*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini
Bagaimana sejarah sepak bola di Malang? Tentu
saja sudah ada yang menulis. Sepak bola adalah bagian dari sejarah Malang
sendiri. Hal itulah mengapa sejarah sepak bola di Malang perlu ditulis Kembali.
Narasi sejarah sepak bola di Malang akan menjadi lebih lengkap, jika data yang
tercecer dapat ditambahkan untuk membentuk narasi sejarah sepak bola di Malang
yang sesungguhnya.

Malang
Punya Klub Sepak Bola Tertua, Apa Saja? Malang Times. 28 Nov 2017. Sepak bola
Malang juga tercatat salah satu culture sepak bola tertua di Indonesia. Sepak
bola masa penjajahan Belanda, banyak pemain asli Malang duta Timnas Hindia
Belanda. Venue pertandingan juga merupakan stadion tertua di Indonesia. Stadion
Gajayana terletak di pusat Kota Malang, mulai dibangun 1924 dan dibuka 1926. Klub pertama yang didirikan di Malang adalah
Go Ahead, pada tahun 1898. Pada tahun 1902 lahirlah Voorwaarts dan berlanjut
MOT pada tahun 1904. Malang memiliki klub militer Wilhelmina tahun 1909. Klub-klub
Cina juga lahir di Malang, adalah Kam Soe Twie dan Tjoe Kian Hwee tahun 1913.
Setahun kemudian berdirilah Hak Sing Hwee, kemudian semua digabung menjadi
HCTNH tahun 1930. Kiper utamanya Mo Heng menjadi penjaga gawang Timnas Hindia
Belanda pada Piala Dunia 1938. Organisasi yang menaungi klub-klub di Malang berdiri
7 Agustus 1922, Malangsche Voetbal Bond (MVB). Tahun 1933 perserikatan
sepakbola di Malang dibuat oleh warga lokal atau pribumi dinamakan Persatoean
Sepak bola Indonesia Malang (PSIM). Namun pada oktober 1934, sarikat tersebut
berganti nama menjadi Persatoean Sepakbola Toemapel (PST). Pada tahun 1935, seluruh
klub serta anggota perserikatan yang beda pendapat membentuk Malangsche Voetbal
Unie (MVU) 11 Juli 1935. Setelah sempat vakum selama pendudukan Jepang, berdiri
lagi tahun 1949 dengan nama dalam bahasa Indonesia menjadi Persatoean Sepakbola
Malang (PSM). Perserikatan merupakan campuran antara MVB dengan PSIM. Sejak itu
munculah nama Persema 20 Juni 1953. Sesungguhnya nama Persema telah digunakan
pada tahun 1951 dan 1952 (https://www.malangtimes.com/)
Lantas bagaimana sejarah sepak bola di Malang,
sejak kapan bermula? Seperti disebut di atas, sepak bola di Malang sudang dikenal
lama. Seberapa tua dan sejak kapan bermula? Sepakbola di Malang sejak era
Hindia Belanda hingga era Persema, dan kini era Arema Malang. Lalu bagaimana sejarah
sepak bola di Malang, sejak kapan bermula? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Sepak Bola di Malang Sejak Kapan Bermula? Era Hindia
Belanda hingga Era Persema, Kini Era Arema Malang
Kapan sepak bola bermula di Malang? Itu bermula pada tahun 1898 (lihat De
locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 01-06-1898). Disebutkan
karena adanya saran dari seseorang di Semarang agar seharusnya ada kegiatan
sepak bola di Malang, para pemuda di Malang sedikit tersinggung, dan kini para
pemuda sudah mulai bermain dan lambat laun berlatih secara teratur. Kini, ada
semangat yang muncul di Malang, sambil berlatih berharap akan mengundang tim
atau diundang tim dari Soerabaja dalam suatu pertandingan. Bagaimana bisa
gatalnya dari Semarang tetapi garuknya ke Soerabaja. Apa yang tengah terjadi?
Fakta bahwa di Semarang belum ada tim sepak bola.

Pada awal kehadiran sepak bola
di Indonesia (baca: Hindia Belanda), berlatih dengan sama akan segera
membosonkan. Itulah yang terjadi di Medan tahun 1892. Dalam hal ini dapat dikatakan
sepak bola di Hindia Belanda kali pertama dilaporkan di Medan. Rupanya berita
itu sampai ke telinga orang-orang Inggris di Penang (wilayah otoritas Inggris).
Tampaknya orang-orang Inggris di Penang kegatalan, lalu menggaruknya ke Medan.
Pada akhir tahun 1893 tim dari Penang melawat ke Medan untuk melakukan pertandingan
sepak bola (lihat Sumatra-courant: nieuws- en advertentieblad, 02-01-1894). Inilah
pertandingan sepak bola pertama di Indonesia (dapat dikatakan pertandingan berstatus
internasional: Belanda vs Inggris).Foto: Lapangan
Esplanade Medan (1890)
Bagaimana dengan di Ibu kota sendiri (baca: Batavia). Pertandingan sepak
bola di Batavia dilaporkan di Batavia tahun 1896 antara Bataviasche Sportclub
dan Batavia-Cricket-Club (Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor
Nederlandsch-Indie, 11-05-1896). Ini berarti keberadaan sepakbola paling tidak
sudah diketahui di dua tempat (Medan dan Batavia). Adanya sepak bola di Batavia
tampaknya telah memicu eks pemain sepak bola di Soerabaja menyelenggarakan
pertandingan sepakbola. Kapan itu bermula tidak diketahui secara pasti. Boleh
jadi keberadaan sepak bola di Batavia dan Soerabaja ini yang mendorong
seseorang menulis di surat kabar De Lecomotief memicu aagar dibentuk tim sepak
bola di Semarang dana Malang. Para pemuda Belanda di Malang meresponnya dan
kini tengah menyiapkan diri dan berlatih teratur dan beraharap bisa bertemu
dengan tim di Soerabaja.
Keberadaan sepak bola di
Indonesia (baca: Hindia Belanda), seperti yang disebut di atas yang dimulai di
Medan, pada dasarnya para pemuda yang dimaksud adalah para pemuda Belanda yang
berada di Hindia Belanda. Mereka yang menjadi pionier sepak bola di Hindia
Belanda dan Penang (Inggris) adalah para pemuda yang mahir bermain sepakbola. Mereka
ini sebagian besar adalah pemain sepak bola di Belanda (maupun di Inggris) yang
kemudian datang ke Hindia untuk bekerja di berbagai perusahaan-perusahaan. Bahkan
diantara mereka banyak juga eks pemain professional di Belanda dari klub-klub
besar. Seperti kita lihat nanti, saat orang-orang Belanda ini bermain sepak
bola di alun-alun esplanade Medan dan Koningplein Batavia (juga di Soerabaja
dan Malang) ditonton oleh orang-orang pribumi dan orang Cina, lalu dari situ
memunculkan minat mereka dan kemudian mengadangan pertandingan dan membentuk tim
sendiri-sendiri. Ternyata virus sepak bola ini cepat menyebar.
Seperti halnya tim Penang melawat ke Medan (1893), akhirnya tim
Soerabaja bertandang ke Malang (dimana Malang mengalami kekalahan, tetapi berapa
skor tidak terinformasikan). Lalu tidak lama kemudian tim Malang dengan nama Go
Ahead melakukan kunjungan balasan ke Soerabaja untuk melawan tim Soerabaja
(ECA). Pertandingan diadakan tanggal 17 Juli lalu depan lapangan masjid di
Soerabaja (lihat De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 22-07-1898).
Disebutkan pertandingan tersebut berakhir dengan skor 2-2. Usai pertandingan
tim Malang bersama beberapa anggota ECA mendampingi ke Darmo, dimana mereka
menunggu kereta ke Malang yang mana kedua kapten saling meyakinkan bahwa mereka
akan memainkan pertandingan lain sebentar lagi. yang mana ECA akan datang ke
Malang.

Bagaimana dengan di Semarang? Di Semarang sendiri adanya sepakbola kali pertama dilaporkan tahun 1899. Ini
bermula ketika Semarangschr voetbalclub melakukan pertandingan dengan tim dari Soerabaja
(lihat Soerabaijasch handelsblad, 22-05-1899). Nun jauh di Medan, sudah lama
tidak terinformasikan kehadiran tim Inggris dari Penang. Yang jelas tim Medan,
seperti halnya tim Soerabaja vs Malang/Semarang, sudah melakukan pertandingan kendang
dan tandang dengan tim di Langkat di Bindjei. Boleh jadi dalam hubungan ini tim
Medan tidak lagi ke Medan karena sudah terbentuk relasi Penang dengan
Singapoera (sesama Inggris). Pada tahun 1899 di Medan diketahui sudah ada tim
pribumi (lihat De Sumatra post edisi 24-05-1899). Disebutkan kemarin sore yang
berada di lapangan Esplanade (kini Lapangan Merdeka) di Medan terlihat tontonan
yang menggembirakan. Sejumlah orang Eropa berada di pertandingan sepak bola dengan
warga Cina dan kaum pribumi. ‘Hidup persaudaraan!!’. Pada tahun 1900 tim Medan
menjadi Medan Sportclub (lihat Sumatra Post 29-03-1900). Lalu pada tahun 1901
didirikan klub di Langkat (lihat Sumatra Post 20-12-1901). Klub Langkat ini
didominasi oleh orang-orang Inggris yang disebut Langkat sprotclub. Dua klub
ini kemudian kerap bertanding dan menjadi rivalitas (seperti halnya Soerabaja
vs Malang).
Meski di Medan pertandingan sepak bola pertama diselenggarakan di Indonesia,
tetapi pada era Hindia belanda klub yang terbilang pertama dibentuk adalah Bataviasche
sportclub (Bataviasche Voetbalclub/BVC) dan Quick Voetbalclub keduanya di
Batavia yang didirikan tahun 1896. Klub-klub berikutnya yang dibentuk menyusul ECA
di Soerabaja dan Go A Head di Malang (1898); lalu kemudian Semarangsche
voetbalclub (1899) dan baru Medan Sportclub/Medan Voetbalclub (1900) dan
Langkat Sportclub (1901). Lantas bagaimana dengan di kota-kota lainnya? Seperti
kita lihat di Bandoeng pada tahun 1904 dibentuk Bandoengsche voetbalclub dan
Sidolig.

Pada tahun 1904 pertandingan
sepak bola diadakan di Bandung antara anak-anak Bandoengsche melawan Bataviasch
Voetbal Club (BVC) di Pietersplein (Pieters Park) (lihat De Preanger-bode,
31-03-1904). Sebelumnya di Medan sudah terbentuk dua klub pribumi tahun 1903 yakni
klub Toengkoe (orang-orang Melayu) dan klub Letterzetter (orang-orang
Mandailing dan Angkola, Tapanoeli). Ini mengindikasikan diantara orang pribumi
para pemuda Melayu dan pemuda Batak yang terbilang pertama membentuk klub
sepakbola.Seperti kita lihat
nanti, di Medan pada tahun 1907 sudah diselenggarakan kompetisi dua jenjang (divis)
dan menjadi tiga divisi pada tahun 1908. Dalam hal ini klub Toengkoe telah
berganti nama menjadi Maimoen dan klub Letterzetter menjadi Medan Tapanoeli.
Voorwaarts adalah suksesio Medan sportclub.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Era Hindia Belanda hingga Era Persema, Kini Era Arema
Malang: Kegiatan Sepak Bola, Pertandingan, Perserikatan dan Kompetisi
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.