Sejarah

Sejarah Sukabumi (15): Kesadaran untuk Berbangsa dan Pergerakan Politik; Lahirnya Pahlawan-Pahlawan Nasionalis Sukabumi




false
IN



























































































































































*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini

Pahlawan Sukabumi tidak hanya satu, tapi
banyak. Pahlawan Sukabumi tidak hanya masa kini tetapi juga sudah ada di masa
lampau. Pahlawan Sukabumi lahir di tengah ketidakadilan. Pahlawan Sukabumi
bangkit di atas kesadaran berbangsa. Pahlawan Sukabumi berani menentang para penjajah
apakah itu bangsa Belanda atau bangsa Jepang atau bangsa sendiri yang
berperilaku layaknya penjajah. Pahlawan Sukabumi sangat sadar arti berbangsa,
membangun persatuan dan kesatuan bangsa dalam format pergerakan politik, apakah
di tingkat lokal maupun di tingkat nasional.

Dalam garis continuum inilah lahirnya pahlawan-pahlawan
Sukabumi. Ada yang sangat terkenal seperti R Sjamsoedin dan ada yang tidak
dikenal. Ada yang lahir di era pergerakan politik dan era perang kemerdekaan,
juga ada yang lahir di era koffiestelsel (era tanam paksa). Tentu saja ada yang
lahir di era VOC. Semua pahlawan lintas generasi tersebut adalah pahlawan
Sukabumi. Sebaliknya, tentu saja ada penghianat, ada yang mendzalimin penduduk,
dan bahkan ada yang berusaha untuk menyingkirkan pahlawan Sukabumi demi untuk
melayani tuannya: para penjajah. Barisan ini tidak perlu dikenang. Kenanglah
Pahlawan Sukabumi, pahlawan yang benar-benar melindungi kepentingan penduduk
dan pahlawan yang benar-benar menentang para penjajah. Ke dalam daftar ini juga
dapat dimasukkan individu-individu yang aktif berpartisipasi untuk menigkatkan
kesejahteraan penduduk seperti dalam bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi dan
keagamaan. 

Bagaimana sejarah kepahlawanan di
Sukabumi? Nah, itu dia. Kita hanya mengenal beberapa orang saja seperti R
Sjamsoedin. Lantas bagaimana mereka berjuang? Nah, itulah tugas kita generasi
sekarang. Kita sudah waktunya mendaftarkan semua pahlawan, garis perjuangannya,
meski tidak dikenal namanya tetapi paling tidak mengetahui bagaimana mereka
berjuang. Setiap era pasti ada pejuang, dan pasti pula ada pejuang di Sukabumi.
Untuk menambah pengetahuan kita, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
 

Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini
adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.
Sejarah Perjuangan Bangsa:
Lahirnya Pahlawan-Pahlawan Sukabumi
Perjuangan
penduduk pada tahun
Kesalahan berbangsa adalah kesalahan yang
melupakan perjuangan para pahlawan. Kesalahan para sejarawan (ahli sejarah)
adalah mengidentifikasi pejuang pada diri satu dua orang dan bahkan
melebih-lebihkannya hingga mengkultuskannya. Kebenaran sejarah adalah kebenaran
yang menempatkan setiap pejuang secara tetap di dalam konfigurasi (daftar) para
pahlawan. Kebenaran para sejarawan adalah menulis apa adanya (sesuai fakta),
tidak mengikuti pesanan, apakah dari diri sendiri atau pesanan dari pihak lain.
Sejarah adalah sejarah, sejarawan bukan politisi. Kita, sebagai peminat sejarah
mendukung setiap langkah sejarawan yang menulis sejarah adalah sejarah, yang
menulis apa adanya: tidak membesar-besarkan satu hal dan juga tidak
mengerdilkan hal lain.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Berakhirnya Era Kolonial Belanda
Begitu lama Belanda menguasai Hindia (baca:
Indonesia), begitu lama Belanda berada di Soekaboemi. Hanya para militer Jepang
yang mampu membungkam Belanda dan menyeretnya ke kamp konsentrasi (kamp
interniran). Orang-orang Eropa/Belanda di Soekaboemi diinternir di penjara
Soekaboemi, penjara yang telah dibangun sendiri oleh nenek moyang mereka
sekitar seabad yang lalu. Uniknya, jumlah penjara yang tersedia cukup bagi
seluruh orang Eropa/Belanda yang masih ada di Indonesia (sementara semua orang
pribumi telah dibebaskan). Ini ibarat rumah kontrak, pengontrak lama diusir
untuk ditempati oleh pengontrak baru.
Selama
era pendudukan militer Jepang, para interniran Eropa/Belanda secara fisk
kondisi kesehatan mereka terus menurun. Satu per satu berita duka dapat dibaca
pada surat kabar di Belanda. Berita duka dikirim dari Soekaboemi. Mereka yang
diberitakan meninggal di Soekaboemi selama pendudukan Jepang antara lain Knaud,
perancang gedung Gemeentehuis (gedung Balai Kota) Soekaboemi.

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top