*Untuk melihat semua artikel Sejarah Ternate dalam blog ini Klik Disini
Kerajaan
Belanda mengakui kedaulatan Indonesia hanya dalam wujud RIS (lihat Plakat KMB).
Itu satu, Yang kedua kerajaan Belanda masih ingin memiliki Papua (barat). Sikap
Belanda ini segera mendapat reaksi dari bangsa Indonesia, lalu RIS dibubarkan
dan kembali menjadi NK(RI). Ir Soekarno yang menjadi Presiden Republik
Indonesia mulai berteriak di setiap kesempatan: Bebaskan Irian Barat. Dalam
konteks inilah nama Soekarno terhubung dengan Tidore.
Ir Soekarno ingin mengunjungi seluruh bagian wilayah Indonesia. Rencana
kunjungan Presiden Soekarno ke Indonesia Timur termasuk Maluku (utara) pada
bulan April 1950 batal. Hal itu karena terjadi kisruh di Makassar. Pada saat
itu Irian Barat masih dikuasai oleh Belanda, karena dejure tercantum dalam
Plakat KMB 1949. Ketika RIS dibubarkan 17 Agustus 1950, kembali menjadi NKRI
(Proklamasi 18 Agustus 1950), status Irian Barat mulai diperjuangkan. Apa yang
menjadi klaim Belanda atas Papua, diklaim Presiden Soekarno atas nama Sultan
Tidore. Apa pasal? Sejak 1667 bagian barat pulau Pupua berada di
bawah Sultan Tidore dan Pemerintah Hindia Belanda baru pada tahun 1889 sepenuhnya
berada di bawah kekuasaan (Hindia) Belanda. Seperti diketahui, Papua barus
berhasil direbut dari Belanda tahun 1963.
Lantas
bagaimana sejarah kunjungan Presiden Soekarno ke Ternate? Itu satu paket dengan kunjungan ke Tondano
(Minahasa) pada bulan November 1951. Namun kunjungan ke Ternate ini, membuat
darah Presiden Soekarno mendidih karena melihat Belanda di Papua. Boleh jadi
itu membuat Presiden Soekarno sempat flu satu hari di Ternate sehingga jadwal
ke Tondano tertunda Presiden Soekarno dan rakyat Indonesia menginginkan Papua.
Sultan Tidore taruhannya. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.
Kunjung Presiden Soekarno ke
Ternate November 1951
Tunggu
deskripsi lengkapnya
Soekarno dan Tidore,
Perjuangan Merebut Irian Barat
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.