*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini
Asal usul nama Surabaya adalah satu hal. Asal
usul kota Surabaya (cikal bakal kota Surabaya masa ini) adalah hal lain lagi. Sudah
sejak lama asal usul nama Surabaya dihubungkan dengan hiu dan buaya. Namun ada
juga yang berpendapat: ‘Asal Nama
“Surabaya”, Ternyata bukan Hiu dan Buaya (lihat
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016). Lalu apa? Apakah dalam hal ini nama
Surabaya adalah kebalikan dari nama kota Arosbaya (Sorabaya)? Oleh karena itu, lalu
apakah kota Surabaya didirikan orang dari (pulau) Madura?

Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa
Timur yang menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian dari Provinsi Jawa Timur
sekaligus kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Surabaya juga
merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kata Surabaya
(bahasa Sanskerta: Śūrabhaya) sering diartikan secara filosofis sebagai lambang
perjuangan antara darat dan air. Selain itu, dari kata Surabaya juga muncul
mitos pertempuran antara ikan sura (ikan hiu) dan baya (buaya), yang
menimbulkan dugaan bahwa terbentuknya nama “Surabaya” muncul setelah
terjadinya pertempuran tersebut. Bukti sejarah menunjukkan bahwa Surabaya sudah
ada jauh sebelum zaman kolonial, seperti yang tercantum dalam prasasti Trowulan
I, berangka 1358 M. Dalam prasasti tersebut terungkap bahwa Surabaya
(Śūrabhaya) masih berupa desa di tepi sungai Brantas dan juga sebagai salah
satu tempat penyeberangan penting sepanjang daerah aliran sungai Brantas.
Surabaya juga tercantum dalam pujasastra Kakawin Nagarakretagama yang ditulis
oleh Empu Prapañca yang bercerita tentang perjalanan pesiar Raja Hayam Wuruk
pada tahun 1365 M dalam pupuh XVII (bait ke-5, baris terakhir). Walaupun bukti
tertulis tertua mencantumkan nama Surabaya berangka tahun 1358 M (Prasasti
Trowulan) dan 1365 M (Nagarakretagama), para ahli menduga bahwa wilayah
Surabaya sudah ada sebelum tahun-tahun tersebut (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah Soerabaja di pulau Jawa, apakah
Kota Surabaya didirikan orang dari pulau Madura? Seperti disebut di atas, asal
usul nama Surabaya terdapat beberapa versi. Apakah dalam hal ini nama Surabaya
kebalikan dari nama kota Arosbaja atau sebaliknya? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Soerabaja di Pulau Jawa, Apakah Kota Surabaya
Didirikan Orang Madura? Benarkah Arosbaja = Sorabaja?
Nama Surabaya sudah sejak lama diketahui. Dalam teks
Negarakertagama (1365) nama Surabaya sudah disebut. Namun dimana letak (nama
tempat) Surabaya itu tidak bisa diidentifikasi. Hanya yang bisa diidentifikasi
nama Madura sebagai suatu pulau. Dalam hal ini timbul pertanyaan apakah Surabaya
berada di daratan (pulau) Jawa atau di suatu pulau. Nama Bali juga disebut
dalam teks Negarakertagama, tidak ada inidikasi di suatu pulau. Fakta bahwa
kini Bali berada di suatu pulau.

Dalam teks Negarakertagama tidak ada disebut nama Gresik, nama Tuban,
nama Sidajoe dan nama Djaratan maupun nama Sidoarjo. Yang pasti ada nama
Suerabaya. Nama Mojokerto juga tidak ada dalam teks Negarakertagama, hanya
disebut nama Majapahit dan nama lain yang berdekatan dengan ibu kota Madjapahit
seperti Pongging di sebelah tenggara Mojokerto di leteng Pananggungan dan nama
Pasuruan. Jika manarik garis ketiga kota tersebut (Majapahit, Pongging dan
Pasuruan) berada di dalam satu garis.
Sebagian besar nama-nama tersebut yang dicatat dalam
teks Negarakertagama tidak penting lagi, dalam hal ini tidak teridentifikasi lagi
pada permulaan kehadiran pelaut-pelaut Eropa. Peta-peta awal Portugis (seperti
Peta 1513) masih menyebut nama Madura dan Soerabaya serta Bali lalu kemudian
menyusul nama Tuban. Namun pada awal kehadiran Belanda (1597) hanya nama Madura
Tuban dan Bali yang disebut. Tidak lagi disebut nama Soerabaja. Mengapa? Yang jelas
pada saat kehadiran Belanda ini nama-nama baru yang dicatat adalah Sidajoe, Arosbaja
dan Djaratan.
Nama-nama yang dicatat ekspedisi pertama Belanda tersebut adalah
nama-nama kota yang ramai (kota perdagangan) yakni Tuban, Arosbaya, Sidajoe dan
Djaratan. Kota-kota ini berada di pantai, dimana kota Arosbaya berada di sisi
utara pulau Madura (yang menghadap ke Tuban). Disebutkan di kota Djaratan
ditemukan banyak pedagang Cina yang terhubung dengan Maluku (perdagangan dengan
Amboina). Mengapa tidak teridentifikasi nama Soerabaja diduga karena
kota/kampong ini letaknya sudah jauh berada di pedalaman (bukan kota pantai
lagi).
Ketika nama Soerabaja menghilang, lalu muncul nama
Arosbaja, sebenarnya apa yang telah terjadi di kawasan selat Madura? Apakah
dalam hal ini kota Surabaya telah digantikan kota Arosbaya. Sebab ada kemiripan
nama Aros-baya sebagai kebalikan dari nama Sora-baya. Aros dan Sora di satu
sisi adalah nama geografis dan baya di sisi lain yang diartikan berbahaya
berasal dari bahasa Sanskerta.
Penggunaan nama baya di (pulau) Jawa sangat umum baik nama geografis (seperti
Surabaya) maupun nama gelar (poerabaya, jayabaya). Sementara itu di (pulau) Sumatra
umum digunakan aru, aro, ara dan saru, saro, suru untuk mengindikasikan sungai
seperi sungai Arau, sungai Barumun dan juga nama tempat yang mengindikasikan
sungai seperti Sarulangun atau Sarumatinggi. Dalam hal ini boleh jadi nama
Surabaya merujuk pada sungai (sura) dan baya (menakutkan) yang menjadi sungai
yang menakutkan (yang arusnya berbahaya). Sebagai nama tempat yang pada zaman
dulu Surabaya berada di depan muara sungai Soerabaya yang mana di wilayah hulu sungai
(bengawan) Solo terdapat nama tempat Soerakarta (Kartasoera) dan Boyolali. Hal
serupa dengan nama tempat di Banten (Surosowan) dan di Sumatra (Suroaso).
Nama Arosbaya dan nama Sorabaya adalah merujuk pada
pengertian yang sama, tetapi berbeda dalam dialek (aros vs sora). Arosbaya
berada di pulau Madura dan Sorabaja di pulau lain (yang diduga kuat bukan
berada di daratan pulau Jawa). Nama tempat Sorabaya ini pada waktu itu berada
di muara sungai Sorabaja (salah satu cabang sungai Brantas yang mengalir ke
timur laut), kota yang langsung berhadapan (head-to-head) dengan kota Arosbaya
di pulau Madura.

Dalam hal ini, muara sungai Sorabaya dimana terdapat kota Sorabaya yang
dulunya masih merupakan suatu pulau (pulau sedimentasi). Dalam hubungan ini juga
sudah terdapat sejumlah pulau dimana kemudian terbentuk kota-kota pulau seperti
Surabaya, Gresik (Djaratan), Sidajoe dan tentu saja Arosbay di pulau Madura.
Pulau Madura sebagai pulau yang terbentuk sejak zaman kuno, pada dasarnya terus
meluas terustama di pantai selatan seperti di wilayah Sampang, Pamekasan dan
Sumenep (sementara pantai utara, Sebagian area telah menyusut karena abrasi dan
sebagian area lain (area teluk) telah tertutup daratan sedimentasi sehingga
kini pantai utara terkesan lurus.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Benarkah Arosbaja = Sorabaja? Cikal Bakal dan Pertumbuhan
Kota Surabaya
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.