Sejarah

Sejarah Malang (31): Bato Batoe Kota Batu di Lereng Gunung Kawi; Dimanakah Letak Arjuno Menemukan Drupadi Putri Drupada?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Di wilayah Angkola Mandailing, Residentie
Tapanoeli bato bukanlah batu, tetapi apa? Akan tetapi di wilayah Malang bato
menjadi batu. Itu satu hal. Hal lainnya di wilayah Angkola Mandailing disebut
Arjuna, di wilayah Malang disebut Arjuno. Hal lainnya lagi di wilayah Malang
disebut Drupada tetapi di wilayah Angkola Mandailing disebut Soripada. Dalam
hal ini Sori merujuk pada Sri. Bato, batoe, watoe mirip menunjuk hal yang sama.


Batu
adalah sebuah kota di wilayah Malang. Kota Batu berada di jalur yang
menghubungkan Malang-Kediri dan Jombang. Wilayah kota ini berada di ketinggian
800-2000 M dan ketinggian rata-rata yaitu 980 M dpl. Kota Batu ditetapkan
menjadi kota administratif pada 6 Maret 1993 dan menjadi kota otonom tanggal 17
Oktober 2001. Sejak abad ke-10, wilayah Batu telah dikenal tempat
peristirahatan kalangan kerajaan. Pada pemerintahan Kerajaan Medang Raja
Sindok, petinggi Kerajaan Mpu Supo diperintah untuk membangun tempat peristirahatan
kerajaan di pegunungan yang didekatnya terdapat mata air (dibangun candi diberi
nama Candi Supo; atau Candi Songgoriti candi patirthan/kolam). Sampai saat ini
belum diketahui kapan nama “Batu” mulai disebut. Beberapa pemuka
masyarakat setempat mengisahkan sebutan Batu berasal dari nama ulama pengikut
Pangeran Diponegoro bernama Abu Ghonaim yang selanjutnya masyarakat setempat menyebutnya
Mbah Wastu kemudian dipanggil Mbah Tu lalu menjadi Mbatu atau Batu. Salah satu
wilayah perkebunan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu dengan latar belakang
pegunungan Butak-Kawi-Panderman. Batu dikelilingi beberapa gunung, di antaranya
adalah: Anjasmoro (2.277 M); Arjuno (3.339); Banyak (1.306); Kawi (2.551); Panderman
(2.045); Semeru (3.676); Welirang (3.156); Wukir (635)
(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Bato, Batoe, Kota
Batu di lereng gunung Kawi? Seperti disebut di atas, kini kampong Bato tau
Batoe telah menjadi kota. Seberapa tua kota Batu?  Dimana tetak Arjuno menemukan Drupadi putri
Drupada? Lalu bagaimana sejarah Bato, Batoe, Kota Batu di lereng gunung Kawi? Seperti
kata ahli
sejarah
tempo doeloe,
semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.

Bato, Batoe, Kota Batu di Lereng Gunung Kawi; Dimana
Letak Arjuno Menemukan Drupadi Putri Drupada

Kapan nama (kota) Batu diketahui? Tampaknya sudah
lama sekali. Namanya belum ditulis Batu tetapi Bato. Penamaan Bato ini juga
ditemukan di berbagai wilayah seperti Sumatra hingga Halmahera. Jadi nama Bato
bersifat generic. Besar dugaan nama tempat Bato pada masa lampau bukan dalam
pengertian (penulisan) Batu pasa masa ini. Boleh jadi nama Bato hanya sekadar
nama tampat. Hanya saja ada yang bergeser dari Bato menjadi Batu di (wilayah) Malang.


Seorang ahli geografi Francois Valentijn di Ambon pada era VOC menulis
deskripsi geografi termasuk di wilayah Indonesia yang sekarang. Bukunya yang
terbit tahun 1726 ini menyajikan peta, pulau Jawa, dimana di wilayah Malang tiga
nama tempat yang diidentifikasi adalah Malang, Bato dan Antang. Nama Malang
tetap sama dengan sekarang, tetapi nama Bato telah bergeser menjadi Batu dan
nama Antang kini menjadi Ngantang. Jadi dalam sejarahnya, banyak nama-nama
tempat telah bergeser Namanya, karena pelafalan para penduduk, yang mana
penduduk dapat telah berganti dengan bahasa dan dialek yang berbeda.  

Nama Batu sudah disebut dalam Peta 1724. Ada
beberapa kejadian yang mendahului sebelumnya. Satu yang penting adalah perang
yang dilancarkan oleh pasukan yang dipimpin oleh Trunojo dari Madura yang
dibantu pasukan dari Gowa yang dipimpin oleh K Galesong dalam melawan Mataram
(Soesoehoenan) yang dibantu oleh militer Belanda dengan pasukan pribumi yang
berasal dari Bugis dan Ambon. Dalam perang ini militer VOC dapat dikatakan
mendapat kemenangan, dimana K Galesong meninggal di Malang tahun 1679 dan Trunojoyo
meninggal di Antang tahun 1680. Satu hal yang menjadi pertanyaan: pada saat
itu, siapa yang menjadi penduduk di wilayah Malang? Mereka berbahasa apa?


Nama Malang pada masa ini ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia, ada
nama Malang atau yang mirip dengannya seperti di Jawa Tengah, di Jawa Barat, pulau
Madura, Sulawesi dan bahkan di India. Demikian juga dengan nama Antang atau
yang mirip denganya ditemukan di Madura dan Sulawesi. Namun, seperti disebut di
atas, nama Antang telah bergeser menjadi Ngantan. Nama Ngantang sendiri pada
masa ini hanya ditemukan di Malang (tidak juga di wilayah lain di Jawa).
Seperti disebut di atas, nama Batu awalnya adalah Bato. Nama Bato sendiri di
berbagai tempat termasuk di Tapanoeli dan Filipina.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Dimana Letak Arjuno Menemukan Drupadi Putri Drupada: Lain
Doeloe, Lain Sekarang

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top