Sejarah

Sejarah Semarang (1): Keberadaan Kota Semarang Dilaporkan 1744; Surat Kabar Bataviase Nouvelles dan Samarangsch




false
IN




























































































































































Keberadaan
Semarang kali pertama dilaporkan pada tahun 1744. Berita itu termuat dalam surat
kabar Bataviase Nouvelles edisi 12-10-1744. Surat kabar Bataviase Nouvelles
adalah surat kabar pertama yang terbit di Batavia pada era VOC. Berita dari
Semarang ini muncul setelah empat tahun terjadinya pembantaian orang-orang Tionghoa
di Batavia tahun 1740. Berita dari Semarang yang dimuat dalam Bataviase
Nouvelles edisi 12-10-1744 ini mengindikasikan pejabat VOC bekerjasama dengan
Bupati.
Bataviase
Nouvelles edisi 12-10-1744

Dimana pusat VOC
ini di Semarang tidak terlalu jelas. Dalam sejarah tercatat bahwa pada tanggal
15 Januari 1678 Amangkurat II dari Kesultanan Mataram di Kartasura,
menggadaikan Semarang dan sekitarnya kepada VOC sebagai bagian pembayaran
hutangnya. Pada tahun 1705 Susuhunan Pakubuwono I menyerahkan Semarang kepada
VOC sebagai bagian dari perjanjiannya karena telah dibantu untuk merebut
kembali Keraton Kartasura. Sejak saat itu Semarang resmi menjadi milik VOC.

Berita
dari Semarang yang dimuat dalam beberapa edisi Bataviase Nouvelles tahun 1744
mengindikasikasikan bahwa komunitas Eropa (VOC) sudah ada. Namun sangat
disayangkan surat kabar ini tidak lama kemudian berhenti terbit.
Surat kabar Bataviase Nouvelles baru muncul lagi
tahu 1766 (lihat Middelburgsche courant, 01-11-1766). Berita-berita tentang
Hindia Timur dari Bataviase Nouvelles kerap dikutip surat kabar di Belanda,
selain Middelburgsche courant juga Leydse cournt, Rotterdam courant, Oprechte
Nederlandsche courant. Surat kabar Bataviase Nouvelles kemudian tidak
terdeteksi lagi sejak 1800.

Setelah beberapa
tahun kemudian baru muncul Bataviasche koloniale courant tahun 1810. Ini
berarti menandakan pers Hindia Belanda (pemerintah) menggantikan pers era
Hindia Timur (VOC). Bataviaasche Nouvelles yang beroperasi selama 60 tahun
masih sempat nongol pada tahun 1820 seperti dilansir surat kabar Leydse courant
eedisi 09-04-1821.
Bataviaasch
Genootschap
Bataviase
Nouvelles edisi 10-08-1744

Bataviaasch
Genootschap didirikan tahun 1778 di Batavia (Tanggal 24 April). Lembaga ini
adalah lembaga pengetahuan VOC. Selain Bataviaasch Genootschap sudah terbentuk
sumber berita juga berasal dari Bataviase Nouvelles. Sementara itu, sebuah
kantor VOC yang terletak di Casteel Batavia masih melakukan kegiatan rutin yang
disebut Dagh-Register, suatu kantor pencatatan tentang Hindia Timur, khususnya
dinamika di Batavia yang kegiatannya dimulai sejak VOC melakukan koloni di
Batavia.

Satu catatan
Dagh Register yang berhasil ditemukan adalah catatan tentang kedatangan seorang
Tionghoa di Batavia dari Angkola tahun 1701. Catatan-catatan lainnya belum
pernah ada yang dilaporakan. Namun semua catatan Dagh Register sejak 1624 sudah
diekstrak di dalam berbagai volume (volume 1624 hingga volume 1782). Oleh karena
itu, catatan parsial (dalam bentuk asli) tentang satu hal hanya catatan tentang
Tionghoa tersebut saja.
Samarangsch Advertentie-Blad
Setelah
era Bataviase Nouvelles berakhir, muncul surat kabar di Batavia bersamaan
dengan kehadiran Pemerintahan Hindia Belanda. Surat kabar yang berafiliasi
pemerintah ini bernama Bataviasche koloniale courant. Surat kabar ini terbit
pertama kali dengan edisi pertama tanggal 5 Januari 1810.
Bataviasche koloniale courant, 05-01-1810

Di dalam edisi
perdana ini terdapat kutipan suatu dokumen pemerintah (General Reglement) yang
menunjukkan aturan umum (general reglement) yang dibuat oleh Gubernur Jenderal
Daendles setelah dua tahun menjabat untuk menetapkan beberapa nama tempat yang
dijadikan sebagai patokan (check poin) jaringan jalan pos yang menghubungkan
semua wilayah di Jawa (dimana orang-orang Eropa tinggal). Dalam jaringan jalan (raya)
pos ini termasuk kota Semarang.

Satu
hal yang menarik dalam pembagian wilayah (distrik) di dalam dokumen pemerintah
(General Reglement) ini hanya disebutkan nama empat tempat: Bantam, Batavia,
Semarang dan Soerabaja. Hal ini terkait dengan penarikan garis dari satu tempat
ke tempat lain sebagai jalan pos. Ini berarti belum ada pembagian wilayah
administrasi sebagaimana nanti Jawa dibagi tiga wilayah: West, Midden dan Oost.
Pada tahun 1811
terjadi pendudukan Inggris di Jawa. Surat kabar Pemerintah Hindia Belanda (Bataviasche
koloniale courant) menghilang lalu muncul surat kabar Inggris bernama  Java government gazette. Era pendudukan
Inggris berakhir tahun 1816. Surat kabar Pemerintah Hindia Belanda (Bataviasche
koloniale courant) muncul kembali dan bahkan masih terbit hingga tahun 1874.
Nama-nama surat kabar tempo doeloe

Selain
surat kabar Pemerintah Hindia Belanda (Bataviasche koloniale courant) mulai
bermunculan surat kabar yang dikelola para investor (swasta). Surat kabar
tersebut terbit di berbagai kota, seperti di Batavia, Semarang, Soerabaja,
Padang, Medan dan Bandoeng. Surat kabar swasta yang pertama muncul adalah Samarangsch
advertentie-blad yang terbit di Semarang tahun 1850.

Surat kabar
lainnya yang kemudian muncul adalah Algemeen Handelsblad, Java-bode: nieuws,
handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, Bataviaasch handelsblad,
Soerabaijasch handelsblad, Sumatra-courant: nieuws- en advertentieblad, De
locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad. Kemudian menyusul Deli
Cournat, Sumatra post,  De Preanger-bode
dan lain sebagainya.
Surat
kabar yang kedua di Semarang adalah surat kabar De locomotief: Samarangsch
handels- en advertentie-blad yang terbit pertama kali tahun 1863. Surat kabar De
locomotief menggantikan surat kabar Samarangsch advertentie-blad. Surat kabar
yang terbit di Semarang dan juga surat kabar yang terbit di kota lain plus
surat kabar yang terbit di Belanda menjadi sumber yang penting tentang sejarah
Semarang dan sekitarnya.
*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan
sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber
primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap
penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di
artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja.

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top