Sejarah

Sejarah Papua (41): PON 21 Pekan Olahraga Nasional di Papua; Pekan Indonesia, Sejak Perang Kemerdekaan hingga Zaman Now




false
IN


























































































































































 

*Untuk melihat semua artikel
Sejarah Papua dalam blog ini Klik Disini

Pada
tahun 2001 ini akan diadakan Pekan Olahraga Nasional (PON), suatu ajang
pertemuan para atlit terbaik dari semua provinsi di Indonesia. Pertemuan
olahraga nasional yang akan diadakan di kota Jayapura, provinsi Papua adalah
puncak pencapaian prestasi nasional untuk mengukur siapa yang menjadi atlit
Indonesia di ajang internasional. Dalam hal ini provinsi Papua akan menjadi
tuan rumah yang dipusatkan di Kota Jayapura (dan didukung kota Sentani, Mimika
dan Merauke, PON di Jayapura ini merupakan PON yang ke-20 sejak PON yang
pertama di Kota Solo pada era Perang Kemerdekaan 1948.
.

Setelah Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama
di Solo tahun 1948, penyelenggaraan berikutnya diadakan di Jakarta 1951, Medan
1953, Makassar 1957, Bandung 1961, Jakarta 1965, Surabaya 1969, Jakarta 1973,
Jakarta 1977, Jakarta 1981, Jakarta 1985, Jakarta 1989, Jakarta 1993, Jakarta
1996, Surabaya 2000, Palembang 2004, Samarinda 2008, Pekanbaru 2012, Bandung
2016, Jayapura 2021. Setelah penyelenggaran di provinsi Papua, akan diadakan di
provinsi Aceh dan provinsi Sumatra tahun 2024.

Lantas
bagaimana sejarah PON di Solo hingga Jayapura
? Lalu bagaimana partisipasi dan prestasi atlit
Papua
? Sesungguhnya atlit berprestasi terdapat di semua
provinsi termasuk di provinsi Papua dan provinsi Papua Barat. Apa penting latar
belakang sejarah PON ini ditulis
? Tentu saja sangat berguna untuk melihat partisipasi
dan prestasi atlit Papua dari satu PON ke PON berikutnya jelang penyelenggaraan
PON di Jayapura.
Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan.
Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber
tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya
untuk lebih menekankan saja*.

Pekan Olahraga Nasional Sejak
1948

Pekan
Olahraga Nasional (PON) yang menggambarkan warna nasional baru terwujud pada
PON ke-2 di Jakarta pada tahun 1951. Pada PON ke-1 di Solo dalam situasi dan
kondisi Perang Kemerdekaan Indonesia hanya diikuti wakil-wakil dari beberapa Kota
dan beberapa Karesidenan di (pulau) Jawa. PON pertama ini diadakan di stadion
Sriwedari Solo 9-12 September 1948 yang dibuka oleh Presiden Soekarno (catatan:
ibu kota RI berada di Jogjakarta).

De nieuwsgier, 10-09-1948: ‘Soekarno membuka
pekan olahraga di Solo. Presiden Soekarno membuka Pekan Olahraga Nasional (nationale sportweek)
kemarin di Stadion Sriwedari Solo, Juga hadir dalam pembukaan ini Ibu Soekarno,
Bapak dan Ibu Hatta, anggota CGD, Konsul Jenderal Inggris Sir Francis Shepherd
dan Konsul Jenderal dan Konsul India, Bapak Raghavan dan Joenoes, begitu pula
Sultan Jogja, Soenan Solo, Mangkoe Negoro, Panglima Angkatan Darat Soedirman
dan otoritas republik lainnya. Pekan olahraga ini diikuti tim-tim dari 13
daerah di Jawa. Menurut Antara, peserta dari Batavia, Bandoeng, Malang dan
Soerabaja juga berpartisipasi. Pembukaannya adalah olimpiade,  setelah bendera merah putih dikibarkan dengan diiringi
lagu Indonesia Raya (bendera sendiri dibawa oleh pelari estafet dari Jogja ke
Solo) dan Soekarno setelah menyatakan dibuka beberapa ratus merpati dilepaskan
yang kemudian mengikuti sumpah dimana para peserta berjanji untuk mematuhi
peraturan dan kemudian dilakukan pertandingan. Pertandingan dimulai dengan
demonstrasi pencak senam dan basket’.

Setelah
pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda dan RI(S) dibubarkan dengan kembali
menjadi (NK)RI, PON ke-2 yang diselenggarakan di Jakarta (ibukota negara)
partisipannya tidak hanya dari Jawa, juga dari Sumatra, Kalimantan Sulawesi dan
Maluku. Ini dimulai setelah terbentuknya Panitia Pusat Pekan Olahraga Nasional
Kedua 1951 dan telah mengumumkan pembagian wilayah peserta dan persyaratan yang
diperlukan seorang atlit (lihat
Nieuwe courant, 22-05-1951).

Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama di Solo
pada tahun 1948 sesungguhnya belum dapat dikatakan sebagai olimpiade nasional,
karena siapa penyelenggaranya (KORI=Komite Olimpiade Republik Indonesia) dan
bagaimana penyelenggaraannya belum mengikuti ukuran Olimpiade Internasional.
Namun Olimpiade Nasional yang dilakukan tahun 1948 dapat dikatakan sebagai yang
pertama (karena bersifat perjuangan).Oleh karena itu PON yang diadakan tahun
1951 dinyatakan sebagai olimpiade nasional kedua. Organisasi yang mengatur
olimpiade nasional di Indoensia sendiri baru secara dejure dibentuk pada bulan
Desember 1949 setelah dilakukan Kongres PORI (lihat Nieuwe courant, 29-12-1949).
Disebutkan ketua terpilih PORI (kini KONI) adalah Paku Alam VIII. Salah satu
usulan dari kongres ini agar nama KORI diubah menjadi KOI (Komite Olahrga
Indonesia).  Juga disebutkan bahwa PORI
akan bergabung dengan federasi amatir dan federasi internasional dan akan
meminta kepada Komite Olimpiade agar Indonesia dapat berpartisipasi dalam Asian
Olympic Games. Juga disebutkan bahwa PORI bersama KORI akan meratifikasi
pengaturan dan melakukan persiapan pengiriman atlet ke Olimpiade di Delhi. Kongres PORI juga meminta KORI-KOI
untuk menyurati Komite Olimpiade Bersatu India, mengumumkan bahwa Indonesia
ingin diwakili pada Asian Olympic Games yang akan diadakan di New Delhi pada
November 1950. PORI sendiri dibentuk tahun 1946.

Panitia
Pusat Pekan Olahraga Nasional tersebut mengumumkan hal-hal berikut: Pembagian
kontingen ke Jakarta, tempat diselenggarakannya pekan olahraga, berlangsung
menurut provinsi. Untuk ini Indonesia terbagi menjadi 13 divisi: Sumatera Utara,
Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat,
Kepulauan Sunda Kecil dan Maluku serta Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan en
Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Selatan dan sebagai tuan
rumah Kotamadya Jakarta-Raya. Mereka yang ingin mengikuti pekana olahraga ini
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Warga Negara Indonesia. amatir dan kartu
tanda penduduk suatu tempat pada tanggal 1 Agustus 1951. Pendaftaran terakhir ditutup
pada 1 September. Pembina Panitia Pusat Pekan Olahraga Nasional Kedua ini
adalah Presiden Soekarno dan dalam penyelenggaraan pekan olahraga ini akan
diarah untuk mengikuti Olimpiade Internasional.

Sehubungan dengan itu, Ketua Panitia Persiapan
Pekan Olahraga Nasional di Jakarta, Dr. Halim menyatakan akan membangun stadion
yang disebut IKADA. Stadion ini dibangun semi permanen (lihat De vrije pers :
ochtendbulletin, 26-05-1951). Dalam persiapan ini disebutkan panitia meminta
bantuan dari asosiasi bioskop, pengadaan prangko dan subsidi dari pemerintah.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Tunggu deskripsi lengkapnya

PON ke-20 di Jayapura, Papua
2021

Tunggu
deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel
sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or
perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top