Sejarah

Sejarah Papua (7): Sejarah Awal Kaimana, Senja di Kaimana; Nama Teluk Triton 1828 di Leher Kepala Burung Pulau Papua




false
IN


























































































































































 

*Untuk melihat semua artikel
Sejarah Papua dalam blog ini Klik Disini
 

Keindahan
alam di Papua ada di berbagai tempat, secara khusus di Provinsi Papua Barat
tidak hanya di Raja Ampat, juga di Kaimana. Senja petang hari di Kaimana. pantai
barat Papua bahkan setara dengan senja di sore hari di Air Bangis, pantai barat
Sumatra. Namun pantai Kaimana jauh kebih populer karena namanya telah
diabadikan dalam sebuah lagu klasik berjul Senja di Kaimana (dinyanyikan Alfian
tahun 1960an).

Pada tahun 199 provinsi Irian Jaya dimekarkan
dengan membentuk Provinsi Irian Jaya Barat. Pada tahun 2020 nama Kaimana dan
Raja Ampat ditabalkan menjadi nama-nama kabupaten di Provinsi Irian Jaya Barat.
Pada tahun 2007 nama Irian Jaya (Barat) diubah menjadi Papua (Barat). Ibu kota
Kabupaten Kaimana berada di kota (distrik) Kaimana. Penduduk kabupaten Kaimana
pada dewasa ini sekitar 70.000 jiwa dan sekitar 70 persen penduduknya berada di
ibu kota kabupaten. Dengan kata lain penduduk kabupaten Kaimana terkesan bersifat
urban. Di pantai kota inilah, lagu Senja di Kaimana dimaksudkan.

Lantas bagaimana sejarah awal Kaimana? Ini bermula ketika kapal
Triton berlabuh di teluk yang menjadi nama teluk (Teluk Triton). Di garis
pantai teluk inilah terdapat kampong Kaimana. Sedangkan pusat pemerintahan,
sejak era Kesultanan Tidore berpusat di Pulau Adi. Lalu
bagaimana sejarah awal Kaimana
terbentuk
? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan
dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Kaimana dan Teluk Triton 1828: Sultan Tidore dan Radja
Adi

Belum
jelas diketahui sejak kapan nama Kaimana dicatat. Di wilayah (kabupaten)
Kaimana yang sekarang nama yang lebih awal diidentifikasi adalah nama Teluk
Triton. Ini bermula pada tahun 1828 seorang ahli flora dan fauna asal Jerman Dr
Solomon Muller melakukan ekspedisi ke Papua termasuk teluk yang kemudian disebut
teluk Triton. Muller adalah orang Eropa pertama ke Papua yang secara khusus
datang untuk tujuan ilmiah. Dr Muller bekerja untuk Pemerintah Hindia Belanda.

Nama teluk Triton diduga kuat terkait dengan
nama kapal Triton, yang mana nama kapal ini paling tidak sudah dikenal sejak
era VOC (lihat Oprechte Haerlemsche courant, 30-10-1683). Surat kabar Belanda
ini memberitakan perihal navigasi pelayaran dan perdagangan ke Hindia Timur di
Amsterdam. Namun dalam berita ini tidak begitu jelas kapal siapa. Namun ada
kaitannya dengan berita ini dengan kapal-kapal Spanyol, kapal Inggris dan kapal
Prencis yang dihubungkan dengan kota perdagangan di Bantam. Dalam beberapa
tahun kemudian kapal bernama Triton ini diketahui milik Inggris yang
dikomandani oleh Sir George Rooke (lihat Oprechte Haerlemsche courant, 04-10-1704).
Dalam perkembangannya kapal Triton ini telah diakuisisi oleh orang Belanda. Kapal
bernama Triton ini kerap melakukan pelayaran antar kota-kota di Hindia Timur
berdasarkan catatan Daghregister (1754-1787) di Kasteel Batavia. Kapal Triton ternyata
masih eksis hingga permulaan Pemerrintah Hindia Belanda yang dikomandoi oleh Kapt.
J Meijer. Berdasarkan surat kabar Rotterdamsche courant, 21-06-1828 kapal dagang
Triton diidentifikasi sebagai kapal Amerika yang dikapteni oleh WS Shaw. Ini
berarti kapal bernama Triton telah beralih kepemilikan (bendera) Inggris
kemudian Belanda dan yang terakhir Amerika Serikat. Pada saat ini juga nama
Triton juga digunakan nama kapal laut angkatan laut Pemerintah Hindia Belanda.

Ekspedisi
ilmiah ke Papua tahun 1828 ini dilaporkan yang dimuat pada Algemeene konst- en
letter-bode, voor het jaar …No 19, 08-05-1829. Dalam ekspedisi ini dilakukan
dengan kapal angkatan laut ZM Korvet Triton yang dikomandani oleh Letnan Koff.
Di sekitar teluk mereka mendapat perlawanan dari penduduk lokal dan kemudian
bergeser ke Pulua Namatota. Laporan ini ditulis di atas kapal ZM Korvey Tritot
di Timor Dili pada tanggal 9 Oktober 1828.

‘Saya mendapat kehormatan menulis ini. Berikut
sekilas untuk berbagi beberapa komentar tentang perjalanan kami ke Nieuw Guinea,
yang kami, setelah tinggal lima bulan di Amboina, dengan Triton dan Schooner
Iris. Dari Amboinan kami ke Banda dalam lima hari dan tiggal selama tiga hari
di pulau. Dari
Banda kami bergegas ke Nieuw Guinea yang indah, sementara kami menjauh dari
pantai Seram, dan setelah beberapa lama meninggalkan Kepulauan Aroe dan Papoea selama
berminggu-minggu sampai kami menemukan sungai dan di sisi kanan dan kiri sebuah
dataran ditutupi dengan pepohonan besar dan rawa. Aliran sungai air tawar Dourga tidak
bisa dilalui ke dalam oleh Kolff menjatuhkan jangkar untuk mengambil air dan
segera bertemu dengan sejumlah orang bertelanjang yang akhirnya mereke
mengeluarkan teriakan terus-menerus dari sisi lain dan kami segera menaiki kapal
kami. kami telah mengirim utusan untuk menemui mereka: tetapi ketika beberapa
petugas ingin melihat lebih dekat senjata mereka dan memegangnya, mereka
tiba-tiba melompat dan menyambut kami dengan banyak anak panah sebelum kami
mengindahkan, melukai dua perwira dan dua pelaut. Dengan beberapa tembakan
senapan, mereka ketakutan melarikan diri dengan teriakan keras ke hutan, mereka
wajah di cat dan pakai asesoris tanduk. Keesokan harinya di bawah perlindungan
beberapa orang bersenjata, kami pergi ke darat lagi, melintasi hutan, tetapi
tidak ada tempat air yang dapat diminum, Namun demikian kami mengetahui bahwa
wilayah itu tidak dapat dijadikan lahan pertanian. Setelah mencari dengan
sia-sia selama beberapa hari ke tempat lain yang lebih baik karena kami juga
mencari air tawar, kami diwajibkan untuk kembali ke pantai Namatode [Namatota],
dimana kami berada di teluk berlabuh. Iris juga dikirim dengan Barkas untuk
mencari teluk yang cocok yang dia berhasil dalam beberapa hari, ketika dia
menemukan di Lobo, tidak jauh dari Namatode
sebuah teluk yang sangat
bagus dan pada saat yang sama tempat yang cocok untuk etablishment.
Suatu hari kami tiba di Lobo,
setelah itu teluk ini menerima nama Teluk Triton dan pada saat yang sama
merupakan permulaan dengan pembentukan Etablishement.
Untuk tujuan ini pohon-pohon
raksasa setinggi 120 kaki atau lebih ditebang.
Setelah tinggal sekitar dua
bulan dan pembentukan Etablishement, kami berlayar kembali ke Amboina dan
tinggal selama satu bulan. Selanjutnya, sekarang kami menuju Timor-Coupang dan
berpikir kami akan pergi ke darat besok untuk tinggal disana setidaknya selama
enam bulan, mungkin setahu’.

Dari
keterangan ekspedisi ke Papua tahun 1828 nama teluk di sekitar Kaimana yang
sekarang diberi nama Teluk Triton. Dalam hal ini nama pulau Namatode dan nama
pantai Lobo sudah diidentifikasi. Tidak ada indikasi nama Kaimana dalam laporan
ini. Yang sudah diidentifikasi adalah telah dibangun benteng kecil di teluk
Triton yang disebut Fort du Bus (lihat Algemeene konst- en letter-bode, voor het
jaar …No 41, 02-10-1829).

Pantai barat Papua tentu saja sudah dikenal
sejak lama, sesuai klaim Sultan Tidore sejak tahun 1667. Pedagang-pedagang
Tidore berdagang ke pantai barat Papoea (juga pantai utara). Tentu saja tidak
hanya nama Namotota dan Lobo sudah terhubung dengan Tidore sejak lama, tetapi
nama-nama tempat yang lainnya termasuk kampong Kaimana (di sebelah utara Pulau
Namatota). Pantai barat Papua di Kaimana dan Lobo serta pulau Namotata
terhubung dengan cabang pemerintahan kesultanan Tidore di Pulau Adi. Di Pulau
Adi sudah ada sejak lama pemimpin yang dikenal sebagai Radja Adi.

Tunggu deskripsi
lengkapny
a

Pertumbuhan Kota Kaimana Senja
di Kaimana

Sejak
terbentuknya Pemerintah Hindia Belanda, cabang-cabang pemerintahan terus
diperluas. Sebelum cabang pemerintahan ditetapkan, dilakukan berbagai
ekspedisi-ekspedisi yang dibantu oleh angkatan laut. Hal itulah yang dilakukan
oleh kapal ZM Triton pada tahun 1828 ke pantai barat Papua. Laporang-laporan
ekspedisi ini dirangkum untuk pembentukan cabang pemerintahan yang akan
diintegrasikan dengan cabang pemerintahan yang sudah lebih awal terbentuk.
Dalam hal ini cabang pemerintahan di (provinsi) Maluku yang terdiri dari
Residentie Amboina, Banda dan Ternate.

Pada tahun 1828 ketika Residentie Ternate (en
Tidore) direorganisasi kembali, Residentie Ternate wilayahnya termasuk wilayah
Papoea. Ini sesuai klaim Sultan Ternate sejak era VOC. Setelah ratifikasi
staatsblad Residentie Ternate ini, maka ekspedisi ke pantai barat Papoea
dilakukan dengan bantuan kapal ZM Triton. Hasil ekspedisi inilah yang menjadi
dasar pebentukan cabang-cabang pemerintahan di pantai barat Papoea (Residentie
Ternate). Ekspedisi-ekspedisi lanjutan terus dilakukan dan peta-peta baru
diterbitkan.

Wilayah
pantai barat Papua tampaknya sudah selesai dipetakan. Pada-peta pantai barat
Papua yang dipetakan oleh kapal ZM Etna pada tahun 1858 ada belasan buah yang
dapat dilihat pada daftar peta yang dimuat pada Verhandelingen en berigten
betrekkelijk het zeewezen, de zeevaartkunde, de hydrographie, de koloniën, en
daarmede in verband staande wetenschappen, 1859 . Dalam daftar peta ini
termasuk peta Bogt van Kaimana, Bogt van Lakahia, Kust van  de bogt Kaimana tot Triton Baai. Sejak
pemetaan inilah nama Kaimana diidentifikasi secara definitif ke dalam peta
(sesuai koordinat) yang dijadikan sebagai patokan atau refernsi untuk semua
yang terkait dengan (wilayah) Kaimana seperti navigasi pelayaran, titik
perdagangan serta pembentukan cabang pemerintahan dan pengembangan wilayah
(perkebunan dan pertanian, tentu saja pertambangan). Studi komprehensif
pembentukan cabang peerintahan di Papoea dimulai pada tahun 1862 yang dibentuk
suatu komisi (termasuk di dalamnya para ahli).

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir
Matua Harahap
, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok
sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan
Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti
di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi
berkebun di seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau.
Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu
senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah),
tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis
Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang
dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com

 


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top