*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Lain lubuk lain belalang. Lain
Inggris lain pula Belanda. Inggris bukan tandingannya Belanda. Inggris begitu
kuat, Inggris kerap mengganggu Belanda dan bahkan Inggris secara defakto
mengusir Belanda dari India, Arab, Australia, Bengkulu, Semenanjung dan
Kalimantan Utara. Inggris begitu kuat, hanya warga Amerika (Serikat) yang mampu
mengusir Inggris (dengan memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 4 Juli
1774). Secara internasional, kekuatan Inggris terletak pada kekuatan mesin angkatan
lautnya saja (namun untuk di kawasan Hindia infantri militer Belanda terkesan
lebih kuat). Hal itulah mengapa Inggris hanya mampu membuat koloni di wilayah/area
atau pulau-pulau kecil seperti di Penang, Singapoera dan Labuan (dekat Brunai).

Penjajahan ada ragamnya diantara
penjajah. Ada yang disebut koloni dan ada pula yang disebut proteksi. Ibarat
suatu penjara. Inggris berkantor di luar batas penjara tetapi melakukan patroli,
urusan di dalam penjara adalah urusan para penghuni penjara. Belanda tidak
hanya berkantor di luar juga ikut berada di dalam penjara mengatur dengan
bekerjasama dengan para pemimpin orang yang terpenjara. Belanda menyusun
pemerintahan, mengunisiasi pembangunan dan juga melatih dan menyediakan sekolah
bagi para penghuni agar bisa sedikit ditingkatkan produktivitasya. Seperti
halnya Inggris, Belanda juga mengatur urusan luar seperti pertahanan penjara
dan perdagangan luar negeri (keluar masuk barang melalui pintu penjara).
Singkat kata pada tahun 1860an sudah ada pribumi Indonesia (orang terpenjara)
yang lulus sekolah guru dengan akta guru di Belanda dan yang lulus perguruan
tinggi di Belanda, yang mana sang guru diizinkan membuka sekolah guru di dalam
penjara dan sang sarjana ikut dipekerjakan sebagai pejabat pemerintahan,
Praktis pribumi Indonesia tahun 1928 sudah puluhan pribumi sarjana dan sebagian
diantaranya telah bergelar doktor (Ph.D). Orang terdidik di dalam penjara
maupun yang berada di luar penjara sadar meningkatkan patriotisme orang-orang
terpenjara. Di Malaysia, pada tahun 1928 belum ada sarjana dan sekolah pun bagi
pribumi terbatas untuk hanya sekolah dasar. Pada saat kemerdekaan Indoneisa
1945 sudah ribuan pribumi memiliki pendidikan tinggi, berbeda dengan di Malaya
pada tahun 1957 tak satupun bergelar sarjana. Itulah dua bentuk penjajahan ala
Inggris dan ala Belanda. Orang Indonesia menyebut dirinya dijajah, sedangkan di
Malaysia tidak menyebut dijajah, hanya diproteksi, Inggris hanya berkoloni di
Penang, Malaka, Singapoera dan Laboean serta Serawak dan Sabah.
Lantas
bagaimana sejarah Malaysia
tidak pernah dijajah? Seperti disebut di atas, penjajahan itu ibarat penjara;
diawasi dari luar atau juga ikut diawasi di dalam. Akhir dari penjajahan adalah
kemerdekaan. Malaysia di Semenanjung mendapat kemerdekaan tahun 1957. So, sejak
kapan Semenanjung dijajah. Lalu bagaimana sejarah Malaysia tidak pernah dijajah?
Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.
Malaysia Tidak Pernah Dijajah? Lantas Mengapa Begitu Lama
Inggris Memberikan Kemerdekaan?
Tunggu deskripsi lengkapnya
Mengapa Begitu Lama Inggris Memberikan Kemerdekaan Bagi
Malaysia? Bagaimana Malaysia Dijajah?
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.