Sejarah

Sejarah Menjadi Indonesia (692): Serawak Bahasa Inggris, di Sabah Bahasa Melayu; Bagaimana Cara Hormati Bahasa Dayak?




false
IN


























































































































































 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Seperti artikel sebelumnya, lain negara lain
pula pilihan bahasanya. Di negara (bagian) Serawak diadopsi bahasa Inggris
sebagai bahasa resmi negara bersama bahasa Melayu. Lain pula di Sabah bahwa
resmi adalah bahasa Melayu dan sangat luas digunakan. Sementara bahasa resmi
federasi Malaysia adalah bahasa Melayu. Bagaimana bahasa resmi Inggris di
Serawak. Sebagai perbandingan di Brunai bahasa resmi adalah bahasa Melayu
tetapi penggunaan bahasa Inggris sangat meluas. Hanya sepertiga warga Brunai
menggunakan bahasa Melayu dalam sehari-hari.

Sarawak,
populer dengan julukan Bumi Kenyalang merupakan sebuah negara berdaulat yang
merdeka pada 22 Juli 1963, dan secara de jure juga termasuk sebagai salah satu
negara bagian (sekarang merupakan negara konstituen) di Malaysia. Negara bagian
ini memiliki otonomi dalam pemerintahan, imigrasi, dan yudisier yang berbeda
dari negara-negara bagian di Semenanjung Malaysia. Sarawak terletak di Barat
Laut Borneo dan berbatasan dengan Negara Bagian Sabah di Timur Laut, Provinsi
Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Timur, dan Provinsi Kalimantan Utara di
bagian Selatan, juga berpapasan dengan Brunei di Timur Laut. Wilayah Serawak dikenal
karena keberagaman suku bangsa, budaya, dan bahasa. Kepala negara bagiannya
adalah Gubernur, yang sekarang dikenal sebagai Yang di-Pertua Negeri, sementara
kepala pemerintahannya adalah Ketua Menteri. Sistem pemerintahannya mengikuti
sistem Kesatuan. Wilayah ini terbagi dalam distrik dan divisi administratif. Inggris
dan Melayu adalah dua bahasa resmi di negara bagian tersebut. Menurut sensus
Malaysia 2015, populasi Sarawak berjumlah 2,636,000. Sarawak memiliki lebih
dari 40 kelompok sub-etnis, yang masing-masing memiliki bahasa, budaya dan gaya
hidup khasnya sendiri. Kota-kota besar umumnya ditinggali oleh Melayu,
Melanaus, Tionghoa, dan sejumlah kecil Iban dan Bidayuh Komposisi penduduk: Iban
30%; Melayu 24.4%; Cina 24.2%; Bidayuh 8.4%; Melanau 6.7%; Orang Ulu 5.4% dan
lainnya. Istilah Dayak umumnya digunakan untuk merujuk kepada suku Iban dan
Bidayuh. Istilah tersebut sering kali digunakan dalam konteks nasionalistik.
Pada 2015, pemerintah federal Malaysia mengakui penggunaan istilah tersebut
pada bentuk-bentuk resmi. Inggris adalah bahasa tunggal resmi Sarawak dari 1963
sampai 1974 karena ketua menteri pertama Sarawak Stephen Kalong Ningkan
menentang penggunaan bahasa Melayu di Sarawak. Pada 1974, ketua menteri baru
Abdul Rahman Ya’kub mengadopsi bahasa Melayu dan Inggris sebagai dua bahasa
resmi Sarawak. Ia juga mengubah bahasa pengantar pelajaran di sekolah-sekokah
dari Inggris ke Melayu. Saat ini, Inggris digunakan dalam pengadilan, majelis
legislatif, dan agensi-agensi pemerintahan tertentu di Sarawak. Pada 18
November 2015, Ketua Menteri Sarawak Adenan Satem mengumumkan adopsi bahasa
Inggris sebagai bahasa resmi Sarawak, bersama dengan Melayu.
(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa resmi di
Serawak dan di Sabah? Seperti disebut di atas, di Serawak bahasa Inggris juga
diadopsi sebagai bahasa resmi, sementara di Sabah bahasa resmi adalah bahasa
Melayu. Bagaimana dengan bahasa Dayak? Lalu bagaimana sejarah bahasa resmi di
Serawak dan di Sabah? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada
permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.

Serawak Bahasa Resmi-Inggris,
Sabah Bahasa Melayu; Bagaimana Cara Hormati Bahasa Dayak?

Sejarah
bahasa di (negara) Serawak pada dasarnya dimulai pada era kerajaan Serawak
semasa James Brooke. Pada tahun 1863 dibuat perjanjian perbatasan antara Hindia
Belanda dan Serawak di Borneo antara Inggris Raya dan Belanda yang diwakili
oleh antara Pemerintah Hindia Belanda degan kerajaan Serawak yakni Gubernur
Jenderal Baron Sloet tot de Beele dan Raja (putih) Serawak James Brooke.
Perjanjian itu dibuat dalam empat bahasa Inggris, Cina, Melayu dan Hindustan
(lihat Leydse courant, 06-01-1865).

Jamaes Brooke memulai karir di angkatan laut,
namun kemudian berhenti dan menjadi pedagang di Tapanoeli pantai barat Sumatra.
Oleh karena situasi politik, Brooke gaga dan kemudian tahun 1838 melakukan
pelayaran ke Borneo Utara. Saat itu terjadi pemberontakan di Brunai dimana Raja
Brunai meminta bantuan James Brooke. Untuk membalasa jasa itu Raja Brunai
menghibahkan wilayah Serawak bagi Brooke yang kemudian menjadi Radja Serawak.
Pada tahun 1847 pemerintah Kerajaan Inggris mengangkat James Brooke sebagai
gubernur dan menjadi Konjen Inggris di Labuan.
Ia
menguasai Sarawak sampai kematiannya pada 11 Juni 1868 dan digantikan sebagai
Rajah oleh keponakannya Charles Johnson Brooke.    

Hubungan
Jamaes Brookr dengan aj Brunai menjai tidak terpisahkan, demikianjuga hubungan
Kerajaan Inggris dengan Kerajaan Brunai. Atas dasar itulah kehadiran
orang-orang Inggris di Serawak menjadi sangat dominan di Serawak yang lalu
kemudian pada tahun 1875 seorang pedagang Inggris Overdeck mendapat konesi dari
Raja Brunai untuk menguasai wilayah Sabah. Dalam hal tiga wilayah di Kalimantan
Utara (Brunai, Serawak dan Sabah/Bristish Noord Borneo) secara tidak langsung
berada di bawah protektorat Inggris. Bahasa Inggris juga lambat laun menjadi
bahasa utama dalam dunia pemerintahan dan dunia perdagangan di Kalimantan
Utara.

Di Hindia Belanda, termasuk Kalimantan Barat,
Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan bahasa resmi adalah bahasa Belanda. Sebagaimana
di Hindia Belanda, di wilayah Kalimantan Utara yang jadi sebagai lingua franca
adalah bahasa Melalyu. Tentu saja bahasa-bahasa etnik eksis diantara penduduk
pribumi. Dalam hubungannya dengan isi perjanjian atau berbagai bentuk
pengumuman di Hindia Belanda dilakukan dalam bahasa Belanda, Cina dan Melayu
(dan ada kalanya ditambahkan bahasa daerah setempat) dengan menggunakan aksara
Latin dan atau aksara Jawi (Arab gundul).

Pada
saat mana Indonesia memproklamasikan kemerdekaan tahun 1945 dan mendapat
pengakuatan kedaulatan dari Kerajaan Belanda, wilayah Kalimantan Utara masih
berada di bawah otoritas Inggris hingga tahun 1963 wilayah Federasi Malaya
bersama Singapoera serta Serawak dan Sabah disatukan dalam federasi (Federasi
Malaysia). Pada tahun 1965 Singapoera keluar dari federasi (membentuk negara
republik), sedangkan Serawak dan Sabah bersama Federasi Malaya di Semenanjung
Malaya masih tetap satu federasi hingga ini hari. Meski orang Inggris telah
meninggalkan wilayah, tetapi dalam pemerintahan di Federasi Malaysia masih
dilanggengkan bahasa Inggris (karena masih terus terikat dengan perjanjian
pembentukan federasi pada tahun 1963). Hal itulah mengapa hingga sekarang di
tiga wilayah federasi ini masih lazim digunakan bahasa Inggris.

Tunggu
deskripsi lengkapnya

Bagaimana Cara Hormati Bahasa
Dayak di Serawak dan Sabah? Bahasa Daerah di Indonesia

James
Broole di Serawak sudah lama tiada. Meski demikian, pengaruh Inggris sudah
meluas di pantai utara Kalimantan dimana kedudukan Gubernur Inggris di (pulau) Labuan.Gubernur
Inggris yang lebih dulu The Strait Settlement berkedudukan di Singapoera. Pada
tahun 1878 seorang pedagang Inggris Baron von Overdeck melakukan negosisi
dengan Sultan Broenai dan Sultan Sulu untuk mendapatkan konsesi sudut Kalimanan
di timur Brunai dan di barat Kepulauan Sulu (lihat  De locomotief : Samarangsch handels- en
advertentie-blad, 05-03-1878). Wilayah ini kelak disebut wilayah Sabah. Dari
sinilah awal sejarah bahasa di Sabah dimulai.

Dalam laporan surat kabar Singapoera  The Straits-Times yang dikutip De locomotief :
Samarangsch handels- en advertentie-blad, 05-03-1878 menyebutkan kapal uap
Inggris bernama Amerika, yang disewa di London, dan yang berangkat dari
Singapoera pada tanggal 12 Desember untuk menyeberangi pulau-pulau di Kepulauan
Timur, baru saja kembali dari Labuan dan pantai timur Kalimantan. Kapal mencapai
pulau sebelumnya pada tanggal 16 Desember dan, setelah penundaan singkat selama
beberapa hari, berangkat ke Brunei, ibu kota Kerajaan Kalimantan, dimana
komandan ekspedisi, Baron de Overbeck, mengadakan negosiasi dengan Sultan
tentang wilayah yang luas di bagian utara pulau itu, yang sebagian sudah
menjadi milik Perusahaan Dagang Amerika di Kalimantan. Setelah negosiasi yang
panjang, upaya Baron, seperti yang kita ketahui, dimahkotai dengan kesuksesan
penuh, dan Perusahaan Inggris yang perkasa, yang kami yakini didirikan di London
dan diwakili olehnya, sekarang menjadi pemilik seluruh bagian utara Kalimantan
dari Sungai Kimanis di arah utara, dan antara lain pelabuhan indah teluk serta
Ambong dan Maludu.: Dari Brunei, kapal Amerika, setelah memasuki beberapa
tempat di wilayah yang baru diperoleh, berangkat ke pulau Sulu, sementara kapal
st. Hart yang dinakhodai  Evans, dari
Royal Navy, dan ikut membawa Gubernur Labuan, telah berangkat dengan tujuan
yang sama. Kedua kapal berlabuh di pelabuhan Meimbeng, sisi selatan pulau dalam
wilayah Sultan, ibu kota lama Sulu, sekarang disebut Banuwa, saat ini dikuasai
oleh orang-orang Spanyol. Di Meimbong, Baron de Overbck kembali membuka
negosiasi dengan Sultan Sulu tentang afiliasi properti bagus dan harta benda milik
sultan di pantai pulau Kalimantan. Negosisia diakhiri dengan persetujuan dan di
hadapan Yang Mulia Gubernur Labuan dan Konsul Jenderal untuk Kalimantan Overdeck,
yang menguasai seluruh Kalimantan Utara, dari Kimanis di pantai NW. hingga
Sungai Sibuco di pantai Timur, mewakili wilayah yang indah, dengan satu-satunya
pelabuhan yang bagus di seluruh Kalimantan, dan menikmati iklim yang sangat
sehat, bebas dari amukan tifus, dan dari sudut pandang mineral dan pertanian
membentuk bagian terkaya dari pulau yang besar dan indah ini. Sebelumnya Sultan
Brunei memberi gelar dan pangkat Maharajah Sabah, yang merupakan nama Melayu
untuk seluruh Kalimantan Utara, dan Sultan Sulu mengangkatnya menjadi Daiu
Bandara, yang merupakan gelar tertinggi setelah itu Raja dari Sandakan. Dari
Sulu, kapal Amerika melanjutkan ke Sandakan, dimana pertemuan besar semua
kepala suku asli dan rakyat diadakan, dimana proklamasi Sultan Sulu tentang
pelepasan tanah dibacakan, bendera Sulu diturunkan dan semua masyarakat Inggris
yang baru diangkat pada tempatnya. Pada saat yang sama Baron mengangkat WB Prijer.
yang telah ditunjuk oleh perwakilan HM sebagai Wakil Konsul di distrik yang
sama, bagian dari perusahaan untuk Sandakan dan Pantai Timur pada umumnya.
Kemudian Baron Overbeck mengorganisir sebuah ekspedisi ke Sungai Kinabatangan
yang besar, dengan kapal uapnya ke pedalaman bagian utara pulau itu. Mereka
naik ke sungai sejauh 230 mil, melewati titik yang pernah dicapai sebelumnya oleh
orang Eropa, dan pada titik dimana yang disebut terpaksa kembali karena
kekurangan kayu bakar, lebar sungai tujuh depa masih 60 mil sejauh ekspedisi
telah dilakukan, menunjukkan kepada keduanya tepi sungai, tanah terbaik, cocok
untuk budidaya yang tepat dari setiap produk trepis. Kami telah dijanjikan informasi
lebih lanjut tentang ini’.

Berhasilnya
negosiasi Overdeck dengan Sultan Brunai dan Sultan Sulu yang mana perjanjian
ditandatangani dihadapan Gubernur Inggris di Labuan, maka dengan sendirinya
orang-orang Inggris akan sepenuhnya mulai mengadministrasikan dua wilayah
Maharadja Sabah dan Radja Sandakan di dalam satu unit pemerintahan di bawah
Inggris. Ini berarti akan dimulai penggunaan bahasa Inggris secara luas di
wilayah yang orang Inggris disebut Bristish Noord Boerneo (kelak nama ini
digantikan nama Sabah).

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com

 


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top