*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini
Di Semarang ada Lawang Sewu, di Bogor adan
Lawang Seketeng dan di Malang hanya disebut Lawang saja. Nama Lawang Sewu nama Gedung,
Lawang Seketeng adalah pintu gerbang, Lawang saja adalah nama kota di Malang.
Kota Lawang tempo doeloe cukup dikenal, kini lebih dikenal lagi karena tokoh
terkenal Andalas Datoe Oloan Harahap (Ucok AKA Harahap).

Lawang
adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Lawang dikenal sebagai
kota peristirahatan sejak zaman penjajahan Belanda. Karena itu tidak
mengherankan bila sampai saat ini masih banyak ditemui bangunan kuno bergaya
Belanda di Lawang, termasuk stasiun kereta api yang merupakan salah satu
persinggahan kereta api jalur Selatan dari Surabaya ke Malang. Seiring
perkembangan zaman dan aneka industri, di Lawang terdapat sejumlah industri
antara lain kimia dan farmasi. Salah satu industri terbesar di Lawang adalah
pabrik farmasi Otsuka Indonesia, yang merupakan produsen cairan infus pertama
tidak hanya di Indonesia tetapi juga Asia Tenggara dan berdiri sejak tahun
1975. Secara geografis Lawang terletak di pegunungan dan dikelilingi Gunung
Arjuno dan Gunung Semeru. Kecamatan Lawang berbatasan dengan Kecamatan
Singosari, Kabupaten Malang dan Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan. Tempat
wisata di Lawang antara lain Kebun Teh Wonosari PTP XXIII, Pemandian Polaman, Kolam
Renang Sanggar, Desa Wisata Krabayakan, Gunung Wedon. Bersama dengan Singosari
dan Kepanjen, Lawang dikenal sebagai kota satelit penyangga utama Kota Malang. Tokoh-tokoh
terkenal dari Lawang adalah: Ucok Harahap, musisi rock era 1970-an; Irfan
Bachdim, Pemain Timnas Sepak Bola Indonesia (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah
Lawang, antara Pasuruan Malang dan Andalas Datoe Oloan Harahap? Seperti disebut
di atas, kota Lawang tempo doeloe cukup dikenal, kini lebih dikenal lagi karena
tokoh terkenal Andalas Datoe Oloan Harahap. Ada juga nama Lawang Sewu dan
Lawang Seketeng di tempat lain. Lalu bagaimana sejarah Lawang, antara Pasuruan
Malang dan Andalas Datoe Oloan Harahap? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe,
semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan
sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Lawang, Antara Pasuruan Malang dan Andalas Datoe Oloan
Harahap; Lawang Sewu dan Lawang Seketeng
Jauh sebelum Andalas Datoe Oloan Harahap bermukim
dan dikenal di Lawang, nama Lawang sudah dikenal sejak lama. Nama Lawang
mungkin sudah sangat kuno. Lawang boleh jadi artinya pintu (gate), tetapi seorang
ahli bahasa pada era pendudukan Inggris menyebut lawang berasal dari bahasa
Melayu kuno (Sanskerta) yang artiknya cloves atau bunga cengkeh (lihat Java
government gazette, 18-03-1815). Boleh jadi nama Lawang menjadi popular pada
era pendudukan Inggris (1811-1816). Nama Lawang semakin popular pada era
Pemerintah Hindia Belanda (pasca pendudukan Inggris).
Nama tempat Lawang disebut tidak jauh dari kota kuno masa lampau dari
kerajaan Singosari (lihat Rotterdamsche courant, 30-03-1820). Nama Lawang
semakin popular setelah penemuan benda-benda kuno di hutana Lawang (dimana
kemudian diketahui situas kuno candi Singosari di dalam hutan). Jika nama Lawang
bukan dimaksud cengkeh (dalam bahasa Melayu kuno) apakah lawing artinya hutan? Nama
Lawang juga ditemukan di wilayah Jawa bagian tengah, yakni nama gunung Lawang
(lihat Javasche courant, 28-02-1828). Nama Lawang juga ditemukan di Sumatra
sebagai district Ampat Lawang. Di wilayah Dayak di Kalimantan, alun-alun suatu rumah
panjang disebut lawang. Di wilayah Jawa lawing menrujuk pada lurah dan bekkel.
Nama (tempat) Lawang kemudian menjadi penting bagi
Pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1830 di Lawang ditempatkan seorang
pejabat pemerintah setingkat pakhuis (kepala gudang) kopi (lihat Javasche
courant, 23-12-1830). Sementara itu sejak 1817 di Malang telah ditempatkan
seorang pejabat pemerintah setingkat Asisten Residen. Lawang sendiri dalam hal
masuk wilayah afdeeling Malang) Residentie Pasoeroean.
Ada dua hal yang menjadi perhatian tentang nama tempat Lawang. Pertama
bahwa di Lawang dijadikan sebagai tempat Gudang, yang dipimpin oleh seorang pakhuis.
Ini berarti pada awal terbentuknya pemerintahan di wilayah Malang, Lawang
dijadikan sebagai tempat yang penting. Dalam hal in Lawang berada di antara ibu
kota residentie di Pasoeroean dengan ibu kota afdeeling di Malang. Kedua, gudang
yang dibangun di Lawang adalah gudang kopi, suatu komoditi berharga yang diekspor.
Adanya Gudang kopi, mengindikasikann bahwa sudah ada produksi kopi di wilayah Malang,
dan semua hasil kopi yang diproduksi dan di jual di wilayah Malang di pool di gudang
kopi di Lawang. Apakah dalam hal di Kawasan Lawang juga menjadi sentra produksi
kopi?
Tunggu deskripsi lengkapnya
Lawang Sewu dan Lawang Seketeng: Lawang Malang Masa ke
Masa
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.