Sejarah

Sejarah Menjadi Indonesia (93): Promosi dan Degradasi Bahasa di Nusantara; Berapa Banyak Bahasa Penduduk Asli Telah Punah




false
IN


























































































































































 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog Klik Disini

Bahasa
di Nusantara adalah bahasa-bahasa asli seperti bahasa Jawa dan bahasa Batak,
bukan bahasa Sanskerta atau bahasa Melayu sebagai lingua franca. Bahasa lingua
franca adalah bahasa yang digunakan di berbagai tempat, seperti halnya bahasa
Latin tempo doeloe di Eropa dan bahasa Inggris zaman Now. Bahasa asli (bahasa
daerah) adalah satu hal, sedangkan bahasa lingua franca adalah hal lain lagi.
Namun keduanya terkait karena penutur bahasa asli juga bersifat bilingual (dwi
bahasa), ibarat masa kini banyak orang Indonesia selain berbahasa daerah
(bahasa asli) juga bisa berbahasa Indonesia (lingua franca).

Promosi dan degradasi bahasa adalah satu hal
juga. Sedangkan transforrmasi (pembentukan) bahasa adalah hal lain lagi. Lingua
franca awal di Nusantara adalah bahasa Sanskerta. Dalam perkembangannya, bahasa
Sanskerta ini berineteraksi dengan berbagai adli di nusantara sehing terjadi
proses transformasi bahasa yang kemudian diidentifikasi sebagai bahasa Melayu.
Jadi dalam hal ini lingua franca begeser dari bahasa Sanskerta menjadi bahasa
Melayu (demikian pula pada gilirannya bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia).
Bahasa Sanskerta dalam hal ini bukan terdegradasi (punah). Promosi bahasa di
nusantara adalah promosi diantara berbagai bahasa asli (daerah) dan juga
promosi bahasa Indonesia (dalam hal ini di Indonesia bahasa Melayu sudah
diposisikan sebagai bahasa daerah). Promosi ini diindikasikan peningkatnan
dalam jumlah penutus bahasa. Sebaliknya penutur bahasa daerah (abahasa asli)
yang terus menurun bahkan hingga nol (punah) dianggap telah mengalami
degradasi.

Lantas
bagaimana sejarah promosi dan degradasi bahasa-bahasa di Nusantara? Seperti
disebut di atas, lingua franca adalah satu hal dan bahasa asli (bahasa daerah) adalah
hal lain lagi. Meski demikian antara lingau franca (Sanskerta, Melayu dan
Indonesia) tidak terpisahkan dari bahasa-bahasa asli. Selain banyak penutur
bahasa asli bersifat lingual, ada juga bahasa asli telah digantikan oleh bahasa
lingua franca atau bahasa asli yang lain yang lebih dominan. Seperti kata ahli
sejarah
tempo doeloe,
semuanya
ada permulaan.
Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.

Promosi Bahasa Melayu, Degradasi Bahasa Sanskerta Sebagai Lingua Franca:
Bilingual pada Peuntur Bahasa Batak dan Bahasa Jawa

Tunggu
deskripsi lengkapnya

Degradasi Bahasa dan Bahasa Punah

Tunggu
deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top