Seperti
halnya orang-orang Korea yang cenderung belajar Bahasa Indonesia, tampaknya
oraang-orang Thailand penutur bahasa Thai juga (akan) cenderung belajar Bahasa
Indonesia, Kedua negara ini tidak hanya berbeda dengan Bahasa Indonesia, kedua
negara ini juga memiliki sistem aksara masing-masing (yang berbeda dengan
Bahasa Indonesia yang menggunakan aksara Latin).
Satu perbedaan bahasa orang Korea dan orang
Thailand adalah distribusi populasi Korea yang seluruhnya berbahasa Korea
dengan aksara sendiri. Orang Thailand tidak semua berbahasa ibu bahasa Thai,
cukup banyak (orang Melayu) yang berbahasa Melayu di wilayah Thailand selatan
(yang berbatasan dengan Malaysia). Sangat besar perbedaan bahasa Melayu dengan
bahasa Thai.
Dari
segi penyebaran bahasa, negara Korea (khususnya selatan) dan Thailand tentulah
sangat menarik, sebab mereka di kedua negara ini memilih Bahasa Indonesia yang
lebih jauh di Indonesia daripada bahasa Melayu di Malaysia. Mungkin orang Korea
bisa berbahasa Indonesia, akan berbeda dengan orang Thailand bisa berbahasa Bahasa
Indonesia.. Pertanyaannya mengapa orang Thailand berbahasa asli bahasa Thai
tidak cenderung berbahasa Melayu. Bukankah penutur bahasa Melayu di Thailand
cukup banyak?
Populasi Korea Selatan pada masa ini sekitar 52
juta dan populasi Thailand 66 juta yang mana ada sekitar lima persen penutur
bahasa ibu bahasa Melayu, Bandingkan dengan populasi Malaysia sekitar 32 juta
(termasuk Cina dan India). Sangat umum di Malaysia dalam bidang pekerjaan profesional
para pendatang menemukan bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris. Jika
orang Korea Selatan dan orang Thailand yang belajar bahasa Melayu yang datang
ke Malaysia merasa tidak berguna belajar bahasa Melayu. Bandingkan dengan di Indonesia
dengan populasi sekitar 275 juta dimana dalam berbagai bidang pekerjaan bahasa
yang digunakan umumnya Bahasa Indonesia. Sudah barang tentu perbedaan kondisi
antara di Indonesia dan Malaysia akan dengan sendirinya direspon para
pembelajar bahasa yang akan cenderung memilih Bahasa Indonesia daripada bahasa
Melayu. Dalam hal inilah di Thailand para penutur bahasa ibu bahasa Thai akan
melirik Bahasa Indonesia daripada belajar dengan saudara mereka yang berbahasa
Melayu di Thailand seperti Patani. Jika terus doperluas cakupan, hal yang
kurang lebih sama dengan di Tiongkok dan Jepang.
Lalu
bagaimana dengan orang Thailand pernutur bahasa ibu bahasa Melayu. Mereka tidak
bermasalah dengan bahasa Melayu di Malaysia, tetapi sebagai untuk bahasa ketiga
(setelah bahasa Thai) mereka akan cenderung belajar Bahasa Indonesia (daripada
bahasa-bahasa di Filipina, India dan Myanmar). Kedekatan bahasa Melayu dengan
Bahasa Indonesia akan memudahkan orang Thailand berbahasa Melayu untuk belajar
bahasa tambahan yakni Bahasa Indonesia. Dengan demikian, orang Thailand baik
berbahasa Thai maupun berbahasa Melayu akan cenderung berbahasa Bahasa Indonesia,
Dalam hal ini orang Thailand penutur bahasa Thai yang belajar Bahasa Indonesia
akan dengan sendirinya bergunakan beriteraksi dengan sesama warga Thailand
(khususnya yang berbahasa Melayu).
Tunggu
deskripsi lengkapnya
Bahasa Indonesia di Thailand:
Bagaimana dengan Bahasa Melayu Sendiri?
Ada
masalah bahasa yang menunggu dalam jangka panjang di Thailand. Besar dugaan
orang Thailand baik penutur bahasa Thai dan bahasa Melayu akan cenderung
berbahasa Bahasa Indonesia. Di satu sisi orang Thailand melompat ke Indonesia
untuk berbahasa Bahasa Indonesia (melangkahi bahasa Melayu di Malaysia).
Permasalahan yang ada penutur bahasa Melayu di Thailand yang akan sendirinya
berpaling dengan bahasa Melayu di Malaysia akan lebih banyak manfaatnya belajar
bebahasa Bahasa Indonesia. Karena dengan begitu mereka orang Melayu berbahasa
Melayu di Thailand akan bisa lebih efektif berinteraksi dengan saduara mereka
sesama Thailand yang berbahasa Thai. Jadi dalam hal ini Bahasa Indonesia akan
menjadi bahasa perantara yang penting di Thailand.
Tunggu
deskripsi lengkapnya
Bahasa Indonesia di Thailand:
Bagaimana dengan Bahasa Melayu Sendiri?
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.