Sejarah

Sejarah Mahasiswa (14): Mr. HJ van Mook, Represent Mahasiswa Belanda Asal Hindia; Chung Hwa Hui dan Indische Vereeniging


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini

HJ
van Mook tidak lagi bisa mengatakan dirinya seorang Belanda, tetapi sebaliknya
sangat sulit baginya mengatakan dirinya seorang Indonesia. Hal ini karena HJ
van Mook adalah seorang Indo, lahir di Semarang. Sebagai orang Indo, HJ van
Mook berperilaku diantara orang Belanda dan orang Indonesia. Dalam narasi sejarah
Indonesia masa kini, nama HJ van Mook adalah nama yang dibenci orang Indonesia,
tetapi apakah HJ van Mook benar-benar seperti yang dialamatkan kepadanya. Tentu
saja sosok HJ van Mook, ada sisi positif dan negatifnya.  HJ van Mook adalah representasi mahasiswa
Belanda asal Hindia pada zamannya.


Hubertus Johannes van Mook lahir di Semarang 30
Mei 1894 adalah Letnan Gubernur-Jenderal Hindia Belanda (NICA). Ayahnya Matheus
Adrianus Antonius van Mook, berangkat ke Hindia tak lama setelah menikahi
Cornelia Rensina Bouwman 1893. Di Hindia, ayahnya menjadi inspektur/penilik SR
di Surabaya dan ibunya juga guru. HJ van Mook menganggap Hindia dan dirinya
sebagai Orang Hindia. Lulus HBS Soerabaja, studi ke Belanda di teknik di Delft,
tahun 1914 masuk dinas ketentaraan sukarela dan melanjutkan studi tentang
Indonesia di Leiden tahun 1916 (lulus 1918). HJ van Mook kembali ke Hindia dan
menjadi inspektur distribusi pangan di Semarang; 1921 penasihat pertanahan di
Yogyakarta; 1927 asisten residen urusan kepolisian di Batavia; 1930-an ketua
departemen urusan ekonomi; 20 November 1941 menjadi Menteri Koloni; awal 1942 menjadi
Wakil Gubernur-Jenderal dan berusaha mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat pengadaan
persenjataan melawan Jepang. Saat Jepang mendarat di Jawa, van Mook mengungsi
ke Australia. Pada akhir Perang Pasifik van Mook berada di Australia dan diangkat
menjadi Duta Besar Belanda di Prancis. Secara de facto melakukan tugas sebagai
Gubernur Jenderal (14 September 1944 -i 1 November 1948). Pada tahun 1949 van
Mook menjadi profesor tamu di Universitas California
. (Wikipedia).

Lantas
bagaimana sejarah HJ van Mook? Seperti disebut di atas, HJ van Mook adalah
seorang Indo, bahkan menganggap dirinya orang Hindia (baca: Indonesia) daripada
seorang Belanda. Mengapa bisa? Puncak karinya sebagai Letnan Gubenur Jenderal
Hindia Belanda bahkan hingga masa perang kemerdekaan Indonesia. Lalu bagaimana
sejarah HJ van Mook? Tentulah sudah banyak ditulis. Namun mengapa perlu ditulis
lagi? HJ van Mook lahir dan besar di Hindia, hanya semasa kuliah di Belanda dan
kembali ke Hindia. Dalam hal ini mempelajari sejarah HJ van Mook juga adalah
mempelajari sejarah Indonesia juga. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe,
semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan
sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

HJ van Mook, Representasi Mahasiswa Belanda Asal
Hindia; Chung Hwa Hui dan Indische Vereeniging

HJ van Mook muda bukan
siapa-siapa. Hanya berasal dari keluarga biasa. Ayahnya seorang guru, terakhir
dinas di Soerabaja dan pensiun tahun 1912 (lihat Het nieuws van den dag voor
Nederlandsch-Indie, 01-10-1912). Disebutkan atas permintaan send
iri, dengan hormat diberhentikan dari dinas nasional,
guru yang diangkat dengan pangkat kelas satu untuk pendidikan dasar umum Eropa,
MAA van Mook, dengan ketentuan bahwa pemberhentian ini terhitung mulai berlaku
pada tanggal 9 September 1912.


Pasangan guru muda Matheus Adrianus Antonius van Mook datang ke Hindia
pada tahun 1893 dengan kapal Prinses Wilhelmina berangkat dari Amsterdam pada
tanggal 26 Agustus 1893 (lihat Algemeen Handelsblad, 26-08-1893) dan
ditempatkan di Semarang. Anak pertama mereka Hubertus Johannes van Mook (HJ van
Mook) lahir di Semarang 30 Mei 1894. Pada tahun 1900 MAA van Mook statusnya
sebagai guru kelas satu sekolah dasar umum diperbarui oleh Departemen Sipil
terhitung sejak 3 Maret 1900 (lihat Soerabaijasch handelsblad, 26-02-1900).
Pada tahun 1904 MAA van Mook diberi cuti setahun ke Eropa karena sudah mengabdi
cukup lama (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 28-03-1904). Ini mengindikasikan
setelah 10 tahun di Hindia melihat kampong halaman lagi di Mook, Belanda dengan
membawa anak yang lahir di Hindia (lihat Het nieuws van den dag : kleine
courant, 11-05-1904), HJ van Mook tentu ini untuk kali pertama ke Belanda, pada
saat umurnya memasuki 10 tahun (masih di sekolah dasar). HJ van Mook ke Belanda
bagai orang desa melancong ke kota. Pada tahun 1906 MAA van Mook ditempatkan di
Soerabaja sebagai guru matematika dan bahasa Belanda di Hoogere Burgerschool
(HBS) te Soerabaja (lihat Soerabaijasch handelsblad, 13-06-1906). MAA van Mook
dan keluarga baru kembali ke Hindia bulan Maret 1906 (lihat Algemeen
Handelsblad, 09-03-1906). Besar dugaan selama di Belanda, MAA van Mook
mengambil akta guru MO yang bisa mengajar di HBS. Sekarang HJ van Mook anak
Semarang menjadi anak Soerabaja. Pada tahun 1909 MAA van Mook dipindahkan ke
Semarang sebagai guru di HBS Semarang (lihat Bataviaasch nieuwsblad,
27-01-1909). HJ van Mook yang sudah sekolah di HBS Soerabaja terus
melanjutkannya, meski orang tua sudah pindah kembali ke kampong halamannya di
Semarang. Pada tahun 1911 MAA van Mook kembali dipindahkan ke HBS Soerabaja
sebagai guru Matematika dan bahasa Belanda (lihat De locomotief,
08-09-1911).  Sang ayah dan HJ van Mook
berada di sekolah yang sama. Seperti telah disebut di atas, MAA van Mook
pensiun pada tahun 1912.

HJ van Mook kelahiran Semarang sekolah menengah di
HBS Soerabaja. Ayahnya antara 1906 dan 1912 menjadi guru di sekolah HBS Soerabaja
dan di sekolah HBS Semarang. Siswa yang diterima di sekolah HBS adalah lulusan
sekolah dasar Eropa (ELS). Lama studi di HBS lima tahun. Lulusan HBS dapat melanjutkan
studi ke perguruan tinggi di Belanda (di Hindia sendiri belum ada perguruan
tinggi).


Sekolah HBS hanya ada di Batavia (KW III), Semarang dan Soerabaja. Di
tiga sekolah menengah ini sudah banyak lulusannya dari golong Cina dan golong
pribumi. Di HBS Semarang Raden Mas Noto Soeroto lulus tahun 1906 langsung
berangkat studi ke Belanda; pada tahun 1907 lulus Raden Mas Gondowinoto, Raden
Mas Moenarijo dan Raden Mas Soedjono. Pada tahun 1908 lulus Raden Soemito dan Be
Tiat Tjong. Di HBS Soerabaja tahun 1908 lulus Raden Mas Soedibijo. Pada bulan
Juli Raden Mas Ambia Soedibijo dan Raden Mas Soemito berangkat ke Belanda di
Technische Hoogeschool di Delft. Dua yang lainnya yang diterima adalah Be Tiat
Tjong dan RM Notodiningrat. Raden Mas Ambia Soedibijo dan Raden Mas Soemito
adalah bersaudara.  Demikian seseterusnya,
seperti Li Tjwan Tien lulus HBS di Soerabaja dan sudah di Belanda tahun 1911
dan Kwa Tjoan Sioe lulus ujian akhir di HBS Semarang dan berangkat ke Belanda
1913.

Setelah setahun ayah HJ van Mook (MAA van Mook) pensiun sebagai guru HBS di
Soerabaja, HJ van Mook lulus di HBS Soerabaja pada bulan Mei 1913. HJ van Mook
pada bulan September 1913 ini berangkat ke Belanda dengan menumpang kapal ss
Prinses Juliana (lihat De nieuwe vorstenlanden, 06-09-1913). Disebutkan dalam
manifes kapal ini kapal ss Prinses Juliana berangkat dari Batavia pada tanggal
3 Septermber dengan tujuan akhir Amsterdam yang mana salah satu penumpangnya
adalah HJ van Mook.


Pada saat HJ van Mook berangkat ke Belanda, Soetan Casajangan baru tiba
di Batavia dari Belanda. Soetan Casajangan adalah mahasiswa pribumi sejak tahun
190
3. Pada tahun 1908 ketika
mahasiswa pribumi berjumlah sekitar 20an, Soetan Casajangan mendirikan
organisasi mahasiswa yang diberi nama Indische Vereeniging dan sebagai ketua
Soetan Casajangan dan sekretataris Raden Soemitro. Pada tahun 191
0 lulus ujian mendapat akta guru
MO (setara sarjana pendidikan). Soetan Casajangan pada bulan Juli 1913 kembali
ke tanah air dan ditempatkan sementara di sekolah ELS Buitenzorg lalu kemudian
diangkat menjadi direktur Kweekschool Fort de Kock. Pada tahun ini tiga calon
mahasiswa berangkat ke Belanda yakni Sorip Tagor Harahap alumni sekolah
kedokteran hewan Veeartsenschool di Buitenzorg dan guru muda Dahlan Abdoellah
dan guru Ibrahim Datoek Tan Malaka (keduanya lulusan Kweekschool Fort de Kock).

Sejak keberangkatan ke Belanda,
HJ van Mook tidak terinformasikan. HJ van Mook diketahui pada tahun 1916 lulus
ujian persiapan di Universiteit te Leiden (lihat Nieuwe Rotterdamsche Courant,
10-06-1916). Disebut di Universiteit te Leiden HJ van Mook lulus ujian
persiapan pada bidang dinas administrasi Nederlandsch Indie (studi Indologi).


Dahlan Abdoellah lulus ujian Onderwij Hulp Akte pada bulan Juni 1915 di
Leiden (Haagsche courant, 05-06-1915). Pada tahun 1916 diadakan Kongres
Pendidikan Hindia (lihat Algemeen Handelsblad, 24-03-1916). Dalam kongres
hampir semua yang hadir orang Belanda yang diketuai oleh JH Abendanon. Dalam
kongres ini turut hadir Dahlan Abdoellah, Raden Mas Suardhy Soejaningrat dan
Dr. DA Rinkes, penasihat untuk urusan pribumi. Pada bulan Juni 1916, Sorip
Tagor lulus ujian kandidat dokter hewan di Rijksveeartsenijschool, Utrecht
(lihat Algemeen Handelsblad, 19-06-1916). Kepengurusan Indisch Vereeniging
tahun 1916 diketuai oleh Raden Loekman Djajadiningrat. Dalam kepengurusan ini
Dahlan Abdoellah duduk sebagai archivaris (Nieuwe Rotterdamsche Courant, 10-08-1916).
Pada tanggal 1 Januari 1917, Sumatra Sepakat resmi didirikan dengan nama
‘Soematra Sepakat’. Dewan terdiri dari Sorip Tagor (sebagai ketua); Dahlan
Abdoellah, sebagai sekretaris dan Todoeng Harahap gelar Soetan Goenoeng Moelia
sebagai bendahara. (Salah satu) anggota komisaris (benama) Ibrahim Datoek Tan
Malaka. Tujuan didirikan organisasi ini untuk meningkatkan tarap hidup penduduk
di Sumatra. Pada bulan September 1917, Sorip Tagor dipromosikan dari tingkat
tiga ke tingkat empat (lihat Algemeen Handelsblad, 23-09-1917).

Di Leiden HJ van Mook sudah
barang tentu kerap bertemu mahasiswa-mahasiswa
Cina dan pribumi yang sama-sama berasal dari Hindia.
Selain mahasiswa pribumi telah memiliki wadah organisasi mahasiswa Indisch
Vereeniging, di Leiden juga ada asosiasi mahasiswa Indologi. Pada tahun 1917
diadakan kongres mahasiswa Hindia yang bersamaan dengan peringatan lustrum
ketiga asosiasi mahasiswa Indologi (lihat Algemeen Handelsblad, 24-11-1917
). Sebagai ketua kongres adalah HJ
van Mook yang juga menjadi presiden serikat
.


Disebutkan Indisch Studenten Congres, kemarin pagi Kongres Mahasiswa
Hindia dibuka di Leiden dalam rangka peringatan lustrum ketiga (15 tahun)
Asosiasi Mahasiswa-Indologis (Studenten-Indologenvereeniging) yang didirikan
pada tahun 1902.
HJ van Mook selain mahasiswa Indologi juga menjadi
aktivis di organisasi mahasiswa Indologi,
Dalam kongres 1917 ini juga diundang
mahasiswa-mahasiwa golongan Belanda, Cina dan pribumi. Disebutkan di Auditorium
Universitas sepenuhnya diisi dengan peserta konferensi (yang secara konsisten
terdiri dari mahasiswa yang terdaftar di universitas Belanda). Disebutkan saat
ini Masyarakat Hindia adalah; Chineesebc Vereeniging Chungwa Hui; de vereeniging
van Indolog
ische studenten van het Utrechtsch Studentencorps ‘Van
Verre’; de vereeniging Onze Koloniën te Delft; de Studjentenafdeeling van de
Vereeniging Oost en West (Leiden); de
Vereeniging
Koempoelan Tani Djawi (Wageningen); en de onderafdeelingen Tropische Land- en
Boschbouw van de Studentcnvcreeniging te Wageningen. HJ van Mook meski baru
satu tahun sebagai mahasiswa Indologi, tetapi kapasistasnya sudah menjadi ketua
sarikat Indologi dan presidium kongres. Ini mengindikasikan HJ van Mook
memiliki kemampuan berorganisasi yang baik.
 

HJ van Mook sebagai ketua komite membuka pertemuan. Delegasu Indische
Vereeniging dipimpinan oleh k
etua Indische Vereeniging pada periode 1917-1918
adalah Dahlan Abdoellah
. Satu yang penting dalam kongres mahasiswa Hindia ini, Dahlan Abdoellah sebagai salah satu pembicara mewakili Indisch
Vereeniging
menyampikan di forum: ‘Kami, Indonesiers adalah
elemen utama di Belanda, rakyat Hindia, dan karena itu kami memiliki hak untuk
memiliki lebih dari sebelumnya dalam pemerintahan nasional. Indisch
e Vereeniging lebh tua dari yang
lainnya
.  Yang juga
berbicara dalam kongres ini Sorip Tagor dan Goenawan Mangoenkoesoemo.


Pada tahun 1918 Indische Vereeniging menerbitkan majalah sebagai organ
dari Indische Vereeniging yang diberi nama Hindia Poetra. Edisi pertama muncul
pada bulan Juni 1918 yang dipimpin oleh Raden Mas S
oewardi Soejaningrat (lihat Algemeen Handelsblad, 21-06-1918).
Raden Mas S
oewardi Soejaningrat di Belanda sedang mengikuti
Pendidikan untuk mendapatkan akta guru LO. Sertifikat serupa ini sudah
diperoleh oleh Dahlan Abdoellah dan Tadoeng Harahap gelar Soetan Goenoeng
Moelia pada tahun 1915. Diantara anggota Indische Vereeniging yang mendapat
akta guru LO ini adalah Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan tahun 1907
(dan dilanjutkan untuk mendapat akta guru MO pada tahun 1910. Akta guru MO juga
diperoleh Tan Malaka pada tahun 1916.

HJ van Mook lulus ujian akhir
di Universiteit te Leiden pada tahu 1918 (lihat Het vaderland, 12-06-1918).
Disebutkan ujian akhir universitas di Leiden bidang Nederlandsc
h Indie Administrative Dienst
(Indologi) HJ van Mook (tinggal di Den Haag).
HJ van Mook memili kemampuan untuk berbahasa Melayu.


Kwa Tjoan Sioe menulis pada
edisi ketiga majalah Chung Hwa Hui Tsa Chieh menulis satu artikel (lihat Het
vaderland, 08-02-1918). Artikel Kwa Tjoan Soei berjudul Timur dan Barat (Asia
dan Eropa) di dalam bahasa Melayu. Isi artikel Kwa Tjoan Soei ini dengan motto
Tout savoir c’est tout pardonner. Artikel yang sama tetapi dengan bahasa
Belanda tampaknya dikirim Kwa Tjoan Soei ke Batavia yang dimuat majalah Het
Weekblad voor Indie No 23 (lihat De nieuwe vorstenlanden, 18-09-1918).

Pada tahun 1918 ini juga kembali diadakan kongres
mahasiswa di Belanda disebut Congres van het Indonesisch Verbond van
Studeerenten (lihat De Maasbode, 31-08-1918).
Ini mengindikasikan salah satu hasil kongres tahun
1917 nama Indonesia diadopsi yang kemudian dibentuk federasi organisasi baru
yang diberi nama
Indonesisch
Verbond van Studeerenten
. Dalam kongres pertama Indonesisch Verbond van Studeerenten tahun 1918 ini sejumlah mahasiswa Belanda, Cina dan pribumi yang berasal dari
Hindia berbicara. Di dalam kongres ini isu pendidikan tinggi mendapat porsi
besar seperti isu kurangnya insinyur dan
dokter di Hindia. Federasi mahasiswa Indonesisch Verbond van Studeerenten
sendiri memiliki lebih dari 700 anggota yang terdiri dari Hollander, Indonesier
dan Chineesen ke dalam sejumlah organisasi
.


Dalam kongres yang
diikuti
lebih
dari 100 mahasiwa ini
, dari Indische Vereeniging juga turut berbicara: Sorip Tagor, Soetan Goenoeng Moelia, Raden Sarenget,
Dahlan Abdoellah,
Goenawan Mangoenkoesoemo, Sjamsi
Sastrawidagda
serta Ratoelangi. Saat dimana seorang pembicara
mengatakan ‘kami ingin membebaskan diri, tidak hanya dalam politik, tetapi juga
di bidang pendidikan dan ekonomi’ disambut dengan tepuk tangan. Samsi lulus di
Handelseconomie di Rotterdam (De Tijd: godsdienstig-staatkundig dagblad,
29-06-1918).
Mr Liem Hwam ‘Tjie
mengatakan bahwa dia merindukan dengan semua perkenalan, petunjuk yang bisa
mengarah pada persaudaraan bangsa.
Mr Han Tiauw Tjong (ketua Chung Hwa Hui) menunjukkan bahwa kunci untuk
pengetahuan yang lebih besar dari Timur adalah pengetahuan Sinologi. Yang
menjadi ketua Indisch Vereeniging adalah Dahlan Abdoellah (menggantikan
Goenawan Mangoekoesoemo).
 

Dalam kongres 1918 salah satu topik yang hangat
adalah tentang keinginan masyarakat Indonesia (Hindia Belanda) untuk bebas
menentukan nasib sendiri yang tidak terikat dengan Kerajaan Belanda. Namun
demikian disebutkan bantukan kerajaan Belanda dapat diterima yang sesuai dengan
Liga Bangsa-Bangsa. Sorip Tagor di dalam forum disebutkan menyatakan: ‘Sorip
Tagor percaya bahwa sejarah menunjukkan bahwa Belanda di Hindia tidak selalu
damai. Indonesia seharusnya tidak mencari kerjasama dengan Belanda, tetapi
mengharapkan kepemimpinan dari Indonesia sendiri’.


Mungkin pernyataan Sorip Tagor yang viral di surat kabar ini juga dibaca
oleh Soekarno yang masih duduk di kelas dua di sekolah menengah HBS di
Soerabaja dan Mohamad Hatta yang masih kelas empat HBS di sekolah PHS Batavia.
Mengapa Sorip Tagor seberani itu diantara mahasiswa pribumi anggota Indisch
Vereeniging? Sorip Tagor adalah penerus Soetan Casajangan.

Seperti biasa yang selalu kalem dan tidak berapi-api
HJ Van Mook hanya berbicara sungkat yang pada intinya disebutkan.
HJ van Mook, calon pegawai negeri sipil Indisch,
percaya bahwa tidak ada upaya serius yang dilakukan antara Timur dan Barat
untuk bertemu selama ini. Apa yang dimiliki Jawa tentang Barat diadopsi sampai
sekarang tidak lebih dari hasil ilmu teknis. Apakah orang Timur memahami Barat
diragukan HJ van Mook. Sebaliknya jika kita ingin memahami Timur, kita harus
membuka diri, seperti yang dilakukan orang Timur kepada kita. Untuk orang Belanda
menurut HJ van Mook mencoba untuk datang ke pemahaman yang lebih baik.


Sebagaimana diketahui HJ van Mook menjelang kongres sudah mengetahui akan
ditempatkan di Hindia dan tidak lama akan kembali ke tanah air di Hindia. Diberitakan
HJ van Mook diangkat sebagai pegawai pemerintah di Hindia (lihat Nederlandsche
staatscourant, 03-08-1918). Disebutkan berdasarkan Resolusi Menteri Koloni,
tanggal 31 Juli 1918, Afdeeling ke-9 No 2, HJ van Mook, di Leiden, telah
ditempatkan di bawah pemerintahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, untuk
diangkat disana di negara itu sebagai pejabat administrasi untuk (wilayah) Jawa
dan Madoera.

Ketua kongres pada tahun 1918 ini adalah Mr JA
Jonkman. Sedangkan HJ van Mook menjadi ketua kongres tahun sebelumnya (1917).
Seperti kita lihat nanti menjelang berakhirnya Belanda di Indonesia, JA Jonkman
sebagai ketua Volksraad dan HJ van Mook diangkat sebagai Luitenant Generaal
Hindia Belanda.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Chung Hwa Hui dan Indische Vereeniging: Kongres Hindia
dan Indonesisch Verbond van Studeerenden di Belanda

Pada bulan Oktober 1918, HJ van Mook kembali ke
kampong halaman di Hindia. Ini dapat dilihat dari daftar penumpang kapal Nieuw
Amsterdam yang akan berangka
t ke Batavia (lihat De Telegraaf, 11-10-1918). Dalam
manifest kapal disebut nama HJ van Mook bersama istri di kelas pertama. Kapan
HJ van Mool menikah tidak terinformasikan. Pilihan kelas utama perlayaran ke
Hindia besar dugaan sekaligus sebagai bulan madu di tengah lautan?


Di Hindia, HJ van Mook ditempatkan di Semarang (lihat Het nieuws van den
dag voor Nederlandsch-Indie, 09-01-1919). Disebutkan Direktur BB diangkat untuk
ambtenaar administrasi di BB wilayah Jawa dan Madoera di Residentie Semarang
sebagai Controleur, HJ van Mook. Ini seakam kembali HJ van Mook ke tempat
kelahirannya di Semarang.

HJ van Mook baru memulai karir
dari tingkat yang paling rendah sebagai Controleur. Jabatan Controleur biasanya
di lingkungan Direktur BB adalah sebagai pejabat di tingkat Onderafdeeling.
Namun dalam hal ini HJ van Mook tidak terinformasikan di onderafdeeling mana di
Residentie Semarang.


Pada tahun 1919 ini Soetan Casajangan, direktur sekolah guru Kweekschool
di Ambon dipromasikan menjadi asisten Direktur Urusan Pribumi Dr Niewenhuis di
Batavia. Jabatan ini dapat dikatakan jabatan tertinggi yang dapat dicapai oleh
seorang pribumi. Dr Nieuwenhuis adalah seorang ahli ernografi dan bahasa yang
andal yang memulai karir di Hindia melakukan ekspedisi ke wilayah hulu sungai
Mahakam pada tahun 1900. Ketika Soetan Casajangan telah mencapai puncak kari
r sebagai pegawai pemerintah
(dari golongan pribumi
, HJ van
Mook baru memulai
karir.

Pada tahun 1921 HJ van Mook dipindahkan
sebagai Controleur dari Residentie Semarang ke Residentie Djogjakarta (lihat
Bataviaasch nieuwsblad, 20-04-1921). Pada tahun 1922 HJ van Mook sebagai
Controleur ditugaskan dengan fungsi pengawasan di bagian sekretaris Residentie
Djogjakarta (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 18-07-1922).


Setelah mengabdi cukup lama selama sembilan tahun HJ van Mook diberi cuti
satu tahun ke Eropa pada tahun 1927.
HJ van
Mook berangkat ke Belanda bersama istri dan satu orang anak (lihat De locomotief,
11-04-1927). HJ van Mook dan keluarga kembali ke Hindia pada bulan Maret 1928
(lihat De locomotief, 28-03-1928).

Sepulang cuti dari Eropa, HJ
van Mook ditempatkan di wilayah provinsi West Java (lihat Nieuwe Rotterdamsche
Courant, 01-04-1928). Disebutkan terhitung mulai hari yang bersangkutan
menerima tugas bekerja sebagai asisten resident di wilayah provinsi West Java,
HJ van Mook yang diharapkan kembali dari cuti luar negeri, ambtenaar dengan
pangkat terakhir Controleur kelas satu BB di wilayah Java en Madoera.
Ini mengindikasikan HJ van Mook telah mendapat
kenaikan pangkat dari Controelur kelas-1 menjadi asisten resident. Controleur
dimulai dari kelas-3. Pangkat asisten residen menjadio pejabat di wilayah
Afdeeling (sedangkan Controleur di tingkat onderafdeeling). Catatan: sejak 1920
Jawa dan Madoeran dibentuk menjadi tiga province (West, Midden dan Oost).
Gubernur province West Java di Batavia. Province terdiri dari Residentie
diantaranya Batavia, Bantam dan Preanger..


Di
Batavia HJ van Mook sebagai pembicara pada kursus singkat yang diadakan
Bataviaasch Studenten-Corps yang bekerjasama dengan Ned. Ind.
Oud-studentenfonds pada bulan Agustus (lihat Bataviaasch nieuwsblad,
30-06-1928). Disebutkan HJ van Mook assistent-resident, membawakan makalah
dengan topik ‘Vergelijkingen tusschen de Philippijnen en Nederlandsc Indië’.
Topik ini tentulah sangat dipahami oleh HJ van
Mook karena dia pernah menjabat sebagao ketua asosisai mahasiswa Indologi di
Belanda dan mengikuti kongres pendidikan Hindia di Belanda tahun 1917. HJ van
Mook menulis artikel dengan judul ‘Het conflict en de Volksraad’ yang dimuat
dalam jurnal Kolonie Studiën edisi April 1929
.

Pada periode Volksraad
1931-1935 HJ van Mook diangkat sebagai anggota Volksraad (lihat Deli courant,
15-05-1931). Disebutkan efektif sejak tanggal 15 Juni telah diangkat sebagai anggota
Volksraad diantaranya HJ van Mook, HJ van Mook, penjabat pengawas di Kantor
Komisaris Pemerintah untuk Reformasi Administratif, di Batavia. Catatan:
Anggota Volksraad ada yang ditunjuk dan diangkat pemerintah dan ada juga yang
melalui jalur pemilihan menurut dapil. HJ van Mook termasuk yang ditunjuk. 

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999).
Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar
rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog
hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang
tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan
(ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami
ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah
catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top