Sejarah

Sejarah Singapura (18): Sejarah Kelantan dan Trengganu Pantai Timur Semenanjung Malaya; Laut Cina Selatan Perbatasan Siam




false
IN


























































































































































 

*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Singapura dalam blog ini Klik Disini
 

Kelantan
dan Trengganu adalah dua wilayah di pantai timur Semenanjung Malaya. Dua
wilayah sangat terbuka karena berada di Laut Cina dan berbatasan dengan Siam (kini
Thailand), Namun secara sosial budaya penduduk di dua wilayah ini lebih dekat
ke selatan (Pahang dan Djohor serta kepulauan Riau dan Borneo). Dua wilayah ini
dikunjungi oleh pedagang-pedagang Eropa dalam satu paket pelayaran: jika ke
Klantan maka ke Trengganu atau sebaliknya.

Nama Kelantan tempo doeloe dicatat sebagai Klantan
atau Klanten. Sementara nama Trengganu dicatat sebagai Trenganoe, Tringanoe,
Tranganu atau Trangano. Nama Kelantan diduga adalah nama baru, Nama Kelantan
tidak ditemukan dalam catatan Kasteel Batavia. Namun nama Trengganu paling
tidak sudah dicatat pada Kasteel Batavia tahun 1758 (lihat 4 Januari 1758).
Mengapa demikian? Yang jelas nama-nama yang sudah dicatat sejak
lama adalah Djohor, Siam dan Kamboja. Besar dugaan pengaruh Djohor dan Siam
lebih kuat pada dua wilayah ini.

Lantas
bagaimana sejarah Kelantan dan Trengganu
? Besar dugaan dua wilayah kesultanan ini adalah
pemekaran dari Kesultanan Pahang. Kelantan sendiri (bersama Patany) awalnya
adalah remote area antara (perbatasan) Pahang dan Siam. Lalu bagaimana T
rengganu
dan Kelantan tumbuh dan berkembang yang setara dengan Pahang
? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan.
Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
internasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Kelantan dan Trengganu

Tunggu
deskripsi lengkapnya

Perkembangan Trengganu dan Kelantan

Tunggu
deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top