Sejarah

Sejarah Menjadi Indonesia (31): Sejarah Radio, Radio Republik Indonesia (RRI); Bataviasche Radio dan Tokyo Hoso Kyoku




false
IN




























































































































































false
IN



























































































































































Roelofsen menyatakan lebih lanjut bahwa Dr De Groot telah
membuktikan kemungkinan hubungan langsung dengan Moederland. Dr De Groot telah memilih
penempatan antena stasion pada gunung Malabar yang unik sebagai contoh luar
biasa dari teknologi rekayasa, memperingati karya insinyur Verdam dan Liebert.
Sementara itu Mr Von Faber, kepala layanan PTT (semacam Telkom) memberikan
pidato, dengan mendorong perwakilan penjualan yang hadir untuk memanfaatkan
koneksi radio dan untuk melihat apa yang bisa ditawarkan.
Mr Von
Faber juga menekankan laporan pasar saham Javasche yang akan mencapai Belanda
pada hari yang sama sebelum tengah hari. Akhirnya Gubernur Jenderal memberikan
pidato. Dia menekankan pentingnya hubungan radio ini dan tidak akan terganggu
lagi seperti yang sudah-sudah dengan telegraf ketika terjadi perang. Kita
terputus dengan ibu pertiwi Moederland. Terakhir Gubernur Jenderal menyampaikan
pujian kepada Dr. De Groot, kepada jasa listrik PLTA, kepada direktur GB dan kepada
departemen BOW dan Gubernur Jenderal juga mengucapkan selamat kepada kepala Layanan
Pos dan Telegraf karena memiliki stasiun ini. Gubernur Jenderal merasa senang
bisa membuka stasiun terkuat di dunia ini. Selanjutnya Gubernur Jenderal
memberi pesan kepada Ratu dan Menteri Koloni. Namun karena koneksi radio rusak
sehingga hanya dilakukan dengan telegraf, yang isinya dibaca Gubenrur Jenderal sebagai
berikut: (lihat kutipan De Preanger-bode, 05-05-1923). Selanjutnya Gubenur Jenderal
menandatangani prasasti dengan teks awal sebagai berikut: ‘Pada tanggal 5 Mei
1923, Meester Dirk Fock, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, membuka stasiun
radio di Malabar untuk umum, stasiun ini dirancang dan dibangun oleh Dr. Ir.
Cornelis Johannes De Groot…’. Catatan tambahan: Gubernur Jenderal kemarin
malan menghadiri konser musik di Societetit Concordia dan juga telah berbicara
dengan Paul Sieleg dengan menyatakan kepuasannya atas karya sang komponis
tersebut. Karya Paul Sieleg yang ditampilkan salah satu diantaranya Javaansche
Rhapsody.

Peresmian stasion radi Malabar yang sukses
adalah satu hal, hal lainnya yang masih tersisa adalah soal larangan penerimaan
radio amatir. Dalam perkembangannya diketahui muncul protes yang datang dari
asosiasi perdagangan, karena mereka dirugikan dengan larangan ini. Asosiasi perdagangan
tersebut terutama di Soerabaja (Handelsvereeniging te Soerabaja) dan Asosiasi
Perdagangan di Bandoeng (Handelsvereeniging te Bandoeng) yang telah melayangkan
protes ke Radio Commisie di Weltevreden (lihat De Preanger-bode, 26-09-1923).
Pada awal Desember 1923 terbentuk suatu konsorsium yang terdiri
dari Aneta, Radio Holland dan Maintz & Co. Konsorsium ini kemudian mengirim
proposal ke Gubernur Jenderal untuk memberikan lisensi untuk pendirian
perusahaan penyiaran.

Di tingkat groosroot, untuk mengefektifkan fungsi
penyiaran para pemilik radio amatir di Batavia membentuk satu wadah tunggal
yang disebut Bataviasche Radio Vereeniging pada tanggal 11 Juni 1925 (lihat Het
nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 12-06-1925). Asosiasi sejenis
kemudian di tempat lain juga didirikan.

Het nieuws van den dag voor
N-Indie, 12-06-1925

Sementara di
Jepang asosiasi siaran radio dibentuk pada tanggal 29 November 1924, yang mana organisasi
ini menjalin kerjasama dengan pemerintah yang disebut Tokyo Hoso Kyoku, untuk
mengoperasikan stasiun radio di daerah Tokyo. Lalu pemancar 500 watt dibangun
dan mulai mengudara pada tanggal 22 Maret 1925. Pada tahun pertama jumlah
pendengar meningkat dari 5.000 menjadi 100.000, jauh di atas harapan para
pendiri. Jumlah pendengar di distrik Tokyo pada bulan Agustus 1926 sudah
berjumlah 222.000. Keberhasilan yang dicapai di Tokyo mendorong pendirian
organisasi yang setara di Osaka dan Nagoya. Tiga organisasi independen ini bekerja
berdampingan di bawah kendali Pemerintah. Setelah stasiun beroperasi selama
delapan belas bulan, keinginan secara alami muncul untuk membentuk satu organisasi
nasional. Tiga organisasi yang ada bergabung dan kemudian pada tanggal 20
Agustus 1925 didirikan Nippon Huso Kyokai (NHK), Organisasi radio ini memperoleh
monopoli untuk siaran radio di seluruh Jepang (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 08-01-1931).

Langkah selanjutnya yang dilakukan konsorsium
Radio Holland, Maintz & Co dan Aneta mengajukan proposal untuk mengintegrasikan
penyiaran radio ke layanan PTT (departemen telegraf dan telepon). Konsorsium
membentuk nama perusahaan radio dengan nama: Nederlandsch-Indische Radio Omroep
Maatshappij yang disingkat NIROM.

Stasion radio Malabar, diresmikan 5 Mei 1925

Ketentuan dan persyaratan juga telah disampaikan
konsorsium kepada pemerintah. Dalam proposal ini NIROM meminta sebesar f42 per
tahun dari setiap stasion amatir (lihat Voorwaarts, 16-08-1927).

Dalam perkembangan berikutnya Aneta menarik diri dan
kemudian muncul Philips Radio (perusahaan radio) ikut bergabung dalam
konsorsium. Juga disebutkan ke dalam konsorsium ini ditambahkan perwakilan
pemerintah terutama dalam hubungannya dengan pengawasan siaran. NIROM akan
menjadi monopoli untuk seluruh Hindia Belanda. Perencanaan stasiun penyiaran
radio yang besar dan pertama di Hindia Belanda akan siap pada tahun 1929. Penyiaran
di stasion NIROM akan dilakukan setiap hari dari pukul enam pagi hingga pukul 10
malam.

Sementara di
Hindia Belanda (baca: Indonesia) tengah melakukan persiapan penyiaran radio
nasional, jumlah pendengar di negara lain cepat berkembang (lihat Bataviaasch
nieuwsblad, 06-08-1928). Disebutkan jumlah pendengar saat ini di Amerika
Serikat diperkirakan 7.000.000 pendengar, Kanada 208.000, Brasil 150.000,
Argentina 159.000, Swedia 828.000, Engdand 2.400.000, Denmark 211.000, Jerman
2.100.000, Nederland 150.000, Norwegia 63.000, Swiss 64.000, Hongaria 83.000,
Irlandia 26.000, Jepang sekitar 400.000, India Inngris 2.000, Afrika Selatan
14.000, Australia 258.000 dan Victoria 11.000.
NIROM dan Siaran Musik Tradisi Indonesia

Tunggu
deskripsi lengkapny
a

Pendudukan Militer Jepang: Sakti Alamsjah dan Radio
Bandoeng Hoso Kyoku
Tunggu
deskripsi lengkapnya

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top