*Untuk melihat semua artikel
Sejarah Papua dalam blog ini Klik Disini
Perang
kemerdekaan Indonesia (1945-1949) adalah perang seluruh rakyat Indonesia
melawan Belanda (NICA) semata (tidak dengan Inggris). Semua wilayah Indonesia
dari Sabang hingga Merauke dimana Belanda bercokol harus direbut oleh seluruh
bangsa Indonesia (tanpa terkecuali, termasuk di wilayah Papua bagian barat).
Batas perang kemerdekaan itu adalah disepakatinya gencatan senjata yang
dilanjutkan ke meja perundingan (KMB) antara wakil-wakli Indonesia dan
wakil-wakil Belanda (di Den Haag, Belanda). Dalam perundungan itu, Indonesia
menang, Belanda mengakui kedaulatan (wilayah) Indonesia. Saat Piala (plakat)
diserahkan kepada Indonesia, sesungguhnya ada bagian dari Piala itu yang
dicopot (yakni wilayah Papua bagian barat). Oleh karena itu, pereng kemerdekaan
Indonesia Jilid II digulirkan kembali (untuk merebut wilayah Papua bagian
barat). Genderang itu digaungkan Presiden Sukarno pada tahun 1950 (lihat……).

Tenggara Timur, wilayah Papua adalah bagian integral dari seluruh Indonesia
(sejak Hindia Belanda). Berbeda dengan Timor Timur (negara Timor Leste) yang
secara historis berada di luar VOC maupun Hindia Belanda kerena defacto dan
dejure berada di bawah yurisdiksi Portugis. Idem dito, wilayah Papua Timur
(negara Papua Nugini) secara defacto dan dejure di luar VOC maupun Hindia
Belanda (Inggris, Jerman dan Australia). Demikian juga dengan Borneo Utara
(Portugis dan Inggris). Oleh karena itu, ketika Timor Timur ingin bergabung
dengan Indonesia, maka posisi wilayah Timor Timur sifatnya diintegrasikan ke
Indonesia. Ibarat tubuh manusia hidup, pulau-pulau seperti Sumatra, Jawa,
Kalimantan (minus Borneo Utara), Sulawesi, Maluku, Papua (minus Papua Nugini)
dan Nusa Tenggara (minus Timor Timur) adalah fungsi tubuh itu sendiri yang
dibawa dari lahir. Sedangkan Timor Timur (saat diintegrasikan 1974-1999) ibarat
fungsi badan lain yang dicangkokkan ke dalam tubuh Indonesia sendiri. Dengan
demikian, wilayah Papua (minus Papua Nuguni) bagian tidak terpisahkan dalam
merebut Kemerdekaan Indonesia (seutuhnya).
Lantas
bagaimana sejarah Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid II di Papua? Seperti disebut di atas, Belanda mengakui kedaulatan
Indonesia tetapi sengaja tidak menyerahkan alias menyandera wilayah Papua. Jelas
perang ini adalah Perang Seluruh Ralyat Indonesia terhadap Belanda tanpa
terkecuali, termasuk panduduk yang berada di Papua bagian barat. Hasilnya,
wilayah Papua bagian barat berhasil direbut tahun 1963. Lalu mengapa, Belanda
menyandera wilayah Papua? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.
Papua Bagian Tidak Terpisahkan
Kemerdekaan Indonesia
Antara
Belanda dan Indonesia bagaikan dua bangsa yang masing-masing (sebagaian) saling
benci tapi (sebagian yang lain) rindu. Perang (kemerdekaan) antar kedua bangsa
yang melelahkan (sejak 1945) akhirnya disepakati gencatan senjata dan berujung
pada perundingan (KMB) di Den Haag. Hasil perundingan yang berakhir 2 November
1949, isinya sebagai berikut:
- Keradjaan Nederland menjerahkan kedaulatan
atas Indonesia jang sepenuhnja kepada Republik Indonesia Serikat dengan tidak
bersjarat lagi dan tidak dapat ditjabut, dan karena itu mengakui Republik
Indonesia Serikat sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat.
- Republik Indonesia Serikat menerima kedaulatan
itu atas dasar ketentuan-ketentuan pada Konstitusinja; rantjangan konstitusi
telah dipermaklumkan kepada Keradjaan Nederland.
- Kedaulatan akan diserahkan selambat-lambatnja
pada tanggal 30 Desember 1949
Isi
perjanjian itu terkesan pihak Belanda ingin memaksakan keinginannya. Niat
Belanda itu dipahami oleh Indonesia. Sebab yang penting, Belanda bersedia
mengakuai kedaulatan Indonesia. Tentu saja orang Indonesia tidak bodoh. Ini
semacam game theory. Artinya, Indonesia tahu maksud Belanda, tetapi tidak perlu
diprotes dulu, sebab Indonesia secara diam-diam tentu saja punya maksud yang
berbeda. Beberapa maksud tersembunyi Belanda antara lain, Belanda hanya
mengakui Republik Indonesia Serikat (RIS), bukan (NK)RI dan Belanda secara
kasat mata jelas menyandera (wilayah) Papua. Ini dapat dilihat pada keterangan
tambahan mengenai hasil tersebut adalah sebagai berikut:
- Serah terima kedaulatan atas wilayah Hindia
Belanda dari pemerintah kolonial Belanda kepada Republik Indonesia Serikat, kecuali
Papua bagian barat.
- Dibentuknya sebuah persekutuan
Belanda-Indonesia, dengan pemimpin kerajaan Belanda sebagai kepala negara
- Pengambilalihan utang Hindia Belanda oleh
Republik Indonesia Serikat
Dalam
proses perundingan ini, Indonesia ingin agar semua bekas daerah Hindia Belanda
menjadi daerah Indonesia, sedangkan Belanda ingin menjadikan Papua bagian barat
negara terpisah karena perbedaan etnis. Konferensi ditutup tanpa keputusan
mengenai hal ini. Karena itu isi Pasal 2 mengindikasikan bahwa Papua bagian
barat bukan bagian dari serah terima dan soal ini akan diselesaikan dalam waktu
satu tahun ke depam.
Tunggu deskripsi
lengkapnya
Merebut Papua Merebut
Indonesia: Papua Dibebaskan 1963
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.