Keputusan
lain dari Pemerintah Hindia Belanda (yang telah menggatikan pemerintah
pendudukan Inggris) adalah lelang kepada penawar harga tertinggi sejumlah
properti (pemerintah) yang disewakan kepada publik (lihat Bataviasche courant, 21-12-1816).
Properti tersebut antara lain Visch Markt (pasar ikan) di Batavia, Tollbrug di
Pesing dan Sluis di Tangerang. Sluis ini adalah pintu tol sungai dari Batavia
ke Sungai Tjisadane melalui kanal Mookervaart. Keputusan lainnya dari
pemerintah adalah pengenaan pajak sebesar lima persen dari pendapatan pasar,
termasuk pasar Tangerang, pasar baroe Grinding, pasar Djengot dan pasar
Tjiassem (lihat Bataviasche courant, 19-07-1817).
Sebagaimana diketahui pasar-pasar umumnya dimiliki oleh swasta dari pemilik
land dimana pasar berada.
Salah satu yang memanfaatkan
era baru lalu lintas perdagangan di Batavia dan Tangerang ini adalah Francois
Bonnet, seorang tentara profesional Prancis yang menjadi pedagang. Francois
Bonnet mengakuisisi logement di Tangerang. Logement adalah penginapan yang
menyediakan instal kuda (bagi pemilik kereta kuda). Logement ini diduga adalah
satu-satunya di (kota) Tangerang. Sebagai perbandingan logement pertama di
Buitenzorg adalah Logement Buitenzrog (kini menjadi kantor wali kota Bogor). Di
Jogja logement pertama adalah Logement Malioboro (kini menjadi gedung DPRD). Dimana
letak logement Tangerang ini?
courant, 26-04-1827). Boleh jadi ini karena Bonnet telah diangkat pemerintah
sebagai petugas di Kommies (setara camat sekarang) di Tanara (lihat Bataviasche
courant, 25-08-1827). Dengan demikian Bonnet telah beralih profesi lagi dari
pedagang menjadi pejabat pemerintah. Ketika terjadi Perang Bondjol, pada tahun
1833 Bonnet diangkat sebagai Asisten Residen di Afdeeling Mandailing,
Tapanoeli. Bonnet dibantu oleh seorang komandan militer Twee Luitenant infantry,
Elsborg. Saat militer yang dikomandoi Luitenan Colnel AV Michiels dari Padang
mengepung Bondjol, Asisten Residen Bonnet yang berkedudukan di Kotanopan, memimpin
pasukan Mandailing untuk membantu militer di Mandailing. Selama ini penduduk
Mandailing menjadi sasaran invasi pasukan Banjol. Bonjol berhasil dilumpuhkan
tahun 1837. Francois Bonnet dikabarkan meninggal pada bulan November 1838
(lihat Javasche courant, 24-11-1838). Disebutkan bahwa setelah penderitaan hidup
berkepanjangan, sekarang almarhum,
Francois Bonne telah tiada, petugas yang bertanggung jawab sebagai otoritas
sipil di Afdeeling Mandheling, Sumatra’s Noordwestkust, yang sebagian besar
untuk berdinas bergabung seragam kepentingan Gouvernements. Dia seorang mantan
militer, yang bersedia menjadi kepala Mandheling dalam membantu pribumi, yang
tidak akan lebih baik tanpa dia. Dia pergi dan semuanya akan dikorbankan untuk
afdeeling, menjadi petugas terbesar gagah berani kami, sementara ia digunakan
sebagai otoritas Tapanolie pasca perlawanan.
diantaranya adalah land Tollok Naga di sisi timur sungai Tangerang (lihat Bataviasche
courant, 04-04-1818). Disebutkan land Telok Naga dilelang oleh kantor lelang di
Batavia. Land Telok Naga ini adalah sebagian lahan alang-alang dan sebagian
yang lain adalah semak dan hutan. Lahan ini sebelumnya dimiliki oleh seorang
Tionghoa bernam Intim (yang juga pemilik land Odjoeng Crawang dan land yang
berada di sisi barat sungai Tjiliwong.
tahun 1821 kembali Pemerintah menawarkan ke publik untuk perbaikan jembatan tol
Angke, sepanjang jelan ke Tangerang, termasuk jembatan-jembatan kecil lainnya
(lihat Bataviasche courant, 17-02-1821).
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com