Sejarah

Sejarah Malang (62): Dr Widjoyo Nitisastro Lahir di Malang, Dosen – Pendiri Lembaga Demografi di FEUI 1964; Ekonom Terkenal


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Di gedung Nathanael Iskandar FEUI, di kampus
UI Depok, di sisi kanan pintu masuk kantor/gedung Lembaga Demografi terdapat
plakat: Lembaga Demografi FEUI didirikan tahun 1963 oleh Widjoyo Nitisastro. Hampir
setiap saya masuk ke kantor/Gedung Lembaga Demografi itu saya melihat nama itu.
Di lembaga inilah awal mula saya bekerja di bidang penelitian hingga pada
akhirnya menemukan jalan dalam penyelidikan sejarah (ekonomi dan bisnis). Widjoyo
Nitisastro adalah seorang panutan


Prof.
Dr. Widjojo Nitisastro (lahir di Malang 23 September 1927 –meninggal di Jakarta
9 Maret 2012) dikenal sebagai arsitek utama perekonomian Orde Baru. Ia sempat
menjabat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional 1971-1973 dan Menko Ekuin
sekaligus Kepala Bappenas 1973–1978 dan 1978–1983. Widjojo berasal dari
keluarga pensiunan penilik sekolah dasar. Ayahnya aktivis Partai Indonesia Raya
(Parindra), yang menggerakkan Rukun Tani. Ketika pecah Revolusi Kemerdekaan, duduk
di kelas I SMT (setingkat SMA) di Santo Albertus, Malang. Widjojo bergabung
dengan pasukan pelajar TRIP. Ia nyaris gugur di daerah Ngaglik dan Gunung Sari
Surabaya. Seusai perang, Widjojo mengajar di SMP selama 3 tahun, kemudian melanjutkan
di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) dan mengkhususkan pada demografi.
Masih menjadi mahasiswa di FEUI, bersama seorang ahli dari Canada Prof. Dr.
Nathan Keyfiz, Widjojo menulis buku berjudul “Soal Penduduk dan
Pembangunan Indonesia”. Kata pengantarnya ditulis Mohammad Hatta. Hatta
menulis, “Seorang putra Indonesia dengan pengetahuannya mengenai masalah
tanah airnya, telah dapat bekerja sama dengan ahli statistik bangsa Canada.
Mengolah buah pemikirannya yang cukup padat dan menuangkannya dalam buku yang
berbobot.” Buku ini sangat populer di kalangan mahasiswa ekonomi. Widjojo
lulus dengan predikat Cum Laude. Widjojo kemudian berkuliah di University of
California at Berkeley. Ia lulus pada tahun 1961
(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Widjoyo Nitisastro lahir
di Malang, dosen dan pendiri Lembaga Demografi FEUI? Seperti disebut di atas, Widjoyo
Nitisastro memulai pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Dia sangat terkenal, bahkan sejak mahasiswa. Pada era Orde Baru dikenal sebagai
ekonom terkenal. Lalu bagaimana sejarah Widjoyo Nitisastro lahir di Malang, dosen
dan pendiri Lembaga Demografi FEUI? Seperti kata ahli
sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.

Widjoyo Nitisastro Lahir di Malang, Dosen dan Pendiri
Lembaga Demografi FEUI; Ekonom Terkenal Semasa Orde Baru

Pada tahun 1950 adalah versi pertama Kerajaan
Belanda mengakuai kedaulatan Indonesia (sesuai hasil KMB di Den Haag, yang
secara resmi berlaku pada tanggal 27 Desember 1949). Fase awal ini disebut
Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Pada fase ini pula terjadi perubahan
radikal terjadi di berbagai bidang termasuk perguruan tinggi. Universiteit van
Indonesie yang kampusnya di berbagai tempat, bukanlah universitas (orang) Indonesia
(universitas yang lebih bernuansa Belanda). Universitas yang bernuasa Indonesia
berada di Jogjakarta, Universitas Gadjah Mada yang diresmikan pada tanggal 18
Desember 1949).


Universiteit van Indonesie bermulan dari pembentukan Universiteit van
Nederlandsch Indie pada era Pemerintah Hindia Belanda, sebagai gabungan dari
berbagai fakultas (school) di Batavia dan Buitenzorg serta di Bandoeng seperti
GHS, RHS, THS serta Veartsenschool dan Middlebarelandbouwschool di Buitenzorg yang
kemudian dibentuk berbagai fakultas termasuk fakultas yang sama sekali baru yakni
fakultas sastra tahun 1941. Namun tidak lama kemudian terjadi pendudukan
Jepang. Setelah kembalinya Belanda (NICA) kemudian dibentuk perguruan tinggi
darurat di Djakarta/Batavia yang disebut Nood Universiteit (Universitas
Darurat), pada tahun 1947 yang terdiri dari beberapa fakultas. Lalu dalam
perkembangannya universitas darurat menjadi Universiteit van Indonesie dengan
berbagai fakultas termasuk fakultas sastra plus fakultas ekonomi yang didirikan
di Makassar. Pada tahun 1947 ini dua mahasiswa Ida Nasoetion dari fakultas
sastra dan G Harahap dari fakultas social dan hukum, jurusan jurnalistik pada tanggal
20 November 1947 mendirikan organisasi mahasiswa yang diberi nama Persatoean
Mahasiswa Universitas Indonesia (PMUI). Sebelumnya pada bulan Januari di Jogjakarta
oleh Lafran Pane didirikan organisasi mahasisiwa Islam yang diberi nama Himpoenan
Mahasiswa Islam (HMI).

Pada awal Negara RIS ini, Prof Soepomo membentuk Yayasan
untuk menaungi berbagai fakultas di Universiteit van Indonesie dengan nama
Yayasan Universitas Indonesia. Lalu tidak lama kemudian Yayasan Universitas
Indonesia ini diakuisisi oleh Pemerintah Republik Indonesia Serikat dengan
tetap sebagai ketua Yayasan Prof Soepomo. Lalu kemudian di bawah Universitas
Indonesia Dr Soemitro Djojohadikoesoemo mendidikan fakultas ekonomi yang perkuliahannya
dibuka pada bulan September 1950 (setelah RIS dibubarkan Agustus 1950/kembali
NKRI). Salah satu mahasiswa yang diterima di fakultas ekonomi, Universitas
Indonesia adalah Widjojo Nitisastro.


Mahasiswa yang diterima di fakultas ekonomi Universitas Indonesia pada
permulaan ini awalnya adalah lulusan sekolah menengah dan juga
mahasiswa-mahasiswa yang sebelumnya sudah ada di jurusan social ekonomi
fakultas social dan hukum Universitas Indonesia (antara lain Tan Goan Tiang,
HMT Oppusunggu, R Dahmono dan Tjiong Joe Lian). Dalam perkembangannya fakultas
ekonomi di Makassar mati suri karena situasi politik di Sulawesi Selatan, lalu
diminta untuk transfer ke fakultas ekonomi yang baru di Djakarta di bawah
naungan Universitas Indonesia (antara lain Tjan Lam Hin, Sie Bing Tat, Oei Kwie
Tik dan Saleh Siregar).
Widjojo Nitisastro dalam hal ini adalah New Comer
(yang rekannya yang lain adalah Wahju Soekotjo, Daoed Joesoef, Raehmat Saleh, dan
Sitti Donur Karmeini Pohan). Selanjutnya diperoleh keterangan bahwa perkuliahan
di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia di Djakarta diselengarakan lima
tahun dibagi ke dalam tiga tahap: setelah selesai tahun pertama diadakan ujian
propadeuse; setelah tahun ketiga diadakan ujian kandidat dan kemudian ujian
doktoral (Drs) setelah tahun keempat atau kelima. Setiap mahasiswa studi
doktoral dapat memilih tiga kekhususan (minat) yakni Ekonomi-Sosiologis;
Ekonomi Bisnis (Perusahaan) dan Ekonomi Umum (lihat De nieuwsgier, 07-11-1951).
Pada tahun kedua (1951)
Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia di Djakarta telah memiliki sekitar 700
mahasiswa (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor
Nederlandsch-Indie, 29-12-1952).

Di berbagai Fakultas di
Universitas Indonesia sejak 1950 sudah dibentuk organisasi mahasiswa. Pada
tahun 1952 organisasi mahasiswa di tingkat universitas di Djakarta dibentuk
dengan nama Dewan Mahasiswa (studentenraad) Universitas Indonesia Djakarta (
lihat De nieuwsgier, 22-12-1952).
Disebutkan dalam berita ini Presiden terpilih adalah Widjojo [Nitisastri]
(Fakultas Ekonomi). Anggota terdiri dari Soebardi (Fakultas Sastra dan
Filsafat), Soeharto (Fakultas Kedokteran) dan Ismed Siregar (Fakultas Hukum).
Dewan Mahasiswa pimpinan Widjojo Nitisastro ini hanya mencakup empat fakultas
Universitas Indonesia di Djakarta. Periode kepengurusan Dewan Mahasiswa di
Universitas Indonesia berlangsung selama dua tahun.


Sementara itu di Bandoeng mahasiswa-mahasiswa di bawah naungan
Universitas Indonesia membentuk dewan mahasiswa sendiri. Dewan Mahasiswa Universitas
Indonesia
di Bandoeng ini mencakup dua fakultas yakni
Fakultas Teknik dan Fakultas Matematika dan Ilmu Alam. Presiden Dewan Mahasiswa
Universitas Indonesia di Bandoeng adalah Januar Hakim Harahap (lihat De Tijd:
godsdienstig-staatkundig dagblad, 03-06-1954).
Bagaimana dengan di Bogor? Dua fakultas di Bogor
yakni fakultas pertanian dan fakultar kedokteran hewan menginduk ke Djakarta.
Dengan demikian, di bawah naungan Universitas Indonesia terdapat dua dewan
mahasiswa. Dua dewan mahasiswa ini merupakan suksesi dari PMUI yang didirikan
Ida Nasoetion dan G Harahap pada tahun 1947. Seperti kita lihat nanti kepengurusan
Dewan Mahasiswa yang dipimpin oleh Widjojo Nitisastro dan kawan-kawan
(1952-1954) berakhir lalu digantikan oleh kepengurusan baru (periode 1954-1956)
yang dipimpin oleh Kartomo Wirisoehardjo (Java-bode: nieuws, handels- en
advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 15-10-1954). Kartomo Wirisoehardjo
adalah (mahasiswa Fakultas Ekonomi diterima tahun1952. Pada tahun 1957 semua
dewan mahasiswa yang berada di bawah Universitas Indonesia (Djakarta, Bandoeng
dan Bogor) disatukan dalam satu presidium dengan ketua terpilih Hasan Rangkuti
(lihat Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode, 29-10-1957).

Pada awal tahun 1953 diadakan Dies Natalis di Universitas
Indonesia yang diadakan di Istana Negara (lihat
De locomotief: Samarangsch
handels- en advertentie-blad
, 26-02-1953). Dalam perayaan dies
natalis ini h
adir
antara lain Presiden S
oekarno,
Rektor Universitas Indonesia, Prof. Dr. S
oepomo, Sekjen Depdikbud, Hadi, Walikota Djakarta, Sjamsoeridzal, profesor dan dosen serta banyak mahasiswa.


Dalam acara ini sebagai perwakilan dari mahasiswa Universitas Indonesia, Widjojo
memberikan kata sambutan. Widjojo mengajak yang hadir untuk bersama-sama
memperingati mereka yang menjadi korban bencana alam di Indonesia maupun di
luar negeri.
Dalam sambutannya ia kemudian
menunjukkan bahwa kontak antar mahasiswa masih jauh dari memadai, dan ini hanya
sebatas itu
di dalam perguruan tinggi kontak ini
dapat dipertahankan. Minimnya perkumpulan mahasiswa menjadi salah satu
penyebabnya. Selain itu, kondisi sosial
mahasiswa banyak pada tingkat miskin. Pembicara mendesak agar kondisi ini
diperbaiki. Hal ini harus diupayakan baik oleh pemerintah maupun mahasiswa itu
sendiri.
Lalu atas permintaan, Presiden Soekarno kemudian memberikan
pidato yang antara lain menekankan bahwa perguruan tinggi di Indonesia harus
memiliki karakter sendiri dan juga harus mempertahankan dan meningkatkan
levelnya.

Pada paruh kedua tahun 1953 Widjojo Nitisastro sudah
memasuki tahun terakhir dan melakukan kegiatan kuliah kerja nyata (lihat De
nieuwsgier, 18-09-1953). Disebutkan Presiden Soekarno hadir yang kemudian meletakkan
batu peringatan dimana mahasiswa di Hoetan Kajoe. Widjojo atas nama mahasiswa
meyakinkan bahwa civitas akademika disini tidak berkeinginan untuk mengasingkan
diri dari masyarakat. Jika dia akan pindah ke desa pelajarnya sendiri, dia
melakukannya karena kebutuhan yang mendesak, karena penting bagi seorang
pelajar bahwa dia memiliki tempat yang tenang untuk belajar.


Pada saat Widjojo dkk melakukan kuliah kerja nyata (kini KKN), di fakultas
ekonomi sudah mulai ada yang lulus ujian akhir.
Lulusan pertama Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia adalah Drs. Sie Bing Tat. yang berhasil lulus
pada akhir Mei 1953, sementara lulusan kedua adalah Drs. Oei Kwie Tik pada
bulan Agustus 1953 (
lihat Java-bode: nieuws, handels- en
advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 26-08-1953). Selanjutnya Het
nieuwsblad voor Sumatra, 04-03-1954 memberitakan Drs baru dalam perekonomian di
Fakultas Ekonomi di Djakarta, pada hari Selasa tanggal 2 Maret bernama Saleh
Siregar lulus ujian doktoral (Drs) di bidang ekonomi. Lebih lanjut disebutkan
dia (Saleh Siregar) adalah kandidat ketiga yang memperoleh gelar doktoral (Drs)
di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di Djakarta.

Widjojo [Nitisastro] kemudian diketahui lulus
ujian akhir pada awal tahun 1955 (lihat
De nieuwsgier, 09-03-1955). Lalu pada bulan kemudian lulus tingkat doctoraal di
Fakultas Ekonomi
tiga orang yakni R Dahmono, HMT Oppusunggu dan Tjiong Joe
Lian (lihat De nieuwsgier, 29-04-1955).
Menurut
[kantor berita] PIA, jumlah sarjana ekonomi di Indonesia saat ini adalah 46
orang dan jumlah mahasiswa ekonomi yang tengah menunggu ujian doktoral (Drs)
sebanyak 80 orang
(lihat
Java-bode
: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 07-03-1955
).


Juga disebutkan ‘Ikatan Sardjana Ekonomi Indonesia (asosiasi ahli ekonomi, yang baru-baru
ini didirikan di Jakarta), telah menyusun dewan pengurus, sebagai berikut:
Soemitro Djojohadikoesoemo sebagai ketua, Ridwan Jazid sebagai sekretaris, The
Sik Tjoe sebagai bendahara. Anggota komisaris adalah Ny. Dr. Thung Sin Nio, Dr.
J Th Koks dan Sarbini Soemawinata (MA econ.), Anggaran  dasar dan rumahtangga asosiasi akan disusun
dalam waktu dekat’.
Himpunan profesi ini didirikan bulan Januari (lihat De nieuwsgier, 17-01-1955_. Disebutkan pada Jumat malam (14 Januari
1955, pen), di gedung Fakultas Ekonomi di Djakarta, persatuan sarjana ekonomi
Indonesia ‘Ikatan Sardjana Ekonomi Indonesia’ didirikan, yang bertujuan untuk
mempromosikan ilmu ekonomi secara umum dan di Indonesia pada khususnya.
Sudah barang tentu kini Drs
Widjojo Nitisastro akan menjadi anggotanya.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Ekonom Terkenal Semasa Orde Baru: Ekonomi Masa ke Masa

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur
. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top