Sejarah

Sejarah Surakarta (74):Masjumi dan Perdana Menteri Mr Boerhanoeddin Harahap; Partai Islam Masa ke Masa, Bermula di Soerakarta


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini

Masjumi dan Perdana Menteri Boerhanoeddin
Harahap memiliki hubungan terkait satu sama lain. Lalu apa hubungannnya Boerhanoeddin
Harahap dengan kota Soerakarta? Satu yang jelas partai Islam dari masa ke masa
bermula di Soerakarta. Boerhanoeddin Harahap adalah salah satu aktivis muda Islam
pada era perang kemerdekaaan Indonesia yang telah turut dalam terbentuknya parati
Islam, Masjumi.    


Burhanuddin
Harahap (12 Februari 1917-14 Juni 1987) merupakan politikus Indonesia dari
Partai Masyumi yang menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia ke-9 (12 Agustus
1955- 24 Maret 1956). Lahir di Medan, Burhanuddin berasal dari keluarga Batak
dan ayahnya merupakan pegawai pemerintah, pindah ke Jawa untuk melanjutkan
studi, dan mulai aktif pergerakan nasional sebelum kuliah di Rechthoogeschool
di Batavia. Setelah Indonesia merdeka, Burhanuddin menjadi anggota Masyumi dan
mulai aktif berpolitik. Sebagai ketua fraksi Masyumi di Dewan Perwakilan Rakyat
Sementara, Burhanuddin turut menjatuhkan Kabinet Wilopo karena persoalan
hubungan bilateral dengan Uni Soviet, dan ia pernah ditunjuk sebagai formatur
(pemegang tugas penyusunan pemerintah) meskipun gagal membentuk kabinet. Ia
kembali ditunjuk sebagai formatur pada 1955, dan berhasil membentuk kabinet
hasil koalisi partai-partai kecil dan Nahdlatul Ulama (NU). Kebijakan
Burhanuddin sebagai perdana menteri banyak yang berlawanan dengan kebijakan
pendahulunya, Ali Sastroamidjojo. Selama tujuh bulan pemerintahannya,
Burhanuddin menjalankan kebijakan ekonomi berhaluan liberal. Setelah Masyumi
gagal memenangkan pemilihan umum 1955, pemerintahan Burhanuddin melemah sampai
akhirnya jatuh karena NU, yang tidak sepakat dengan pilihan Burhanuddin untuk
bernegosiasi dengan Belanda dalam penyelesaian sengketa Irian Barat
(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Masjumi dan Perdana
Menteri Boerhanoeddin Harahap? Seperti disebut di atas, Boerhandoeddin Harahap
tokoh partai Islam yang menjadi aktivitas mahasiswa Islam di Yogjakarta. Apakah
hubungan Masjumi dan Boerhanoeddin Harahap dengan Solo? Satu yang jelas partai
Islam masa ke masa, bermula di Soerakarta. Lalu bagaimana sejarah Masjumi dan
Perdana Menteri Boerhanoeddin Harahap? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe,
semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan
sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.

Masjumi dan Perdana Menteri Boerhanoeddin Harahap;
Partai Islam Masa ke Masa, Bermula di Soerakarta

Masjoemi (Madjelis Sjoero Muslimin Indonesia) nama
yang tidak dikenal pada era Pemerintah Hindia Belanda. Masjumi dibentuk pada
era pendudukan Jepang. Jika organisasi(-organisasi) pada era Hindia Belanda
muncul sendiri dari penduduk, pada era pendudukan Jepang peran pemerintah ada
dalam terbentuknya organisasi Islam, satu-satunya, yang disebut Masjoemi.
Organisasi Masjoemi inilah yang kemudian menjadi sangat kuat pasca proklamasi
kemerdekaan.

 

Hindia Belanda diduduki militer Jepang, dan menyerah tanggal 8 Meret 1942.  Lalu tidak lama kemudian pemerintahan daerah
dibentuk di dua kota: Djakarta dan Soerabaja. Pimpinan militer Jepang di Indonesia
menunjuk Dahlan Abndoellah sebagai wali kota Dj-akarta dan menunjuk Radjamin
Nasoetion sebagai wali kota Soerabaja. Sehubungan dengan kehadiran Ir Soekarno
dari Sumatra (Bukittinggi) Juni 1942 kemudian didirikan Dewan Pusat tanggal 9 Maret
1943 yang diberi nama Poesat Tenaga Rakjat (Poetera) yang mana sebagai ketuai
oleh Ir Soekranor dan sebagai wakil Drs Mohamad Hatta. Dengan dibentuknya dewan
pusat yang baru maka Madjelis Rakjat Indonesia (yang terbentuk pada akhir era Pemerintah
Hindia Belanda) dibubarkan. Sementara Dewan Pusat Islam Indonesia juga
dibubarkan dan kemudian sebagai penggantinya dibentuk Madjelis Sjoero Muslimin
Indonesia disingkat Masjoemi yang didukung militer Jepang (lihat Vrij
Nederland; je maintiendrai-onafhankelijk weekblad voor alle Nederlanders, No.
21, 18-12-1943). Organisasi Islam yang baru ini sebagai presidennya ditunjuk Hadji Ashari Wahid. Berdasarkan Domei, Hadji Ashari Wahid mendesak
agar semua orang
Islam berpartisipasi dalam perang
untuk me
ncegah kekalahan dari Inggris dan Amerika. Dia juga
mengatakan bahwa dia sangat tersanjung dengan penunjukannya.
Dalam perkembangannya Poetera
dibubarkan pada
9 Maret
1944
dan sebagai gantinya
dibentuk
Djawa
Hookoo Kai (
federasi politik untuk seluruh Jawa).

Ketika Poetera dibubarkan Maret 1944 dan sebagai
penggantinya
Djawa
Hookoo Kai
, Masjoemi tetap eksis
(lihat Amigoe di Curacao: weekblad voor de Curacaosche eilanden, 28-01-1946).
Disebutkan masyarakat Islam yang menjadi satu organisasi, pada awal 1944
terbilang berhasil, organisasi yang didukung oleh dua organisasi Islam terbesar
(Mohamadijah dan Nachdatul Ulama). Sebagaimana
Djawa Hookoo Kai yang diberi peluang membentuk
organ pertahanan (Heiho/tentara permbantu dan Peta/tantara sukarela), Masjoemi
juga diberi kesempatkan untuk sayap pertahanan yang disebut Hizbullah (yang
dilatih secara militer Jepang).


Sejak era dewan pusat Poetera (hingga Djawa Hookoo Kai) di sejumlah
wilayah lain juga dibentuk dewan daerah. Di wilayah Tapanoeli dibentuk dewan
pada tahun 1943 yang diketuai oleh Abdoel Hakim Harahap yang berkedudukan di
Taroetoeng. Abdoel Hakim Harahap juga menginisiasi pembentukan Masjoemi di
Tapanoeli. Seperti kita lihat nanti, Abdoel Hakim Harahap menjadi Residen pada
era perang kemerdekaan dan kemudian menjadi Gubernur Sumatra Utara (1951-1953)
dan Menteri Negara bidang pertahanan pada cabinet Mr Boerhanoeddin Harahap. Dalam
hal ini dapat ditambahkan di Batavia, komandan Hizbullan adalah Zainoel Arifin
Pohan, seorang Masjoemi yang kelak menjadi pendiri Partai NU (1953) dan Wakil
Perdana Menteri.  

Tunggu deskripsi lengkapnya

Partai Islam Masa ke Masa, Bermula di Soerakarta:
Himpunan Mahasiswa Islam dan Para Aktivis Muda Islam

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top