Sejarah

Sejarah Menjadi Indonesia (97): Perbatasan Timor di Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka; Eksklave Oecussi-Ambeno




false
IN


























































































































































 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog Klik Disini

Perbatasan
Indonesia di Nusa Tenggara Timur berbagi pulau Timor dengan negara Timor Leste.
Batas-batas negara ini kini di sisi timur kabupaten Belu dan kabupaten Malaka.
Disamping itu ada bagian negara Timor Leste berada di wilayah Indonesia yang
disebut eksklave Oecussi-Ambeno (diapit oleh kabupaten Kupang dan kabupaten
Timor Tengah Utara). Perabatasan ini sudah eksis sejak era Belanda
(VOC)-Portugis.

 

Pada masa kini sudah dibangun jalan paralel
perbatasan di sisi Indonesia di siis timur kabupaten Belu dan kabupaten Malaka.
Dengan adanya akses jalan ini tidak hanya menghubungkan dengan mudah
tempat-tempat di pedalaman (membuka isolasi), juga akan dimungkinkan
pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Jalan perbatasan NTT-Timor Leste ini dikenal
sebagai Sabuk Merah Sektor Timur dari Belu hingga Malaka. Berdasarkan informasi
dari Kementerian PUPR pembangunan jalan paralel perbatasan provinsi NTT  sepanjang 179,99 Km. Yang sudah teraspal,
hingga 2019 mencapai sepanjang 145,17 Km. Sedangkan pada 2020 direncanakan
jalan yang sudah aspal akan bertambah dan sedang dikerjakan menjadi sepanjang
164,57 Km, sehingga sisanya akan dituntaskan pada 2021 ini. Sepanjang Jalan
Sabuk Merah Sektor Timur tersebut akan dibangun sebanyak 41 buah jembatan
dengan panjang 1.599.

Lantas
bagaimana sejarah perbatasan Indonesia di pulau Timor? Seperti disebut di atas,
bahwa pada masa kini sudah mulai ada akses dengan dibangunnya jalan paralel di
wilayah Indonesia. Namun sebelum mencapai kemajuan itu seperti apa situasi dan
kondisi di wilayah perbatasan Indonesia di pulau Timor? Seperti kata ahli
sejarah
tempo doeloe,
semuanya
ada permulaan.
Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.

Perbatasan Indonesia di Pulau Timor

Tunggu deskripsi
lengkapnya

Pembukaan Akses Pembangunan
Jalan Paralel Perbatasan

Tunggu
deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top