Moda transposrtasi massal kereta api Semarang-Soerakarta semakin mendekat
dan terhubung dengan selesainya ruas Tanggoeng-Kedoengdjati-(Ambarawa). Namun dalam
perkembangannya tidak mudah, selain medannya yang semakin sulit (di
ketinggian), juga muncul persoalan baru di Semarang. Banjir Kanal Barat di
Semarang tidak mampu lagi mengatasi permasalahan banjir di Semarang, lalu
muncul gagasan pembangunan Banjir Kanal Timur. Problema anggaran pembangunan
yang terbatas dengan banyaknya prioritas pembangunan menyebabkan perluasan
jalur kereta api ke selatan Semarang (Vorstenlanden) agak terhambat (tertunda). Realisasi pembangunan jalur kereta api dari Kedongdjati ke Ambarawa dari pada ke Soerakarta karena terjadi booming kopi yang pusat transaksinya di Ambarawa. Ekonomi kopilah yang membelokkan pengembangan jalur kereta api ke Ambarawa. Sebagaimana diketahui, perdagangan (pembelian) kopi oleh pemerintah hasil produksi swasta termasuk perkebunan kopi di Banaran. Memang terdapat garnisun militer yang besar di Ambarawa, namun realisasi pembangunan kereta api ke Ambarawa lebih pada pertimbangan ekonomi (memiliki daya dukung finansial untuk pembangunan kereta api).
sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber
primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap
penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di
artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja.
, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.