Sejarah

Sejarah Semarang (14): Sejarah Sepak Bola di Semarang Bermula 1899; PSIS Semarang Sedari Doeloe Terkenal, Riwayatmu Kini




false
IN




























































































































































false
IN




























































































































































false
IN



























































































































































PSIS Semarang di Era Perserikatan dan Liga Indonesia

Meski disebutkan PSIS lahir tahun 1932, namun secara
teknis nama PSIS baru populer pada tahun 1950 (De locomotief: Samarangsch
handels- en advertentie-blad, 25-07-1950). Ini terkait dengan pembukaan stadion
Kridosono di Djogja yang mana tiga kesebelasan (perserikatan) berpartisipasi
dalam turnamen setengah kompetisi: PSIS Semarang, Persis Solo dan PSIM. Tim
PSIS Semarang terdiri dari P. van Dunk, Kornis Lic, Tiong Tat, Siomg Koei, Tik
Djwan, Béng Gwee, Kik Sioe, Soenarto, Hok Tjwan, Soepardi, Soegiono, Said,
Kamdi, Kee Sien, Ngo Liok, Tjin Hiap dan Kian Djiang.
Sepak bola bergairah kembali setelah era kolonial Belanda berakhir tahun
1942. Pada era pendudukan Jepang pertandingan sepak bola tidak terdeteksi dan
baru muncul kembali di akhir perang kemerdekaan, Pada pasca kedaulatan RI
(1949) pertandingan pertama dilaporkan di Djogja ini.
PSIS Semarang mengalahkan PSIM Djogja dengan skor 3-0 (De
locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 29-07-1950). PSIS
mengalahkan Persis Solo dengan skor 3-1 (De locomotief : Samarangsch handels-
en advertentie-blad, 31-07-1950). Oleh karena PSIM dan Persis Solo berakhir
imbang (0-0) maka PSIS Semarang yang menjadi juara. Sejak itu nama PSIS Semarang
kerap dibicarakan, tidak hanya di Midden Java tetapi di seluruh Java dan bahkan
Indonesia.
Uniknya, PORI mengusulkan dan mengklaim pertandingan turnamen di Djogja ini
sebagai prakualifikasi Kejuaraan Nasional Antar Perserikatan. PSIS Semarang sebagai
pemenang dari Midden Java (Jawa Tengah) akan dipertemukan dengan juara dari
West Java dan Oost Java. Dinyatakan juara dari Macassar dan Medan tidak bisa
hadir (De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 31-07-1950).
Akhirnya juara nasional kejuaraan perserikatan dimenangkan oleh Persebaja
Soerabaja.
PSIS tetap aktif berpartisipasi namun hasilnya kurang
memuaskan sebagai wakil dari Midden Java. Persebaja Soerabaja yang menjadi
juara pada tahun 1950, juga berhasil menjadi juara pada tahun 1951 dan 1952.
Dalam tiga tahun pertama ini yang menjadi runner-up adalah Persib Bandoeng dan
Persidja Djakarta.
Oleh karena adanya suhu politik yang tidak menentu (munculnya pemberontakan
di beberapa daerah), kejuaraan perserikatan tidak dilaksanakan tahun 1953. Pada
kejuaraan tahun 1954 tim luar Jawa ikut berpartisipasi yang diwakili oleh PSMS
Medan. Pada kejuaraan ini PSMS Medan sebagai runner-up yang mana sebagai juara
baru adalah Persidja Djakarta. Pada tahun berikutnya kembali kejuaraan nasional
perserikatan dibatalkan karena adanya pemilu 1955. Kejauaraan baru dilanjutkan
tahun 1957 yang mana sebagai kampiun adalah PSM Makassar dengan runner-up PSMS
Medan. Baru beberapa tahun kemudian, 1967 PSMS Medan menjadi kampiun. Pada
tahun 1968 format baru kejuaraan diperluas dan ditata sedemikian rupa dan
dimulai pada tahun 1969. Kompetisi ini berakhir pada tahun 1971 yang mana
sebagai kampiun adalah PSMS Medan. PSMS Medan kembali menjadi juara pada tahun
1983 dan menjadi juara lagi pada kejuaraan berikutnya tahun 1985. Dalam final
yang dilangsungkan di Stadion Senayan Jakarta ini PSMS Medan mengalahkan Persib
Bandung. Saya turut hadir menonton di stadion Senayan.

PSIS Semarang baru
menjadi juara Kejuaraaan Nasional Perserikatan pada kompetisi 1986/1987. Dalam
final ini saya juga turut hadir yang mana PSIS Semarang mengalahkan Persebaya
Surabaya. Saat itulah prestasi PSIS terbilang memukau. Namun sayang sekali,
PSIS hanya sekali itu namanya tercatat manis dengan tinta emas dalam sejarah
Kejuaraaan Nasional Perserikatan sepak bola Indonesia. Setelah itu nama PSIS Semarang hanya terdengar
sayup-sayup. Kini, dalam semi final Liga-2 PSIS Semarang bangkit [kebetulan nama pelatihnya Subangkit] ingin kembali ke liga
tertinggi sepakbola Indonesia. Kita tunggu saja. Semoga PSIS dari Kota Semarang benar-benar bangkit dan akan menghiasi kembali kancah persepakbolaan nasional.

*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan
sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber
primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap
penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di
artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja.

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top