desa ini pusat perdagangan,
pemerintahan dan berbagai fasilitas (tetapi mayoritas jalan di desa ini dan di
Bumi Agung rusak parah, dan minim lampu penerangan jalan). Bumi Agung kini bagian
wilayah kabupaten Way Kanan dengan ibu kota di Blambangan Umpu. Kabupaten Way
Kanan merupakan pemekaran dari Lampung Utara. Kabupaten Way Kanan berbatasan
langsung dengan tiga kabupaten di provinsi Sumatra Selatan, yakni Kabupaten
Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, dan Kabupaten
Ogan Komering Ilir. Pada tahun 1957, diadakanlah pertemuan yang pertama kali
membahas rencana Pemerintah Pusat yang memerlukan 100.000 hektar tanah untuk
keperluan transmigrasi. Pada saat itu tiga kewedanaan yang ada, yaitu
Kewedanaan Kotabumi, Kewedanaan Krui, dan Kewedanaan Menggala menolak rencana
Pemerintah Pusat. Kewedanaan Way Kanan menerima tawaran itu dengan pertimbangan
agar kelak Way Kanan dapat cepat ramai penduduknya.  Pada tahun 1986, Pemerintah Pusat membentuk
Pembantu Bupati Lampung Utara Wilayah Blambangan Umpu terdiri dari 6 (enam)
kecamatan, yaitu: Blambangan Umpu dengan ibu kota Blambangan Umpu; Bahuga (Mesir
Ilir); Pakuan Ratu (Pakuan Ratu); Baradatu (Tiuh Balak); Banjit (Banjit); Kasui
(Kasui). Kabupaten Waykanan di bentuk tahun 1999 (bersamaan Lampung Timur dan
Kota Metro). Kabupaten Way Kanan ini ibu kotanya adalah Blambangan Umpu.
Blambangan Umpu berada dijalur lalu lintas jalan darat dan rel kereta api dari
berbagai arah yaitu Sumatra Selatan, Bengkulu, dan Lampung
(Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah Bumi Agung, di pedalaman
dekat Martapura, perbatasan Lampung-Palembang? Seperti disebut di atas, kota
Bumi Agung tempo doeloe, kini hanya sebuah desa yang menjadi ibu kota
kecamatan. Bagaimana dengan Blambangan Umpu di daerah aliran sungai Way Kanan
? Lalu bagaimana sejarah Bumi Agung, di pedalaman dekat
Martapura, perbatasan Lampung-Palembang? Seperti kata ahli
sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.

Bumi Agung, di Pedalaman Dekat Martapura, Batas
Lampung-Palembang; Blambangan Umpu di Way Kanan

Tunggu deskripsi lengkapnya

Blambangan Umpu di Way Kanan: Riwayat Kota Bumi Agung

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top