Sejarah

Sejarah Menjadi Indonesia (808): Menulis Ulang Sejarah di Indonesia; Judul Mencari Data versus Data Membentuk Judul


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog Klik Disini 

Sejarah harus ditulis. Lalu mengapa menulis ulang
sejarah? Pertanyaan ini menjadi isu yang masih terus bergulir hingga hari ini.
Ini bermula beredarnya Kerangka Konsep Penulisan “Sejarah Indonesia” (Draft
masih dalam penyempurnaan) setebal 30 halaman yang dikeluarkan Kementerian
Kebudayaan Republik Indonesia bertanggal 16 Januari 2025. Penulis dari Kerangka
Konsep Penulisan “Sejarah Indonesia” tersebut adalah Susanto Zuhdi,
Singgih Tri Sulistiyono, dan Jajat Burhanudin. 
 


Historical revisionism: In historiography, historical
revisionism is the reinterpretation of a historical account. It usually
involves challenging the orthodox (established, accepted or traditional)
scholarly views or narratives regarding a historical event, timespan, or
phenomenon by introducing contrary evidence or reinterpreting the motivations
and decisions of the people involved. Revision of the historical record can
reflect new discoveries of fact, evidence, and interpretation as they come to light.
The process of historical revision is a common, necessary, and usually
uncontroversial process which develops and refines the historical record to
make it more complete and accurate. One form of historical revisionism involves
a reversal of older moral judgments. Revision in this fashion is a more
controversial topic, and can include denial or distortion of the historical
record yielding an illegitimate form of historical revisionism known as
historical negationism (involving, for example, distrust of genuine documents
or records or deliberate manipulation of statistical data to draw predetermined
conclusions). This type of historical revisionism can present a
re-interpretation of the moral meaning of the historical record. Negationists
use the term “revisionism” to portray their efforts as legitimate
historical inquiry; this is especially the case when “revisionism”
relates to Holocaust denial.
(Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah menulis ulang Sejarah
Indonesia? Seperti disebut di atas, menulis ulang sejarah adalah suatu yang
lazim. Lalu masalahnya apa? Yang jelas dalam menulis ulang ada dua pendekatan
yang bertentangan: judul mencari data atau data membentuk judul. Lalu bagaimana
sejarah menulis ulang Sejarah Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo
doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki
permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang
bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari
hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.

Menulis Ulang Sejarah Indonesia; Judul Mencari Data
versus Data Membentuk Judul

Tunggu deskripsi lengkapnya

Judul Mencari Data versus Data Membentuk Judul:
Menulis Ulang Sejarah Indonesia Dapat Dilakukan Setiap Hari, Sebab Data Baru Dapat
Ditemukan Setiap Hari

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top