*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pers dalam blog ini Klik Disini
Seperti halnya hari pers nasional (HPN) yang
tidak merepresentasikan dengan sejarah pers Indonesia, hari per sedunia juga
tidak merepresentasikan dengan sejarah pers dunia. Hari pers nasional
didasarkan pada hari kelahiran PWI tahun 1946. Hari pers sedunia dimulai pada
tanggal 3 Mei 1991 yang dicanangkan oleh PBB. Apa masalahnya? Hari Pers Nasional
dan Hari Pers Sedunia, hanya terkait dengan suatu propaganda (misi tertentu),
tidak mengandung esensi sejarah pers itu sendiri. Artikel ini mendeskripsikan sejarah
pers internasional Indonesia.
Peringati
Hari Kebebasan Pers Sedunia, Kominfo Terbitkan Prangko. Jakarta, Kominfo. Peringatan Hari Kebebasan Pers Dunia Tahun
2017 ini lebih meriah dengan penerbitan Prangko Istimewa seri Kebebasan Pers
Se-Dunia atau World Press Freedom Day.
Penerbitan prangko merupakan penugasan Kementerian Komunikasi dan
Informatika kepada PT Pos Indonesia (Persero) selaku penyelenggara pos milik
negara. Penerbitan itu mempertimbangkan usulan dan masukan dari seluruh
komponen masyarakat. Hari Kebebasan Pers Dunia secara internasional
diproklamasikan Majelis Umum PBB pada tahun 1993 menyusul rekomendasi Sidang
ke-26 Konferensi Umum UNESCO Tahun 1991. Setiap tanggal 3 Mei dirayakan
prinsip-prinsip dasar kebebasan pers. Peringatan itu merupakan respons atas
ajakan kelompok Wartawan Afrika pada tahun 1991 sesuai kesepakatan Deklarasi
Windhoek yang berisi tentang pluralisme dan kemandirian media. Peringatan Hari
Kebebasan Pers Se-Dunia merupakan momentum evaluasi kebebasan pers di seluruh
dunia. Selain itu juga menjadi upaya mempertahankan media dari ancaman atas
kemerdekaan dan larangan membayar upeti kepada wartawan serta untuk memberikan
penghormatan kepada wartawan yang telah kehilangan nyawa mereka dalam
menjalankan profesi. Momentum 3 Mei merupakan pengingat kepada pemerintah
mengenai komitmen untuk menghormati kebebasan pers dan refleksi di kalangan
profesional media mengenai isu kebebasan pers dan etika profesional. (https://www.kominfo.go.id/)
Lantas bagaimana sejarah pers internasional Indonesia
dan peran Mochtar Lubis? Seperti disebut di atas, sejarah pers internasional
Indonesia adalah satu hal, pencanangan hari pers sedunia adalah hal lain lagi.
Sejarah pers internasional Indonesia terkait dengan surat kabar bahasa asing
(terutama penggunaan bahasa Inggris) dan terbentuknya Lembaga Pers
Internasional di Indonesia sebagai bagian dari pers internasional. Lalu bagaimana
sejarah pers internasional Indonesia dan peran Mochtar Lubis? Seperti kata ahli
sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Internasional Pers Indonesia dan Mochtar Lubis; Surat
Kabar Bahasa Asing dan Lembaga Pers Internasional
Jurnalis Indonesia yang berangkat studi ke Eropa
sudah ada sejak lama seperti Djamaloedin dan Mohamad Tabrani. Akan tetapi
jurnalis Indonesia yang meliput ke luar negari tampaknya belum terdengar atau
tidak terinformasikan, hingga muncul nama Adam Malik dan Mochtar Lubis.
Kunjungan Adam Malik dan Mochtar Lubis ke beberapa negara Asia Tenggara tidak
hanya meliputi, juga dengan misi membuka jalur kerjasama sumber pemberitaan
(kantor berita).
Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie,
05-01-1950: ‘Adam Malik dan Mochtar Lubis, masing-masing direktur dan kepala
departemen internasional Antara segera meninggalkan (tanah air) ke beberapa
negara di Asia Tenggara seperti Thailand dan Burma untuk mempelajari situasi disana
dan untuk bertukar berita dengan beberapa kantor berita di negara-negara
tersebut’. Catatan: Kantor berita
Antara didirikan tahun 1937 yang mana Adam Malik salah satu pendirinya. Mochtar
Lubis bergabung kantor berita Antara ketika Adam Malik menghidupkannnya kembali
pada tahun 1945. Namun tidak lama kemudian Antara dipimpin Mochtar Lubis karena
Adam Malik menjadi anggota Komite Pusat (RI). Setelah perjanjian Roem Royen dan
sebelum KMB 1949 pimpinan Antara kembali dengan posisi lama: Adam Malik sebagai
pemimpin dan Mochtar Lubis sebagai pemimpin redaksi.
Sebaliknya, hampir tidak ada, untuk mengatakan tidak
pernah terinformasikan jurnalis asing meliput di Indonesia. Yang terjadi selama
ini adalah jurnalis asing di negara mereka masing-masing hanya mengutip sumber
berbahasa Belanda, apakah pers di Indonesia atau pers di Belanda. Mengapa
begitu? Hindia Belanda tidak begitu besar perannya dalam dunia internasional
kecuali hanya sebagai bagian dari wilayah Belanda sumber ekspornya. Jurnalis
asing sudah cukup di desk Belanda saja untuk memberitakan tentang hal terkait Hindia
Belanda. Hanya jurnalis Jepang yang kerap berkunjung ke Indonesia pada era
Pemerintah Hindia Belanda.
Sebelum kehadiran jurnalis Jepang di Indonesia semasa Pemerintah Hindia
Belanda, sudah terlebih dahulu jurnalis Indonesia yang berkunjung ke Jepang.
Kunjungan dapat dikatakan kunjungan perdagangan tetapi juga dapat dianggap
bagian dari kunjungan para jurnalis. Memang tidak untuk meliput, tetapi
jurnalis Parada Harahap dkk ke Jepang tahun 1933 dalam hubungannya dengan Kerjasama
politik antara para pemimpin revolusioner Indonesia dengan berbagai stakeholder
di Jepang.
Selama pendudukan Jepang di Indonesia semakin intens
jurnalis Jepang meliput di Indonesia. Jurnalis asing dari Eropa/Amerika, selama era
Pemerintah Hindia Belanda yang tidak pernah terinformasikan, menjadi tertutup
pada masa pendudukan Jepang. Tidak hanya jurnalis, selama pendudukan Jepang,
arus orang juga sangat dibatasi dan sangat ketat, apalagi orang Eropa/Amerika.
Namun situasinya berubah, setelah Jepang takluk kepada Sekutu/Amerika pada
tahun 1945 yang juga terjadi proklamasi kemerdekaan Indonesia. Jurnalis asing
mulai masuk.
Saat mana Sekutu/Inggris memasuki wilayah Indonesia (setelah kemerdekaan
Indonesia) dalam rangka pelucutan senjata dan evakuasi militer Jepang, jurnalis
asing dari Amerika masuk. Robert Kiek (dari kantor berita ANP) meliput dari TKP
di Indonesia yang berada di belakang militer Sekutu/Inggris. Robert Kiek mulai
berkeja pada bulan Oktober 1945 dimulai dari Batavia.
Pada saat terjadi invasi Belanda/NICA di wilayah
Republik (Indonesia) di Jogjakarta pada tanggal 19 Desember 1948, salah satu
jurnalis Amerika, Kahin tengah berada di Jogjakarta. Oleh karena itu, bagaimana
situasi dan kondisi pada saat pendudukan Belanda/NICA dapat ditransmisikan ke luar
yang kemudian didistribusikan kantor berita Amerika (UP), suatu informasi yang
berbeda yang berumber dari Pemerintah NICA. Dalam hal ini, sejauh ini dapat
dikatakan jurnalis Amerika adalah jurnalis asing pertama yang meliput di
Indonesia. Lalu bagaimana dengan jurnalis Indonesia yang melakukan peliputan di
luar negeri? Seperti disebut di atas, Adam Malik dan Mochtar Lubis dapat
dikatakan yang pertama.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Surat Kabar Bahasa Asing dan Lembaga Pers
Internasional: Jaringan Pers Internasional dan Berbagi Pemberitaan dalam Kebebasan
Pers
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.