*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Timor bagian timur sejak era VOC (Belanda) dan
masalah Indonesia dengan Timor Leste adalah soal sederhana dan mudah diselesaikan.
Tidak demikian dengan Borneo bagian timur sejak era VOC. Mengapa? Yang jelas
hingga ini hari Sulu di Filipina kukuh tuntut Malaysia di Sabah. Dalam hubungan
ini, mengapa Brunai diam saja dan Indonesia wait en see. Soal Sabah dapat
dikatakan soal yang sungguh rumit.

Malaysia Tidak Gubris Tuntutan
Sultan Sulu Atas Akuisisi Sabah. REPUBLIKA.CO.ID, Kuala Lumpur— Pemerintah Malaysia tidak
akan melayani semua tuntutan dari pihak mana pun terkait Negara Bagian Sabah
termasuk tuntutan dari Sultan Sulu karena negara bagian ini diakui Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB) sejak 16 September 1963. “Pemerintah Malaysia
memandang serius isu kedaulatan negara, termasuk kedaulatan dan keutuhan Negeri
Sabah dalam Malaysia,” ujar Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri Yaakob,
di-sela-sela pertemuan UMNO di WTC Kuala Lumpur, Jumat (18/3/2022). Dia
mengatakan tuntutan oleh pihak yang mengaku sebagai ahli waris dari Sultan Sulu
terhadap Pemerintah Malaysia melalui badan arbitrasi internasional adalah tidak
sah dan melanggar undang-undang.” Hal ini karena penunjukan arbiter Dr
Gonzalo Stampa itu dibatalkan Pengadilan Tinggi Madrid pada 29 Juni 2021 yang
mengakibatkan semua keputusan yang dikeluarkan Dr Gonzalo Stampa tidak valid,
termasuk final award atau penghargaan final yang dikeluarkan pada 28 Februari
2022,” katanya. Dr Stampa tidak mengindahkan keputusan Pengadilan Tinggi
Madrid dengan memindahkan tempat arbitrase ke Paris, Prancis dan telah
melanjutkan proses arbitrase sampai dia mengeluarkan final award. “Untuk
memastikan kedaulatan dan kepentingan Malaysia dilindungi, pemerintah telah mengajukan
permohonan untuk membatalkan penghargaan final tersebut yang dibuat pada 3
Maret 2022 di pengadilan di Paris, Prancis,” katanya. Ini untuk memastikan
bahwa hasil penghargaan final tidak dapat ditegakkan oleh pemohon kapan saja
dan di negara mana saja dan agar Malaysia tidak perlu membayar uang kompensasi
senilai 14,9 miliar dollar AS (Rp 213,62 triliun) seperti yang diklaim. “Pemerintah
Malaysia tetap berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ini secara menyeluruh
dan meyakinkan. Ditekankan bahwa Pemerintah Malaysia tidak akan mengalah bahkan
satu inci pun menjaga dan mempertahankan kedaulatan dan kedudukan Negara Bagian
Sabah di Malaysia akan dipertahankan selamanya,” katanya.
Lantas bagaimana sejarah Sulu di Filipina tuntut
Malaysia di Sabah? Seperti disebut di atas, secara
historis Sabah adalah wilayah Sulu yang dialihkan dengan status sewa yang
awalnya Maskapai Borneo Utara/Inggris yang kemudian dialihkan dalam pembentukan
Federasi Malaysia 1963. Menjadi masalah karena Malaysia menghentikan setoran nilai
sewa sejak 2013. Lalu bagaimana sejarah Sulu
di Filipina tuntut Malaysia di Sabah? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe,
semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan
sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.
Sulu di Filipina Tuntut Malaysia di Sabah; Mengapa
Brunai Diam Saja, Indonesia Wait en See?
Dalam Peta 1861 wilayah Borneo Utara (wilayah
yurisdiksi Inggris), bagian barat adalah Brunai (termasuk Serawak), sedangkan
bagian timur terdiri dari empat lanskap yakni Pappal, Maloedoe, Oensang dan
Mangidari. Pada tahun 1878 Kesultanan Sulu menyerahkan empat lanskap tersebut
dalam bentuk konsesi kepada Baron von Overdeck atas nama Maskapai Borneo Utara.
Empat lanskap tersebut dalam proses peralihan hak penguasaan wilayah (ekonomi)
tersebut disebutkan dipimpin oleh Mangaradja Sabah (bagian barat) dan Radja
Sandakan (bagian timur).

Bagaimana batas-batas diantara wilayah tidak diidentifikasi dalam peta-peta.
Yang sudah diidentifikasi batas wilayah hanya baru batas antara wilayah yurisdiksi
Belanda dan wilayah yurisdiksi Inggris. Garis batas didasarkan pada bentang
alam mulai dari pantai barat Borneo di Tandjoeng Datoe hingga tanjong Batu
Tinagat di timur. Batu Tinagat ini berada di sisi timur muara sungai Tawau. Dengan
kata lain seluruh Kawasan teluk St Lucia/Cowie berada di wilayah yurisdiksi Hindia
Belanda. Pada waktu itu dimana kina berada kota Tawau berada di wilayah yurisdiksi
Hindia Belanda. Sementara itu batas wilayah (kerajaan) Brunai dengan (lanskap)
Pappal tidak dinyatakan dalam peta. Demikian juga antara Pappal dengan Marudu,
dan Marudu dengan Laskap Mingadari Lanskap Oensang sendiri adalah lanskap
terkecil yang diduga kini menjadi wilayah fistrict Sandakan.
Meski empat wilayah lanskap itu berada di wilayah
hak (kesultanan) Sulu, namun dari sejarahnya, gelar raja Mengaradja Sabah diberikan
oleh kesultanan Brunai dan gelar Radja Sandakan diberikan oleh kesultanan Sulu.
Ini mengindikasikan bahwa Raja Sabah terhubung dengan Sultan/Kesultanan Brunai
dan Radja Sandakan terhubung dengan Sultan/Kesultanan Sulu. Dalam hal ini bisa
jadi di masa lampau wilayah Pappal/Marudu awalnya hak Brunai tetapi kemudian
dialihkan kepada Sulu.
Dalam sejarahnya (wilayah) Sabah yang sekarang (Fedrerasi Malaysia) yang
awalnya di masa lalu terdiri dari empat lanskap (bentang alam) yang dipimpin
oleh dua raja (Mangaradja Sabah dan Radja Sandakan), sejatinya saat ini dari
suduy sejarah terkait dengan empat negara: Brunai, Filipina, Indonesia dan
Malaysia. Dalam sisi Indonesia, batas wilayah Sabah yang sekarang yang berada
di sungai Sebakung dan pulau Sebatik (satu pulau dibagi dua antara Melaysia dan
Indonesia), pada awalnya era Hindia Belanda batas awal berada di Batu Tinagat
dan sungai Tawau. Sejak kehadiran Maskapai Borneo Utara (Inggris) batas awal
bergeser ke arah selatan hingga pulau Sebatik dibelah dua.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Mengapa Brunai Diam Saja, Indonesia Wait en See?
Masalah Sudah Jelas, Persoalan Bilateral Filipina dan Malaysia
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.