Sejarah

Sejarah Menjadi Indonesia (687): Minyak – Geomorfologi Wilayah Brunai Kalimantan Utara; Negara Kaya – Kemiskinan Penduduk




false
IN


























































































































































 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Negara
Brunai sangat-sangat kaya raya. Pajak gratis, pendidikan gratis. Sumber
kemakmuran Brunai berasal dari minyak dan gas bumi. Meski negara kecil, produksi
minyak Brunai terbilang dalam empat puluh negara produsen minyak. Sebenarnya bagaimana
terbentuknya minyak bumi?  Bagaimana pula
geomorfologi wilayah Brunai dan apa hubungannya dengan minyak di Brunai?

Hari Sabtu dan Minggu, 23 – 24
April 2022, KBRI Indonesia di Brunai dalam rangka Ramadan dan Idul Fitri 1443 membagi-bagikan
bantuan kebutuhan bahan pokok (sembako) bagi para warga Indonesia, termasuk
Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan Warga Brunei yang kurang mampu. Tercatat 200
WNI dan 50 WN Brunei menerima bantuan sembako yang berisi beras, gula, mi
instan, minyak goreng, dan sarden kaleng. Bantuan paket sembako merupakan
donasi dari Duta Besar RI Bandar Seri Begawan dan Atase Ketenagakerjaan KBRI
Bandar Seri Begawan. Selain bantuan kepada WNI, bantuan juga diberikan kepada
WN Brunei kurang mampu dan santunan kepada anak yatim di daerah Telisai,
Tutong. Bertempat di Masjid Kampong Telisai, terdapat 28 orang dari keluarga
kurang mampu dan 16 anak yatim yang menerima bantuan dari KBRI. Hal ini dilakukan
merupakan perwujudan solidaritas antara Indonesia dan Brunei Darussalam.
(KBRI Bandar Seri Begawan).

Lantas
bagaimana sejarah minyak dan geomorfologi wilayah negara Brunai? Seperti
disebut di atas, negara Brunai adalah negara makmur dengan sumber utama minyak.
Apakah semiua minyak di bumi Brunai telah mendapat berkah bagi yang lain? Lalu
bagaimana sejarah minyak dan geomorfologi wilayah negara Brunai? Seperti kata
ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan
dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber
tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.

Minyak dan Geomorfologi
Wilayah Brunai di Kalimantan Utara; Negara Kaya – Kemiskinan Penduduk

Seperti
di wilayah lain, sejarah Brunai hari ini, haruslah dilihat awal sejarah Brunai pada
masa lampau. Wilayah Brunai pada zaman dulu telah berbeda pada masa kini
(perhatikan peta-peta di atas). Dalam hal ini, kita harus berbicara
geomorfologi wilayah Brunai. Dimana letak (kota) Bandar Sri Begawan masih
berupa perairan (luat), dimana kemudian terbentuk proses sedimentasi jangka
panjang sehingga terbentuk daratan dimana kota Bandar Sri Begawan berada
sekarang. Bandingkan Peta 1601 dan peta satelit masa kini.

Salah satu peta tertua Brunai yang dapat
diperhatikan pada masa ini adalah peta yang dibuat oleh Oliver Noort pada tahun
1601. Oliver Noort adalah pimpinan ekspedisi Belanda kedua setelah sebelumnya
ekspedisi Belanda dipimpin oleh Cornelis de Houtman (1595-1597). Peta 1601 ini
diduga kuat peta yang disaling oleh Oliver Noor dari peta-peta Portugis. Pelaut
Portugis yang mengunjungi Brunai kali pertama pada tahun 1524. Peta tertua
pulau Kalimantan adalah peta yang dibuat oleh Ptolomeus pada abad ke-2 sebagai
Peta Taprobana. Dalam peta Taprobana ini tidak ditemukan nama Broenai. Broenai
tampaknya adalah nama tempat (kota) baru, namun sudah eksis pada era Portugis.
Kota Broenai diduga kuat adalah kota pelabuhan yang dibangun oleh
pedagang-pedagang dari Tapanoeli (pantai timur Sumatra) dimana dalam catatan
Mendes Pinto 1537 memiliki hubungan yang kuat antara Kerajaan Aroe di pantai
timur Sumatra dengan Broenai. Nama Broenai diduga merupakan reduksi nama
Baroemoen Panai.

Paaa
Peta 1601 wilayah Seria dan Belait serta Tutong berada di dalam teluk sebagai
perairan/laut. Sementara wilayah Serawak (yang membelah Brunai bagian barat dan
Brunai bagian timur) yang sekarang pada waktu itu adalah sebuah tanjung.
Tofografi tanjung tersebut pada masa ini berada di antara sungai Limbang (di
sebelah barat) dan sungai Batang Trusan. Dua sungai inilah kemudian mencari
jalan menuju laut dimana pada akhirnya kedua sungai membentuk teluk Brunai yang
sekarang.

Sungai Limbang berhulu di gunung Murud
(wilayah Dayak), sedangkan sungai Batang Trusan berhulu di gunung Pagon. Nama
Limbang diduga berasal dari Tapanoeli, Limbong/Limbang dan juga nama Batang
sebagai sungai di Tapanoeli (trusan adalah bahasa Melayu terusan/hilir). Kota
Limbang diduga adalah kuta kuno yang berada diantar jarak terdekat sungai
Limbang dan sungai Batang (trusan). Dalam hal ini nama (kota0 Limbang menjadi
nama sungai dan sungai yang berada di di sebelah timur disebut sungai Batang
(bahasa Tapanoeli batang=sungai). Limbang di ujung tanjung dan Brunai di dalam
teluk adalah dua kota kuno di (kawasan) Brunai yang sekarang. Satu kota kuno di
arah timur adalah Kinabalu (Inabalu, ina-balu, bahasa di Tapanoeli adalah ibu
yang suami telah meninggal/janda). Sedangkan dua kota kuno di arah barat adalah
Bintulu dan Sibu. Nama Bintulu diduga merujuk pada nama Bintuju dan nama Sibu
merujuk pada nama Siabu di Tapanoeli). Hal ini menjadi sesuai dengan yang
dicatat Mendes Pinto (1537) bahwa Kerajaan Aroe Batak Kingdom memiliki 15.000
pasukan yang mana delaman ribu tentara berasal dari Batak, sisa berasal dari
Indragiri, Jambi, Broenai dan Luzon.

Kota
Labuan yang sekarang adalah pulau yang sudah eksis sejak lama.  Pada Peta 1601 kota Brunai berada di bagian
dalam teluk (sebagai pelabuhan terpenting saat itu). Nama pelabuhan Brunai
iinilah yang mengambil nama pulau, yang oleh para pelaut Portugis disebut
Borneo (merujuk pada Broenai). Nama Brunaii (sebagai nama asli) sendiri
kemudian menjadi nama wilayah (merujuk pada kerajaan/kesultanan).

Pertanyaannya: Dimana posisi GPS kota kuno
Broenai? Berdasarkan Peta 1601 dan geomorfologi wilayah Brunai, pada masa
lampau Brunai adalah nama tempat (kota) dimana kerajaan berada (kerajaan
Brunai). Kota Brunai ini tampaknya telah hilang (ditinggalkan) karena tidak
strategis lagi karena ada proses sedimentasi jangka panjang yang membentuk
daratan baru. Kota kuno Brunai ini haruslah kini berada di pedalaman. Namun
demikian nama Brunai tetap eksis sebagai nama wilayah atau nama kerajaan.

Lantas
dimana area eksploitasi minyak/gas di wilauah Brunai yang sekarang? Sebagaimana
diketahui ladang-ladang minyak/gas Brunai pada masa ini berada di area/kawasan
Seria, Ampar (dan Pantai Berkas). Seperti dideskripsikan di atas, tiga kawasan
minyak/gas Brunai yang sekarang pada masa lampau adalah perairan/laut (teluk/laut).

Minyak
bumi adalah hasil dari peruraian (dekomposisi) materi tumbuhan dan hewan di
suatu daerah yang subsidence (turun) secara perlahan. Daerah tersebut biasanya
berupa laut, batas lagoon (danau) sepanjang pantai ataupun danau dan rawa di
daratan. Sedimen diendapkan bersama-sama dengan materi tersebut dan kecepatan
pengendapan sedimen harus cukup cepat sehingga paling tidak bagian materi
organik tersebut dapat tersimpan dan tertimbun dengan baik sebelum terjadi
pembusukan. Pada kondisi sirkulasi dan reduksi tertentu akumulasi hidrokarbon
banyak ditemukan pada bagian air laut dalam. Waktu berjalan terus secara
geologis dan daerah pengendapan semakin terbenam ke dalam permukaan bumi yang
lebih dalam, karena bertambahnya berat oleh sedimen sedimen dan material yang
menimbun di atasnya, atau karena gaya gaya tektonik yang menimbulkan efek
subsidence. Material organik terbenam semakin dalam sehingga mengalami tekanan
dan suhu yang semakin tinggi. Proses tersebut akan menimbulkan perubahan
perubahan kimiawi dari material organik tersebut. Perubahan material ini
merupakan cikal bakal terbentuknya campuran bahan hidrokarbon yang komposisinya
sangat kompleks, baik hidrokarbon yang berupa cairan maupun yang berbentuk gas.
Kenaikan suhu terhadap kedalaman rata rata di dunia ini sekitar 20 – 55 derajat
celsius per kilometer. Di Sumatra sendiri dapat mencapai kurang lebih sekitar
100 °C/km. Sedangkan habitat minyak baru akan terbentuk pada suhu sekitar 65 –
150 °C yang biasanya berada pada kedalaman 1.5 – 3 km. Pada kedalaman 3 – 6 km
batuan reservoar akan lebih didominasi oleh gas daripada minyak. Untuk
kedalaman yang lebih dalam lagi suhu akan menjadi lebih tinggi sehingga gas
akan menjadi lebih tinggi sehingga gas akan mengalami dekomposisi lebih lanjut.
Pada umumnya, minyak bumi biasanya terendapkan dalam batuan sedimen berpori
baik yang memiliki nilai porositas 45% (reservoar yang sangat baik). Karena
semakin lama batuan tersebut terendapkan dan tertimbun material di atasnya,
maka batuan tersebut akan terkompaksi dan hal ini mengakibatkan nilai
porositasnya berkurang. Minyak, gas, dan air akan terkumpul atau tersimpan di
ruang pori pori dari batuan berpori tersebut. Oleh karena tekanan gravitasi, maka
fluida tersebut bergerak di dalam batuan perlahan-lahan. Batuan yang dapat
meloloskan fluida disebut sebagai batuan yang permeabel. Permeabilitas batuan
dapat memisahkan gas, minyak, dan air secara fisis, yaitu akibat perbedaan
densitasnya. Minyak dan gas yang berdensitas lebih ringan daripada air akan
bergerak naik sampai ke permukaan sebagai rembesan atau terperangkap di dalam
jebakan lalu berhenti terakumulasi sampai perangkap itu penuh.(
Wikipedia)

Tunggu
deskripsi lengkapnya

Geomorfologi Wilayah Brunai:
Sebaran Kemakmuran di Kalimantan Utara

Menyak/gas
yang terbentuk di wilayah Brunai yang sekarang, dahulunya adalah wilayah
perairan/laut (teluk) dimana sungau Limbang bermuara. Dengan asumsi tidak
ditemukan tanda-tanda peristiwa vulkanik di masa lampau tidak ditemukan di
Brunai, maka proses pengendapan massa padat di teluk berasal dari pedalaman (wilayah
Dayak) melalui sungai besar sungai Limbang. Massa padat ini berupa vegetasi
hutan yang diduga karena aktivitas manusia atau dampak yang ditimbulkan
peristiwa geologi (tektonik, longsor dan sebagainya).

Secara geomorfologi, wilayah negara (kerajaan
Brunai) yang sekarang berada di wilayah dataran rendah, suatu daratan baru yang
terbentuk karena proses sedimentasi jangka panjang, Di dalam teluk/laut yang
dalam inilah di masa lampu terjadi proses pengendapan massa padat vegetasi dan
hewan (fosil) tertimbun yang kemudian disusul dengan endapan-endapan massa
padat lainnya seperti lumpur dan batuan yang ke atas membentuk daratan dan ke
dalam terbentuk minyak/gas. Massa padat itu secara geografis berasal dari
pedalaman. Lantas apakah dalam hal ini dapat dikatakan bahwa penduduk di
wilayah Dayak yang melakukan aktivitas di masa lampau, tetapi pada masa kini
penduduk di Brunai yang mendapat keuntungan berupa minyak/gas?

Tunggu deskripsi lengkapnya

Geomorfologi Wilayah Brunai:
Sebaran Kemakmuran di Kalimantan Utara

Tunggu
deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com

 


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top