*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog Klik Disini
Apa
hubungan manusia Jawa dan peta Jawa? Pada masa ini jelas tidak ada
hubungannya. Namun manusia Jawa dan peta Jawa memiliki hubungan di masa lampau.
Ini dimulai ketika pulau Jawa belum seluas yang sekarang, pulau Jawa yang masih
ramping dihuni oleh manusia Jawa. Bukti-bukti manusia Jawa dan peta Jawa di zaman
kuno semakin terkuat pada dekade-dekade terakhir. Dalam hal ini, penghuni pulau
Jawa zaman kuno belum tentu sama dengan penduduk Jawa yang sekarang. Hal itu
karena ada perbedaan waktu yang begitu panjang.

adalah jenis Homo erectus yang pertama kali ditemukan. Pada awal penemuan,
makhluk mirip manusia ini diberi nama ilmiah Pithecanthropus erectus oleh
Eugène Dubois, pemimpin tim yang berhasil menemukan fosil tengkoraknya di
Trinil, Ngawi pada tahun 1891. Nama Pithecanthropus erectus sendiri berasal
dari akar bahasa Yunani dan Latin dan memiliki arti manusia-kera yang dapat
berdiri. Fosil yang lebih lengkap kemudian ditemukan di desa Sangiran, Jawa
Tengah, sekitar 18 Km ke utara dari kota Solo. Fosil berupa tempurung tengkorak
manusia ini ditemukan oleh Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald, seorang ahli
paleontologi dari Berlin, pada tahun 1936. Selain fosil, banyak pula
penemuan-penemuan lain di situs Sangiran ini. Temuan ini juga dijadikan rujukan
untuk mendukung teori evolusi Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace. Banyak
ilmuwan pada saat itu yang juga mengajukan teori bahwa Manusia Jawa mungkin
merupakan mata rantai yang hilang antara manusia kera dengan manusia modern
saat ini (Wikipedia)
Lantas
bagaimana sejarah peta Jawa dan manusia? Seperti disebut di atas, ada
jarak waktu yang panjang dengan peta Jawa dan penduduk Jawa yang sekarang.
Namun demikian, tampaknya ada baiknya hal itu dipelajari sejauh data yang ada
mampu mendukung penjelasan. Lalu darimana memulainya? Seperti
kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan
sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Peta Jawa dan Manusia Jawa
Zaman Kuno
Tunggu deskripsi lengkapnya
Penduduk Jawa dan Peta Pulau Jawa
Zaman Modern
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.