*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Bali dalam blog ini Klik Disini
Nama Djelantik [Jelantik], seperti nama marga Harahap
di Tapanoeli, adalah nama yang unik. Setiap pengguna nama Djelantik pasti
terhubung satu sama lain. Nama Djelantik adalah nama khas dari Bali. Nama
Djelantik juga nama jaminan mutu, semisal nama pahlawan Bali I Goesti Ktoet Djelantik (1800-1849) dan Anak
Agoeng Made Djelantik, putra pertama Bali studi ke laar negeri, meraih gelar
dokter tahun 1946. Dr. Anak Agoeng Made Djelantik selain sarjana pertama, juga
dokter pertama asal Bali.

Ketoet Djelantik adalah nama paling tenar dan legendaris di Bali. I Goesti
Ktoet Djelantik aktif terlibat dalam Perang Bali (1846-1849). I Goesti Ktoet Djelantik
lahir di Boeleleng 1800 dan wafat di Djagaraga tahun 1949. Berdasarkan kepemimpinannya
dalam perang melawan Pemerintah Hindia Belanda, pada tahun 1993 Pemerintah
Republik Indonesia menetapkan I Goesti Ketoet Djelantik sebagai pahlawan
nasional Indonesia (SK Presiden RI No. 077/TK/Tahun 1993). Anak Agoeng Made
Djelantik juga memiliki prestasi sendiri. Anak Agoeng Made Djelantik dapat
dikatakan sebagai pembuka pintu bagi putra-putri Bali untuk studi lebih tinggi.
Bagaimana sejarah trah Djelantik di (pulau) Bali?
Tentu saja tidak hanya I Goesti Ktoet Djelantik dan Anak Agoeng Made Djelantik.
Sangat banyak dan tentu saja tidak seragam. Yang jelas nama Djelantik unik
(khas). Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah
seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan
tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan
imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang
digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber
disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Nama Djelantik: Goesti Ktoet Djelantik
Sejak kapan nama Djelantik muncul? Pada ekspedisi militer
Pemerintah Hindia Belanda tahun 1846 (permulaan Perang Bali) yang
teridentifikasi adalah Radja van Boeleleng, Goesti Ngoerah Made Karang Asem
(lihat Javasche courant, 07-07-1846). Dalam laporan ekspedisi militer ini belum/tidak
mengidentifikasi nama Djelantik. Disebutkan kraton radja van Boeleleng dibakar
penduduk, radja sendiri melarikan diri ke pegunungan.
Pada
tahun 1800 penguasa Boeleleng adalah Goesti Nengah Boengkal (vassal dari
Karangasem) yang diganti pada tahun 1804 oleh Goesti Gede atau Wajan
Karangasem. Pangeran ini melawan orang Bugis di Djambrana dan berhasil
menaklukkannya yang mana pangeran Djembrana ditangkap yang kemudian digantikan
oleh putra Goesti Gede (Goesti Ngoerah Djambrana) sebagai bupati di Djembrana. Goesti
Gede juga ingin menguasai Banjoewangi, tapi dihalangi oleh Inggris. Pada tahun
1813, saudara laki-lakinya, Njoman Karangasem, dibunuh dengan alasan bahwa dia,
pemimpin ekspedisi melawan Banjoewangi, tidak berperilaku baik. Pada kesempatan
berkunjung di Djambrana dibunuh disana oleh bupati dan digantikan 1818 oleh Goesti
Pahang, putra pangeran Karangasem, seorang amphionic terkenal. Sifat kejamnya
terus berlanjut untuk semua jenis tindakan terlarang. Pada tahun 1823 dia bersama
punggawanya dihasut untuk melawan pemerintah Karangasem. Dia tewas oleh Goesti
Lanang. Sebagai penggantinya tahun I823 adalah Goesti Made Sori, diganti
namanya menjadi Goesti Gdé Karangasem yang berkedudukan di istana Singaradja. Namun
dia tidak disukai oleh penduduk Boeleleng. Pada tahun I825 dia terpaksa mengungsi
ke Lombok dan sebagai pengantinya adalah Goesti Madé Karangasem, kakak pangeran
Karangasem. Sebagai gubernur (rijksbestierder) adalah Goesti Ktoet atau Bagoes
Djelantik. Sementara itu pada tahun 1800 penguasa Karangasem adalah Goesti Gedé
Karangasem, juga sebagai gubernur Lombok, dimana putra tertuanya Goesti Gedé Djelantik
Sasak yang lebih dikenal sebagai Goesti Gede Lanang Karangasem, bertanggung
jawab atas namanya. Goesti Gedé Karangasem menaklukkan
Boelèlèng dan mengangkat salah satu kerabatnya, Goesti Nengah Boengkal, sebagai
bupati di Boeleleng lalu kemudian digantikan oleh putranya (lihat Tijdschrift
voor Neerland’s Indie, 1878). Catatan: Pada tahun 1846 Radja Bali Selaparang
mengirim pasukan untuk membantu Pemeruintah Hindia Belanda untuk menghukum
radja Boeleleng.
Perlawanan terhadap Pemerintah Hindia Belanda
terus berlanjut. Peran itu digantikan oleh Goesti Ketoet Djelantik, sang
Gubernur. Pada tahun 1849 Goesti Ketoet Djelantik wafat. Perang Bali
(1846-1849) berakhir. Pemerintah Hindia Belanda mengajukan perjanjian (kontrak
baru) yang diwakili oleh Asisten Residen Banjoewangi Jhr. T. van Capellen
(lihat Nederlandsche staatscourant, 22-12-1849).
![]() |
Bupati Boeleleng dan Djembrana; Raja-raja Bali |
Boeleleng dilikuidasi. Sebagai gantinya, Pemerintah Hindia Belanda membentuk cabang
pemerintahan di (afdeeling) Boeleleng. Sehubungan dengan tidak adanya lagi tuan
dari Djembrana (Radja Boeleleng), Radja Badoeng mengklaim Djembrana sebagai
miliknya karena ikut mendukung Pemerintah Hindia Belanda dalam pembebasan
Djembrana (dari pengaruh radja Boeleleng (lihat Nederlandsche staatscourant, 19-08-1851).Juga
disebutkan bahwa perwakilan raja Boelelng, Goestie Ngoerah Made Djelantiek (setelah
mendapat izin dari pangerang Bangli) melobi Asisten Residen di Banjoewangi
untuk menolak klaim Badoeng tersebut. Inilah awal perselisihan antara Boeleleng
dan Badoeng. Pemerintah Hindia Belanda memutuskan menolak klaim Badoeng. Pada
tahun 1853 Pemerintah Hindia Belanda mengangkat Goesti Ngoerah Ktoet Djelantik sebagai
regent (bupati) Boeleleng. Ini mengindikasikan nama Djelantik tetap eksis di
Boeleleng. Pada tahun 1855 Pemerintah Hindia Belanda menempatkan PL van Bloemen
Waander di Boeleleng (lihat Samarangsch advertentie-blad, 15-06-1855). PL van
Bloemen Waander bertindak sebagai Controleur. Ini mengindikasikan bahwa
afdeeling Boeleleng mulai dikendalikan langsung oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Lalu pada tahun 1856 di afdeeeling Djembrana diangkat seorang regent (Goesti
Ngoerah Made Pasekan). Jabatan PL van Bloemen Waanders kemudian ditingkatkan menjadi
Asisten Residen (lihat Nederlandsche staatscourant, 03-06-1857), Sementara di
afdeeling Djembrana ditempatkan seorang Controleur.
Goesti Ngoerah Ktoet Djelantik, Bupati Boeleleng
Selain nama trah Djelantik tetap eksis di
Boeleleng, nama Goesti Ngoerah Ktoet Djelantik yang diangkat Pemerintah Hindia
Belanda sebagai bupati di Boeleleng pelan tapi pasti menjadi populer.
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.