Indonesia pernah menjadi
raja dunia dalam soal bulu tangkis (badminton). Namun bagaimana sejarah awal
bulu tangkis di Indonesia tidak pernah ditulis. Padahal untuk menjadi seorang
raja haruslah memiliki sejarah yang panjang. Namun ternyata sejarah bulu
tungkis ini terbilang singkat jika dibandingkan kerajaan-kerajaan bulu tangkis
dunia seperti Inggris dan Belanda. Anehnya, yang memperkenalkan bulu tangkis di
Indonesia bukan orang-orang Inggris dan Belanda tetapi justru orang-orang
Amerika. Raja badminton pertama di Batavia adalah The Giok Soei (Juara
Badminton West Java,1934). Bagaimana bisa? Kenyataannya itulah sejarah awal
bulu tangkis di Indonesia.
![]() |
Introduksi oleh Amerika, 1908; Turnamen oleh Inggris, 1932 |
Sebelum ada kejuaraan dunia (seperti kejuaraan dunia bulu
tangkis beregu campuran Sudirman Cup) sudah ada kejuaraan beregu putra Thomas
Cup dan kejuaraan beregu putri Uber Cup. Kejuaraan bnlu tangkis terbuka (open) All
England dapat dikatakan kejuaraan yang tertua (dimulai 1899 dengan awal The
Open English Championships). Pada kejuaraan All England pada kategori bergengsi
(tunggal putra) raja paling lama bertahta adalah Rudi Hartono dari Indonesia.
Rekor Rudi Hartono juara tunggal putra sebanyak tujuh kali berturut-turut (1967-1974)
dapat dikatakan abadi (sulit terpecahkan).
memperkenalkan bulu tangkis di Batavia, lalu seperti apa selanjutnya? Nah,
itulah yang ingin kita teliti lebih lanjut. Yang jelas orang-orang Amerika
mengawalinya baru kemudian orang-orang Belanda yang melestarikannya. Dalam
perkembangan bulu tangkis di antara orang-orang Belanda itulah orang-orang
Indonesia mulai belajar bulu tangkis dan aktif melakukan latihan, hingga pada
gilirannya Rudi Hartono mampu merebut perhatian publik bulu tangkis dunia di
Inggris.
‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku
hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan
artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel
saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah
pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk
lebih menekankan saja*.
Indonesia) tidak seorang pun berbicara dan diberitakan tentang permainan badminton
(kini disebut bulu tangkis). Padahal permainan olahraga ini sudah lama ada di Eropa.
Memang hanya populer di Inggris sementara di Belanda hanya sebagian kecil yang
memainkannya. Pada tahun ini orang-orang Amerika meresmikan hotel baru mereka
dengan nama American Hotel di Batavia (lihat Het nieuws van den dag voor
Nederlandsch-Indie, 25-09-1908). Disebutkan hotel baru ini memiliki 242 kamar
dan 86 paviliun yang dilengkapi instalasi listrik. Semuanya diatur sangat modem
untuk menjawab tuntutan tertinggi. Ruang makan disediakan untuk 800 orang.
Fasilitas lain yang disediakan lapangan tenis dan badminton untuk para pengunjung.
![]() |
Bataviaasch nieuwsblad, 17-03-191 |
Nama badminton yang sudah dikenal Batavia, bukanlah nama
jenis olahraga tetapi nama penerbit Badminton yang mengeluarkan buku golf, buku
dancing, dan buku athletties and foot ball. Tiga buku ini dapat dibeli di toko
buku G Kolff & Co cabang Batavia, Weltevreden dan Bandoeng (lihat Bataviaasch
nieuwsblad, 14-03-1905). Nama badminton yang sudah dikenal di Batavia juga
dikenal sebagai nama kapal uap (ss) Badminton asal Inggris yang beberapa kali
merapat di pelabuhan Tandjong Priok. Juga dikenal di Batavia sebagai merek
rokok Badminton (impor dari Inggris).
tidak melakukan olahraga badminton, American Hotel di Batavia justru menyediakan
lapangan bulu tangkis. Olah raga populer di kalangan orang-orang Belanda adalah
senam, kriket, sepak bola, tenis dan sepeda. Olahraga sepak bola sudah sejak
lama diminati oleh orang-orang pribumi. Olahraga tenis dan golf untuk kalangan
atas. Beberapa hotel menyediakan fasilitas ini. Namun fasilitas lapangan
badminton di American Hotel diduga ditujukan untuk para pengunjung berbahasa
Inggris (Inggris, Amerika dan Australia). Dalam hal ini dapat dikatakan
orang-orang Amerikalah yang memperkenalkan (paling tidak mempopulerkan) jenis
olah raga bulu tangkis di Indonesia (Batavia).
![]() |
Het nieuws van den dag voor N-Indie, 09-05-1932 |
Besar dugaan jenis olahraga badminton mulai mendapat
perhatian umum setelah sejak lama menjadi fasilitas di American Hotel. Olahraga
ini diduga mudah diaplikasikan karena bisa dilakukan dua orang, lapangan yang
mudah dibangun sendiri dan biaya peralatan dan lainnya tidak terlalu mahal.
Dalam hubungan inilah diduga toko buku G Kolf & Co di Batavia dan
Welrevreden mulai menjual buku tentang badminton (lihat Bataviaasch nieuwsblad,
17-03-1913).
yang dilakukan American Hotel terbatas untuk pengunjung hotel, sengaja tidak
sengaja telah diminati publik. Tidak hanya di Batavia dan Buitenzorg, juga di
Medan dan Soerabaja. Buku-buku tentang badminton tidak hanya dijual di toko G
Kolff & Co tetapi juga sudah dijual di toko-toko lain.
![]() |
De Sumatra post, 08-03-1930 |
Dalam perkembangannya, jenis buku-buku olah raga tidak
lagi soal senam, kriket, sepak bola dan tenis serta badminton, juga sudah mulai
muncul buku olah raga seperti hockey, baseball, boomerang, waterpolo dan
lainnya (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 08-02-1922).
sudah dijual oleh NV Whiteaway Laidlaw (lihat De Sumatra post, 19-12-1929). Dari nama toko
ini menunjukkan toko yang dimiliki oleh orang Inggris. Sebagaimana diketahui
populasi orang Inggris terbanyak di Hindia ada di Province Oost Sumatra,
utamanya di Medan. Boleh jadi ini mengindikasikan bahwa di Medan permainan
badminton sudah semarak. Pada tahun 1930 satu lagi toko Inggris menawarkan
peralatan badminton (lihat De Sumatra post, 08-03-1930). Toko tersebut adalah Roses & Co., Ltd adalah toko yang
khusus menjual alat-alat olahraga. Boleh jadi toko ini yang menjual peralatan
badminton, namun karena NV Whiteaway Laidlaw sudah memasang iklan, maka untuk
mengimbangi toko sebelah toko ini kemudian memasang iklan. Dari namanya toko
ini adalah toko orang asing (bukan NV tetapi Ltd) yang berbasis di India.
![]() |
De Sumatra post, 24-11-1931 |
Sehubungan dengan semakin semaraknya badminton di Medan,
pada tahun 1931 muncul gagasan untuk mengadakan turnamen badminton di Medan (lihat
De Sumatra post, 24-11-1931). Disebutkan bahwa akhir-akhir ini, ada minat besar
tentang permainan badminton di Medan. Untuk merangsang minat ini dan untuk
lebih mengembangkan ikatan persahabatan internasional, perusahaan olahraga Rosé
& Co di Kesawan melakukan sharing
and caring. Disebutkan bahwa toko ini telah menerima instruksi dari kantor
pusatnya di India (Inggris) untuk menyediakan hadiah untuk kejuaraan yang akan
diadakan pada bulan Maret 1932: Untuk pemenang juara single diberikan piala
perak. Empat medali perak untuk 4 pemain yang berhasil ke semifinal. Untuk
juara ganda juga diberikan piala perak. Dua medali perak untuk finalis lainnya.
Pendaftaran dapat dilakukan mulai sekarang. Biaya investasi sebesar f1.25 per
pasangan (double) dan f1 per orang (single).
badminton. Hanya sebagian kecil orang-orang Belanda yang menyukai badminton.
Oleh karena itu tidak aneh toko Inggris bersedia mensponsori suatu turnamen.
Idem dito, beberapa tahun sebelumnya, ketika tahun 1908 hotel Amerika berinisiatif
menyediakan fasilitas olahraga badminton. Tidak ditemukan hotel Belanda yang
menyediakan fasilitas badminton.
kalangan, pabrikan telah memproduksi peralatan dan shuttle cocks dalam beberapa
kualitas. Ini dapat diperhatikan pada iklan toko The Ghose Sports Coy di
Weltevreden (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 09-05-1932).
Dari namanya juga mengindikasikan toko ini adalah milik orang Inggris.
Dalam hal ini penggerak munculnya permainan olah raga
badminton bukan orang-orang Belanda. Tampaknya orang-orang Amerika memulainya
dan orang-orang Inggris yang mengembangkannya.
(bulu tangkis) tidak lagi hanya di kalangan orang-orang Eropa (Inggris/Belanda),
juga sudah sangat intens dimainkan di kalangan orang-orang Tionghoa dan
orang-orang pribumi. Turnamen-turnamen badminton mulai bermunculan sehubungan
dengan dibentuknya berbagai asosiasi-asosiasi. Hal ini tidak hanya di Batavia,
tetapi juga di kota lain seperti di Buitenzorg (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 12-05-1934).
Pada bulan September 1934 mulai diadakan kejuaraan seluruh West Java. Dalam hal
ini dapat dikatakan bahwa turnamen/kejuaraan West Java ini merupakan
pertandingan pertama yang diselenggarakan di Jawa (di Medan, Sumatra sudah
diadakan pada tahun 1932).
![]() |
Bataviaasch nieuwsblad, 05-09-1934 |
Bataviaasch nieuwsblad, 05-09-1934:
‘Kejuaraan Bulu Tangkis Seluruh West Java. Melalui Federasi Badminton Batavia,
mulai tanggal 14 September, kejuaraan (kompetisi) terbuka akan diselenggarakan
untuk Kejuaraan Seluruh West Java. Pertandingan akan dimainkan di lapangan
Badminton Club ‘Hua Chiao’, di jalan Prinsenlaan 18. Pendaftaran akan ditutup
selambat-lambatnya tanggal 10 September. Olahraga badminton masih sangat muda
di Hindia, meski begitu tidak kalah menarik’. Catatan: jalan Prinsenlaan pada
masa ini jalan Pangeran Jayakarta.
dinyatakan bahwa permainan badminton masih muda: ‘de badmintohsport is in Indie
nog zeer jong, maar daarom niet minder interessant’. Disebut muda (belum lama)
karena tidak setua olahraga kriket dan sepak bola. Kompetisi sepak bola pertama
di Indonesia (baca: Hindia) diselenggarakan di Batavia oleh asosiasi sepak bola
Batavia (BVB). Sedangkan sepak bola sendiri kali pertama muncul di Medan pada
tahun 1893 di Medan antara kesebelasan Belanda di Medan dan kesebelasan Inggris
di Penang. Seperti disebutkan di atas, badminton sendiri kali pertama
dipopulerkan oleh orang-orang Amerika di Batavia tahun 1908. Kompetisi (kejuaraan)
yang diselenggarakan di Batavia pada tahun 1934 ini diduga yang
pertama di Batavia.
![]() |
Het nieuws van den dag voor NI, 10-09-1934 |
Meski kejuaraan ini terbilang yang pertama di Jawa, ternyata disambut
sangat antusias, tidak hanya datang dari seluruh Batavia juga datang dari luar
Batavia (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 10-09-1934).
Disebutkan pertandingan badminton seluruh West Java partisipasi sangat luar biasa.
Antusiasme untuk pertandingan badminton terbuka diluar dugaan. Para pemain dari
semua negeri telah mendaftar untuk berpartisipasi, termasuk banyak dari luar
Batavia. Registrasi baru masih diterima. Sehubungan dengan ini, tanggal
penutupan pendaftaran akan ditunda hingga tanggal 12 September, sementara
kompetisi akan dimulai pada hari Minggu, 16 September, pukul 7.30 pagi. Dapat
diharapkan bahwa pemain terbaik dari Buitenzorg Badminton League juga akan
mendaftar. Pendaftram ditujukan kepada Kwee Kang Ho di jalan Prinsenlaan No. 22
Batavia). Surat kabar harian Siang Po telah menyediakan piala untuk juara single,
perusahaan terkenal Lim Tjoei Keng juga akan menyediakan piala untuk juara double
untuk masing-masing, juga hadiah dijanjikan
oleh restoran Tiong Hoa dan restoran Tay Tong.
mempertandingkan kategori single dan kategori double. Tampaknya kejuaraan untuk
putri belum muncul. Selain federasi badminton yang sudah terbentuk di Batavia,
juga federasi sudah terbentuk di Buitenzorg. Dalam hal ini ada indikasi Buitenzorg
lebih duluan melakukan kejuaraan sebelum diselenggarakan di Batavia. Hal ini
diperkuat suatu keterangan beberapa bulan sebelumnya bahwa seorang paman
menulis kepada keponakannya pada Surat Pembaca agar keponakannya itu (Ida Thung)
agar berlatih badminton dengan baik agar bisa menjadi juara Buitenzorg (lihat
Bataviaasch nieuwsblad, 12-05-1934).
![]() |
Het nieuws van den dag voor NI, 17-09-1934 |
Di pulau Jawa, baru pada tahun 1921 dibentuk provinsi
yang terdiri dari tiga provinsi, yakni: Province Wesr Java, Province Midden
Java dan Province Oost Java. Province West Java terdiri dari lima residentie, yakni:
Residentie Batavia, Residentie Banten, Residentie Karawang, Residentie
Preanger, dan Residentie Tjirebon. Ibu kota Province West Java di Batavia
(dimana Gubernur berkedudukan). Sementara itu Residentie Batavia terdiri dari
lima afdeeling, yakni: Stad Batavia en Weltevreden; Meester Cornelis, Buitenzorg,
Bekasi dan Tangerang. Dalam kejuaraan badminton West Java ini meski berlabel
Province namun peserta hanya datang dari Residentie Batavia yakni dari
afdeeling Batavia en Weltevreden dan afdeeling Buitenzorg. Ini mengindikasikan
di dua afdeeling ini kegiatan permainan badminton sudah populer. Di kota-kota
lain di Hindia belum ada pemberitaan tentang aktivitas permainan olahraga
badminton.
dibuka pada tanggal hari Minggu 16 September, namun pertandingan sudah dimulai
dari Jumat siang (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie,
17-09-1934). Disebutkan kejuaraan ini diadakan di halaman sekolah Hua Chiao
Instiute, di jalan Prinsenlaan No. 18,
Batavia. Sangat penuh sesak termasuk para penonton wanita. Untuk pertandingan
tunggal dilakukan di halaman belakang sekolah sedangkan pertandingan double di
halaman depan sekolah. Peserta kompetisi tidak kurang dari 60 orang termasuk
yang pernah menjuarai kompetisi di luar Batavia (mungkin maksudnya dari
Buitenzorg). Peserta juga ada yang berasal dari Medan dan Singapura.
Singapoera mengindikasikan bahwa di dua kota itu permainan badminton sudah
sedemikian digemari. Peserta dari Singapoera datang ke Batavia hanya
semata-mata untuk mengikuti kejuaraan, sedangkan peserta dari Medan adalah
anak-anak Medan yang tengah bersekolah di Batavia.
Sementara aturan yang digunakan aturan internasional. Penyelenggara
kejuaraan ini adalah Batavia Chinese Badminton Federation yang mana federasi
ini didirikan pada tahun 1933 dan tidak kurang dari 14 asosiasi telah ikut bergabung
juga dipraktekkan secara luas di Batavia diantara orang Eropa/Belanda namun mereka
belum bergabung dalam asosiasi. Keterangan ini mengindikasikan bahwa baru
orang-orang Tionghoa yang membentuk asosiasi (dan semua asosiasi sudah digabung
dalam satu federasi). Juga disebutkan bahwa fakta ini tidak meningkatkan level
permainan orang-orang Eropa.Belanda yang dalam kejuaraan ini meski banyak yang
berpartisipasi dalam kejuaraan namun tidak satu pun peserta Eropa/Belanda yang
melaju ke babak kedua. Dalam pertandingan hari pertama ini telah diselesaikan
sejumlah pertandingan. Pertandingan akan dilanjutkan pada hari Minggu
berikutnya. Sementara itu juga diadakan kompetisi pertama di dalam internal
federasi yang mempertandingkan antar asosiasi (lihat Het nieuws van den dag voor
Nederlandsch-Indie, 22-09-1934).
![]() |
Bataviaasch nieuwsblad, 08-10-1934 |
Pada minggu berikutnya kejuaraan dilanjutkan. Ada
beberapa pertandingan yang masih harus memainkan babak pertama karena minggu
sebelumnya dihentikan karena gelap. Namun pada penyelenggaraan minggu kedua ini
sudah disedikan penerangan untuk malam hari (lihat Het nieuws van den dag voor
Nederlandsch-Indie, 24-09-1934). Pada babak kedua ini pertandingan semakin
seru. Disebutkan keseluruhan penyelenggaraan akan mempertandingan partai final untuk
tunggal pada tanggal 7 Oktober dan final ganda pada tangga; 14 Oktober yang
sekaligus untuk penyerahan hadian dan penutupan.
terbuka West Java ini untuk tunggal pada partai semifinal pertama antara Albert
KG Liem dari Singapura melawan Sjarifoeddin dari Medan. Semifinal kedua antara
Sjarif dari Medan melawan Then Giok Soei dari Batavia (lihat Bataviaasch
nieuwsblad, 08-10-1934). Disebutkan pada hari yang sama (7 Oktober) partai
final antara Albert KG Liem melawan Then Giok Soei yang dimenangkan oleh Then
Giok Soei dalam tiga set. Untuk juara tiga dimenangkan oleh Sjarifoeddin. Foto sang juara tunggal: Then Giok Soei
![]() |
Bataviaasch nieuwsblad, 08-10-1934 |
Disebutkan
masih pada hari yang sama setelah partai final kejuaraan badminton West Java,
juga diadakan pertemuan lain yang mempertandingkan antara tim badminiton
(kelas) pertama dari Buitenzorg dan tim badminton (kelas) kedua dari Batavia.
Untuk partai singel terdiri dari dari tiga orang dari masing-masing tim,
sedangkan untuk partai double hanya terdiri dua pasangan dari masing-masing
tim. Hasil dari pertemuan ini dapat dilihat dalam tabel di samping ini. Dalam
hal ini level permainan dari tim Buitenzorg masih satu tingkat di bawah
permainan dari tim Batavia. Boleh jadi saingan dari pemain badminton Batavia
adalah tim Medan. Yang menarik dari semua bintang-bintang badminton tersebut
terdapat satu nama pemuda yang berasal dari Afdeeling Padang Sidempoean (Zuid
Tapanoeli) yakni Indra Loebis. Pemuda ini tergolong masih belia, seorang siswa
sekolah menengah Koningin Wilhelmina School di Batavia. Indra Loebis diterima
di KWS Batavia tahun 1932 (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie,
10-05-1932). Ujian masuknya dilakukan di Medan (lihat De Sumatra post, 27-04-1932).
![]() |
Leeuwarder courant, 25-04-1936 |
Nama Sjarifoeddin juara
ketiga kejuaraan badminton West Java yang disebut di atas bukanlah Amir
Sjarifoeddin Harahap (tokoh politik pada era itu di Batavia), tetapi
Sjarifoeddin gelar Baginda Mangaradja Moeda, guru muda HIS di Medan yang
sebelumnya menjadi guru HIS di Sipirok, Afdeeling Padang Sidempoean (lihat De
Indische courant, 07-05-1930). Siapa Sjarif? Satu-satunya nama Sjarif di Medan
yang terdeteksi di dalam surat kabar lokal adalah Mohamad Tagor Sjarif Pane,
seorang politisi muda, bendahara Partai Indonesia cabang Medan (lihat De tribune : soc. dem. Weekblad, 18-04-1934).
Tampaknya pemuda asal Afdeeling Padang Sidempoean sangat menyukai badminton
sebagai mana juga sepak bola dan catur. Untuk sekadar tambahan: pada bulan yang
sama kejuaraan badminton West Java ini, seorang anak Depok FKN Harahap tengah
melakukan pertandingan catur di kejuaraan catur di Belanda (lihat Haagsche
courant, 18-09-1934). FKN Harahap adalah anggota klub catur Satoer Batak di
Batavia yang pada tahun 1933 ikut kejuaraan catur di Belanda. Pada kejuaraan
Belanda tahun 1935 FKN Harahap juga berpartisipasi (lihat Haagsche courant,
09-09-1935). Pada tahun 1933 FKN Harahap pernah mengalahkan Dr. Max Euwe (Euwe
adalah juara catur Belanda dan kelak menjadi juara dunia). FKN Harahap merupakan
satu-satunya dan pemain Indonesia pertama yang bermain di Belanda. Salah satu
ulasan game dari FKN Harahap disajikan pada surat kabar Leeuwarder courant,
25-04-1936. Catatan: FKN Harahap, kelahiran Depok dalam perkembangannya kuliah
di Belanda. FKN Harahap adalah ketua organisasi mahasiswa Perhimpoenan
Indonesia yang terakhir di Belanda (1945).
pertandingan terakhir kejuaraan badminton West Java yang dilangsungkan pada
tanggal 14 Oktober juara kedua adalah Sjarifoeddin yang berpasangan dengan Adri
(lihat Bataviaasch nieuwsblad, 15-10-1934). Di partai semi final Sjarifoeddin/Adri
mengalahkan pasangan Pek Tek Hap dan The Beng Hok. Pada partai final Sjarifoeddin/Adri
dikalahkan oleh pasangan Yap Eng Ho dan
Then Giok Soei. Ini menunjukkan bahwa Then
Giok Soei adalah radja badminton, selain
memenangkan tunggal juga memenangkan double. Sementara Sjarifoeddin gelar
Baginda Mangaradja Moeda juga terbilang radja badminton kedua, selain juara ketiga
untuk tunggal juga juara kedua untuk double.
Badminton Oost Java: Pemain Terkuat S Loebis
Tapanoeli khususnya yang berasal dari Afdeeling Padang Sidempoean sudah
menyebar kemana-mana apakah karena sekolah atau penempatan dalam pekerjaan. Di
Batavia, pemain badminiton junior terbaik adalah Indra Loebis (yang masih
sekolah di Koningin Wilhelmina School te Batavia). Satu pemain terkuat di
Madioen saat ini adalah pemuda yang berasal dari Afdeeling Padang Sidempoean
bernama S Loebis (sebelumnya pernah pemain terbaik di Soerabaja).
Batavia, Buitenzorg dan Medan intensitas permainan badminton sudah tinggi, di
wilayah Oost Java mulai berkembang badminton. Dua kota di Oost Java yang telah
memiliki federasi tahun 1935 adalah Soerabaja dan Madioen. Federasi di West
Java lebih awal jika dibandingkan Oost Java. Sementara di Malang belum
terdeteksi pertandingan badminton namun sudah ada toko buku yang menjual buku
tentang badminton sejak 1932 (lihat De Indische courant, 06-05-1932). Hingga
tahun 1936 hanya ada dua kekuatan badminton di Oost Java, yakni di Soerabaja
dan Madioen.
tahun 1936 kejuaraan di Oost Java dimulai. Bentuk penyelenggaraannya tidak
seperti di West Java (open, kejuaraan terbuka), tetapi dengan bentuk
pertandingan antar federasi. Oleh karena hanya baru dua kota yang membentuk
federasi maka kejuaraan dilakukan dengan melakukan pertandingan beregu (13
partaI) antara tim Soerabaja dan tim Madioen. Pertandingan kejuaraaan Oost Java
ini dilangsungkan di Madioen (lihat De Indische courant, 15-04-1936).
![]() |
Soerabaijasch handelsblad, 29-04-1932 |
Tidak dijelaskan
bagaimana konfigurasi pertandingan beregu ini apakah semuanya singel (putra)
atau kombinasi single dan double dengan komposisi tertentu. Saat itu
pertandingan beregu yang sudah dikenal adalah dalam pertandingan catur antar
klub di Batavia antara dua klub catur terkuat di Batavia yakni Satoer Batak vs
Schaakmat (lihat Soerabaijasch handelsblad, 29-04-1932). Disebutkan pertandingan
tersebut dilangsungkan pada 19 April antara dua klub terkuat di Batavia, yakni
Schaakmat vs ‘Satoer Batak’ (25 lawan 25). Pertandingan yang diselenggarakan di
KSB itu dipadati oleh penonton yang datang berbondong-bondong, yang ingin
mengikuti permainan dua klub itu. Pada partai-pertai awal banyak pemain
Schaakmat yang sebagaian besar orang Belanda ‘dibantai’ yang mana tim ‘Satoer
Batak’ semuanya anak-anak Tapanoeli. Klub Satoer Batak leading dengan memimpin
6-0. Urutan pertandingan dimulai dari jagoan sampai yang lemah (seperti beregu
dalam bulutangkis pada masa ini). Namun demikian, hasil keseluruhan berakhir
dengan skor 13 1/2 -12 1/2 (lihat gambar di samping). Pada partai pertama
berhadapan juara dari Java Champion Mr. WF. Werthelm dari klub Schaakmat
berhadapan dengan pimpinan klub ‘Satoer Batak’, Mr. J.H. Hoetabarat.
yang menentukan adalah pertandingan yang terakhir karena 12 pertandingan telah
diselesaikan dengan skor 6-6. Pada pertandingan terakhir yang menyisakan jagoan
masing-masing menjadi puncak kejuaraan. Hal ini berbeda dengan catur yang dapat
dilangsungkan bersamaan dengan konfigurasi menurut rangking, juara klub lawan
juara klub dan seterusnya ke peringkat paling rendah. Pertandingan beregu
badminton tampaknya demikian, namun tidak semua pertandingan dapat
dilangsungkan bersamaan yang boleh jadi karena jumlah lapangan yang terbatas
(mungkin hanya dua lapangan). Dalam posisi menunggu, para penonton menunggu dua
jagoan masuk lapangan. Berikut laporannya ((lihat De Indische courant, 15-04-1936).
![]() |
De Indische courant, 15-04-1936 |
Banyak penonton
mengikuti sejumlah pertandingan dalam suasana meriah, yang paling menarik
adalah bahwa antara pemain terkuat dari kedua belah pihak, yaitu Soerabaiaan
Bacharoedin dan Madioener S. Loebis yang memenangkan pertandingan pertama
dengan 15-13, selanjutnya dengan skor 12-15 kalah dan pertandingan yang terbaik
dari tiga pertandingan, dengan skor 14-14 yang dilajutkan dengan deuce. Jagoan
Soerabaja meimenangkan dengan skor tambahan deuce (3-1).
ini diluar dugaan karena selama ini permainan S Loebis terbilang yang terkuat
di Oost Java. De Indische courant, 16-04-1936 menulis sebagai berikut: ‘Dalam berita
yang kami terima tentang kejuaraan badminton di Madioen, kami menyebut S.
Loebis yang terkuat (pemain Madioen). Namun, Bacharudin yang berhak atas gelar
ini, sementara S. Loebis adalah pemain terbaik, yang sebelumnya pemain terbaik
Soerabaja [noemden wij S. Loebis den sterksten. speler van Madioen; op dezen
titel maakt echter Bacharoedin aanspraak, terwyl S. Loebis de beste
Soerabaia-speler is]. S. Loebis sebelumnya bermain di klub di Soerabaja, namun
karena pekerjaan (?) harus mutasi ke Madioen (jadilah S Loebis sebagai pemain
Madioen).
Sidempoean (Residentie Tapanoeli) sudah sejak lama banyak yang merantau ke
Soerabaja apakah karena melanjutkan sekolah ke fakultas kedokteran (NIAS
Soerabaja) atau karena mutasi pekerjaan. Pada tahun 1930 Dr. Radjamin Nasution terpilih
sebagai anggota dewan kota (gemeenteraad) Soerabaja yang pada tahun 1936
anggota paling senior (Wethouder). Sejak tahun 1935 Dermawan Loebis menjadi
pemimpin redaksi surat kabar terkenal di Soerabaja. Soeara Oemoem (lihat Het
nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 25-03-1935).
Sebelumnya Dermawan Loebis bertindak sebagai co-redacteur. Pada tahun 1937
Achmad D Loebis dipindahkan ke Soerabaja sebagai kepala dinas kantor telepon
(lihat De Indische courant, 10-04-1937). Pada tahun 1938 Dr. Sjoeib Proehoeman,
Ph.D (dokter bergelar doktor alumni Belanda) dipindahkan dari Riaou ke wilayah
baru di Oost Java (Bataviaasch nieuwsblad, 26-10-1938). Dr. Sjoeib Proehoeman,
Ph.D dari Tandjong Pinang dipindahkan ke Kota Soerabaja. Dr. Sjoeib Proehoeman,
Ph.D akan mengepalai laboratorium besar
di Soerabaja. Untuk mengefektifkkan kapasitas Dr. Sjoeib Proehoeman, Ph.D
selain berfungsi di laboratorium di Soerabaja, juga akan menjadi kepala dinas
kesehatan kota di Kota Soerabaja (De Indische courant, 20-12-1938). Pada tahun
1941 seorang lulusan baru akademi apoteker di Batavia, Ismail Harahap
ditempatkan di Soerabaja (satu-satunya dan yang pertama di Soerabaja). Dr.
Radjamin Nasution adalah Wali Kota Soerabaja yang pertama; Ismail Harahap
adalah ayah dari Andalas Harahap gelar Datoe Oloan, yang kelak dikenal sebagai
Ucok AKA Harahap (pionir musik rock Indonesia).
dan Liem Swie King
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.