*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Singapura dalam blog ini Klik Disini
Pada
tahun 1511 Portugis menaklukkan kerajaan (kesultanan) Malaka. Tamat sudah
kekuasaan kesultanan Malaka, kerajaan yang pernah diserang oleh kerajaan Aroe
(di daerah aliran sungai Barumun, pantai timur Sumatra). Kerajaan Atjeh yang
semakin menguat menyebabkan Portugis yang berbasis di Malaka tidak bisa
berkembang di Sumatra, tetapi mengambil alih jalur perdagangan Kerajaan Aroe ke
Tiongkok dan Borneo hingga Ternate. Kerajaan Aroe pun kemudian meredup, hanya
tinggal dua kekuatan besar: Portugis dan Atjeh.

dikembalikan Portugis kepada China. Itu berarti Portugis telah membentuk koloni
di pantai tenggara Tiongkok sekitar empat abad (hal yang sama sebelumnya dengan
Timor Timur). Pedagang-pedagang Portugis kali pertama ke daratan Tiongkok menyusuri
pantai timur Semenajung Malaya pada tahun 1513 di bawah pimpinan Jorge Alvares.
Sejak inilah Macao menjadi kandidat pos pedagangan Portugis. Lalu kemudian pada
tahun 1521 pedagang Portugis George Menesez sapai di Borneo (yang mana orang
Portugis kemudian menamai pulau dengan Borneo yang mengacu pada nama kampong di
teluk pantai utara Boernai (kini Brunei). Orang Belanda sendiri baru mengunjungi
pula Borneo pada tahun 1600 oleh O van Noort, Pada tahun 1605 Belanda menaklukkan
Portugis di Amboina dan kemudian Belanda (VOC) kembali menaklukkan Portugis di
Malaca pada tahun 1643. Sejak inilah Macao menjadi penting bagi Portugis yang
kemudian disusul oleh Inggris dengan membentuk koloni baru di Hongkong.
Lantas
bagaimana sejarah hubungan Malaca dan Macao? Tentu saja ini belum pernah ditulis karena tidak
menarik bagi sejarawan. Lalu apa pentingnya sejarah hubungan Malaca dan Macao? Hubungan ini sesungguhnya mengindikasikan
bagaimana panasnya hubungan antara Belanda Portugis di era VOC. Hal itulah
mengapa sejarah tersebut dapat dianggap penting. Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah internasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.
Malaka: Portugis Merebut Jalur
Perdagangan Kerajaan Aroe
Tunggu
deskripsi lengkapnya
Macao dan Timor: Sisa Kejayaan
Portugis
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.