Sejarah

Sejarah Tata Kota Indonesia (9): Tata Kota di Aceh Mulai Sejak Kapan? Kerajaan Aroe Zaman Kuno, Era Portugis, VOC, Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tata Kota di Indonesia di blog ini Klik Disini

Satu pertanyaan awal, mengapa sejarah permulaan
kota Banda Aceh kurang terperharikan? Boleh jadi karena data yang tersedia
sangat minim. Mengapa? Secara teknis kota Banda Aceh dengan nama Kota Radja
baru terbuka pada Perang Atjeh pertama. Pada awal kehadiran Portugis, semasa
Kerajaan Aroe, kota Atjeh berada di suatu pulau, tetapi pada awal kehadiran
Belanda kota Atjeh sudah relokasi ke daratan di daerah aliran sungai Krueng
Atjeh. Di area baru inilah kota Atjeh tumbuh berkembang hingga Pemerintah
Hindia Belanda.


Sejarah Banda Aceh, Kota Berumur 817 Tahun
yang Pernah Gemilang pada Masa Kesultanan Aceh Darussalam. Kompas.com. 04-02-2022.
Kota Banda Aceh dibangun oleh Sultan Johan Syah 22 April 1205. Saat ini,
Kota Banda Aceh berusia 817 tahun. Sejarah Banda Aceh sebagai ibu kota
Kesultanan Aceh Darussalam, Banda Aceh berdiri pada abad ke-14. Kesultanan Aceh
Darussalam dibangun atas puing-puing kerajaan Hindu dan Buddha yang pernah ada
sebelumnya, seperti kerajaan Indra Purba, Indra Purwa, Kerajaan Indra Patra,
dan Kerajaan Indrapura. Dari batu nisan Sultan Firman Syah, salah seorang
sultan yang pernah memerintah Kesultanan Aceh bahwa Kesultanan Aceh beribu kota
di Kutaraja atau Banda Aceh sekarang. Kemunculan Kesultanan Aceh tersebut tidak
terlepas dari keberadaan Kerajaan Islam Lamuri. Pada abad ke-15, singgasana
Kerajaan Lamuri dipindahkan ke Meukuta Alam (di wilayah Banda Aceh). Saat itu,
Banda Aceh telah berevolusi menjadi salah satu kota pusat pertahanan. Ibu kota
ini yang ikut mengamankan jalur perdagangan maritim dan lalu lintas jemaah haji
dari perampokan yang dilakukan armada Portugis. Pada masa Sultan Iskandar Muda,
Banda Aceh tumbuh kembali sebagai pusat perdagangan, khususnya lada. Pada masa
agresi Belanda kedua, terjadi evakuasi besar-besaran pasukan Aceh. Situasi ini
dirayakan Van Swieten yang memproklamirkan jatuhnya Kesultanan Aceh dan mengubah
nama Banda Aceh menjadi Kutaraja
. (https://regional.kompas.com/)

Lantas bagaimana tata kota di Aceh mulai sejak
kapan? Seperti disebut di atas, kota Atjeh berada di ujung utara Sumatra di
daerah aliran sungai Krueng Atjeh. Suatu kota baru dibentuk pada permulaan
Kerajaan Atjeh semasa Kerajaan Aroe. Kota Atjeh tumbuh sejak era Portugis dan
VOC dan berkembang pada masa Pemerintah Hindia Belanda. Lalu bagaimana tata kota
di Aceh mulai sejak kapan?
 Seperti kata
ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan
dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber
tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.

Tata Kota di Aceh Mulai Sejak Kapan? Kerajaan Aroe
Zaman Kuno, Era Portugis, VOC hingga Belanda

Tunggu deskripsi lengkapnya

Kerajaan Aroe Zaman Kuno, Era Portugis, VOC hingga
Belanda: Teka-Teki Asal Muasal Kota Atjeh Semasa Pemerintah Hindia Belanda

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan
(ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami
ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah
catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top