*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kupang dalam blog ini Klik Disini
Pada
era Portugis perdagangan sangat longgar di kota-kota pantai. Hal itu juga
terjadi pada permulaan kehadiran Belanda (sejak 1613). Pada tahun 1665
pemerintah VOC mengubah kebijakannya dari perdagangan yang longgar di pantai
menjadi kebijakan baru yang mana penduduk asli (lokal) dijadikan sebagai
subjek. Pemerintah VOC melalui para pedagang-pedagangnya membuat kontrak-kotrak
(kerjasama) dengan para pemimpin lokal, Di provinsi Nusa Tengara Timur yang
sekarang begitu banyak para pemipin lokal (raja-raja) di berbagai pulau-pulau
yang berbeda. Pada saat ini wilayah yurisdiksi antara Belanda dan Portugis di
pulau Timor sudah mengerucut (yang kini menjadi batas provinsi NTT dan negara
Timor Leste).

bersamaan dengan kerjasama pemerintah VOC dengan para pemimpin lokal dalam
mengusir pengaruh petrdagangan Atjeh di pantai barat Sumatra. Lalu langkah ini
disusul pemerintah VOC yang bekerjasama dengan Ternate dan Boeton plus Aroe
Palaka (mewakili Bone) untuk menghancurkan kerajaan Gowa (Macassar). Segera
setelah terjadi kesepakatan antara (kerajaan) Mataram dan pemerintah VOC dalam
soal wilayah bagian barat Jawa, Pemerintah VOC mulai mengirim ekspedisi ke
pedalaman di hulu sungai Tjiliwong pada tahun 1687. Para pasukan pribumi
pendukung militer VOC mulai membuka lahan di sepanjang daerah aliaran sungai
Tjiliwong hingga pedalaman (kelak disebut Buitenzorg dan kini Bogor).
Sebelumnya pada tahun 1684 Pemerintah VOC mengiri satu ekspedisi ke Pagaroejoeng
dan membuat kontrak kerjasama dalam hal perdagangan di pantai timur Sumatra.
Menjelang berakhir abad ini, ekspedisi VOC beberapa kali ke pedalaman Jawa
(dari Tegal dan dari Soerabaja). Pada tahun 1703 Pemerintah VOC mulai membuat
kerjasama dengan para bupati di Preanger. Kerjasama ini dapat dikatakan sebagai
realisasi pertama kebijakan baru dari perdagangan yang longgar di pantai
menjadi kebijakan baru yang mana penduduk asli (lokal) dijadikan sebagai
subjek. Kerjasama-kerjasama VOC ini menjadi kacau ketika Prancis 1795 melakukan
aneksasi di wilayah yurisdiksi Belanda yang akhirnya VOC dibubarkan pada tahun
1799. Lalu giliran Inggris (1811) melakukan aneksasi di wilayah yurisdiksi Belanda
dan berakhir tahun 1816 (kemudian terbentuk Pemerintah Hindia Belanda).
Bagaimana
sejarah pemerintahan di Timor Groep (baca: provinsi NTT)? Sejatinya baru dimulai di era Pemerintah Hindia
Belanda. Pada era pendudukan Inggrsi (1811-1816) hanya terbatas di Jawa dan
beberapa wilayah di Palembang en Bangka, Macassar dan Bandjermasin. Lantas
bagaimana dengan di Bali, Lombok, Sombawa dan Timor Groep? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah
pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.
Residentie Timor: JA Hazaart
VOC
yang didirikan di Batavia sejak 1619, akhirnya harus berakhir pada tahun 1799.
Setelah berakhirnya VOC mulai dibentuk Pemerintah Hindia Belanda. Pada era
Gubernur Jenderala Daendels (1808-1811) mulai dibentuk beberapa prefect
(provinsi) di Jawa. Salah satu program Daendels untuk mengimplementasikan
pemerintahan itu adalah membangun jalan trans-Java antara Anjer dan Panaroekan.

London, tertanggal 24 Juli, ada surat dari Hindia Timur. Kapten Pakenham pada bulan
September yang lalu telah mengklaim kudeta Comptoir Belanda Coepang di Groot
Timor. Ketika dia ingin pergi ke darat untuk mengatur penyerahan dengan
Gubernur Belanda, tiba-tiba seorang pengkhianat ditemukan yang tujuannya adalah
agar semua orang Inggris yang datang ke darat dibunuh oleh orang Melayu, yang
berakibat jatuh terbunuh dua puluh orang. Akibatnya, situs tersebut diserang atas
perintah Kapten Pakenham, kemudian dijarah dan dihancurkan dan sebanyak 200 orang
Melayu di dalam benteng itu melarikan diri’.
Lalu Daendels mulau
membangun kota-kota sebagai pusat pemerintahan dan cabang pemerintahan. Dua
kota pertama yang dibangun adalah Weltevreden (kini Gambir) dan Buitenzorg
(kini Bogor), Untuk mendukung perdagangan Daendels mulai mengembangkan
pertanian dengan pembanguna irigasi dan pencetakan lahan-lahan pertanian baru.
Namun posisi Daendels harus berakhir karena terjadi pendudukan Inggris 1811.
oleh Letnan Gubernur Jenderal Raffles melanjutkan sistem pemerintahan
sebelumnya. Beberapa provisnis di Jawa yang ada di Jawa digantikan dengan
membentuk 17 residentie yang masing-masing dipimpin oleh seorang Residen. Residentie
tersebut adalah Buitenzorg, The Preanger Regencies, Bantam, Cheribon, Tagal,
Pacaloengan and Cadoe, Semarang, Souracarta, Jogjacarta, Japara and Joana,
Rembang, Soerabaja anad Bancalan, Probolinggo, Basoeki and Panaroekan, Gressik,
Pasoeroean, Banjoewangi dan Soemanap. Di luar (pulau) Jawa hanya dibentuk tiga
residentie: Palembang and Banca, Macassar dan Bandjermasin (lihat Almanak
1816).
Dalam
Almanak 1816 Resident Timor adalah Captain J Burn. Timor sendiri sudah sejak
lama menjadi tempat yang penting bagi VOC. Berdasarkan Groninger courant, 06-04-1792
establissementen VOC di Hindia Timur berada di Batavia. Amboina, Banda,
Ternate, Macassar, Timor, Japan, China, Malacca, Bengalen, Chromandel, Ceylon,
Malabar, Soeratte, Kap de Goede Hoop, Java dan Bantam. Mengapa tidak ada di
Sumatra dan Borneo? Ada Inggris (yang
berpusat di Calcutta). Sejak pendudukan Inggris (1811) semua tempat sudah
dikuasai oleh Inggrsi kecuali Ternate (masih dapat dipertahankan VOC).
Pada tahun 1781 Inggris yang berpusat di Calcutta
mengrim skuadron ke pantai barat Sumatra dan menempati pos yang sudah lama
dibangun di Bengkoelen. Sejak itu VOC (yang berpusat di Batavia) terusir dari
Sumatra. Sejarah ini berulang. Pada tahun 1605 Belanda mengusir Portugis dari
Amboina dan kemudian bergeser ke Ternate (setelah berhasil mengusir Spanyol).
Pada tahun 1613 kembali Belanda mengusir Portugis dari Solor dan Coepang
(Portugis bergerser ke bagian timur pulau Timor). Pada tahun 1641 Belanda (VOC)
mengusir dari Camboja dan kemudian disusul di Malaka tahun 1643. Lalu yang
terakhir pada tahun 1657 VOC mengusir Portugis dari Ternate dan juga mengusir
Spanyol dari Manado (sehingga Spanyol hanya terbatas di Filipina). Meski
demikian, masih ada wilayah yurisdiksi Portugis yang tersisa di Macao dan di
bagian timur pulau Timor (kini Timor Leste). Seperti disebut di atas establissementen
VOC di Timor adalah berpusat di Coepang (minus Timor Leste yang sekarang). Pada
saat pendudukan Inggrsi, bagian timur pulau Timor masih tetap menjadi wilayah
yurisdiksi Portugis. Mengapa Macao dan Timor masih tersia Portugis? Satu yang
pasti VOC tidak tertarik dengan bagian timur pulau Timor karena kurang
menguntungkan dari segi perdagangan. Alasan VOC tetap mempertahankan Timor
Groep tidak atas dasar potensi perdagangan tetapi semata-mata alasan politik
(khwatir direbut Portugis). Hal ini pernah terjadi pada tahun 1615.
Sejak
berkuasanya kembali Belanda pada tahun 1816 (menggantikan Inggrsi) semua
wilayah diserahkan kembali kepada (Pemerintah Hindia) Belanda kecuali
Bengcolen. Lalu muncullah pada tahun 1824 perjanjian batas wilayah yurisdiksi
Inggrsi dan Belanda. Dalam perjanjian ini disepakati tukar guling antara
Bengcolen (Inggrsi) dengan Malaka (Belanda). Bagaimana antara Belanda dan
Portugis soal bagian timur pulau Timor? Tidak begitu jelas dan tampaknya tidak ada kata
sepakat.
Sejak 1824 penarikan batas antara wilayah yurisdiksi
Belanda dengan seterunya Inggrsi dan Portugis mulau dirapikan. Garis batas di pulau
Borneo (kini Kalimantan) diperjelas dengan Borneo Utara (Brunai). Dalam
perkembangannya dengan pembentukan wilayah Serawak dan Sabah, pulau Sebatik
harus dibagi dua antara Inggrsi dan Belanda. Yang paling konyol dan sangat
buru-buru adalah penarikan batas di Papua yang mana sebelah barat (Belanda) dan
sebelah timur (Inggrsi). Tentu saja dalam penarikan batas ini juga dilakukan di
pulau Timor antara Belanda dan Portugis. Sejak penarikan batas dan perapihan
batas-batas tersebut wilayah yurisdiski Belanda tidak berubah (kini menjadi
NKRI).
Pada
awal Pemerintah Hindia Belanda, yang dimulai tahun 1816 (untuk menggantikan
Inggrsi) sebenarnya berjalan lambat. Inggrsi masih enggan angkat kaki dari
Sumatra dan Borneo bahkan Raffles masih melakukan ekspedisi di pantai barat
Sumatra hingga berujung pada perjanjian (Traktak London 1824). Sejak inilah
pembentukan cabang-cabang pemerintahan Pemerintah Hindia Belanda mulai berjalan
efektif.
Namun demikian, para pemimpin lokal ada yang
bekerjasama dan ada yang tidak menginginkannya seperti lahirnya Perang Jawa
(1825-1830), Perang Padri (1822-1837) dan lainnya.
Seperti
di era pendudukan Inggris, Timor Groep dijadikan sebagai satu residentie tersendiri
di era Pemerintah Hindia Belanda. Dalam awal pembentukan cabang pemerintahan ini
(pulau) Soembawa menjadi satu residentie seperti halnya Timor Groep (yang juga
disebut Timor Koepang) yang masuk province Macassar. Bali (dan Lombok) masih
independen. Manado dan Gorontalo asuk wilayah province Molukche. Yang diangkat
menjadi residen di Timor adalah JA Hazaart, JM Tielman sebagai sekretaris dan JM
Hazaart sebagai kommies. Inilah awal pemerintah di Timor.
Residen JA Hazaart selain mulai menggiatkan
program pembangunan infrastruktur (jalan, jembatan dan pelabuhan), pengembangan
pertanian (perdagangan) juga menyelenggarakan pendidikan. Dua guru yang
ditempatkan di Koepang adalah B le Bruin, eerste onderwijzer dan WT Hatoe,
tweede onderwijzer. B le Bruin sendiri adalah juga seorang misionaris di
Koepang. Siapa WT Hatoe? Dari nama marganya dia barangkali dari Ambon. Untuk
sekadar catatan: Tielman yang menjadi sekretataris residen, kelak nama Tielman
terkenal sebagai grup para musisi asal Timor (Tielman Brothers).
Di
bawah Residen JA Hazaart dengan formasi sejak awal (JA Hazaart, JM Tielman dan JM
Hazaart) jumlah pejabat semakin banyak di Residentie Timor. Berdasarkan Almanak
1831 pejabat ditempatkan di pulau Rote, di pulau Sawoe, pulau Samoe, di Babaow,
Pritij, Naijloi, Sutrana, Atapoepoe, Mobara, Aolor, Solor dan Amerassie. Ini
mengindikasikan bahwa cabang-cabang awal pemerintah semakin meluas, tidak hanya
di Koepang.
Dalam Almanak 1831 fungsi pendidikan telah
dihapus. Pendeta B le Bruin (Ptrancis) yang sudah ada sebelumnya telah
digantikan oleh pendeta Terlinden (Belanda). Di satu sisi hilangnya fungsi
pendidikan tetapi di sisi lain jumlah misionaris bertambah. Pendeta Terlinden
dibantu oleh tiga orang. Meski demikian, fungsi pendidikan ini diduga tetap dilakukan
oleh para misionaris Belanda. Pada masa inilah diduga awal penyiaran (agama)
Protestan di Timor Groep. Hal serupa ini juga terjadi di Amboina. Tampaknya ada
perbedaan antara di Timor Groep dengan di Maluku. Kehadiran (pendeta)
misionaris Portugis semakin jarang ke Maluku, tetapi para pendata misionaris
Portugis masih eksis di bagian timur pulau Timor (Timor Leste). Awalnya banyak
penduduk Maluku (terasuk Sangir, Talaud dan Manado) yang sebelumnya sudah
memiliki ajaran Katolik semakin menyusut. Yang terjadi adalah Islam dan
Protestan semakin intens di Maluku, sementara di Timor Groep karena masih ada
orang Portugis di bagian timur pulau Timor, yang terjadi adalah masing-masing
pendeta Portugis (Katolik) dan pendeta Belanda (Protestan) sama-sama memperluas
pengaruh. Pemerintah Hindia Belanda sendiri tidak mempermasalahan agama. Bagi
pemerintah sendiri bahwa Islam, Kristen dan pagan sama pentingnya jika dan
hanya jika bersedia membangun jalan dan jembatan (mendukung program
pemerintah). Hal itulah mengapa para pendeta Katolik di Timor (bagian Portugis)
masih bergerak bebas di pulau-pulau lain. Singkat kata: agama dan pemerintahan terpisah.
Residen
pertama Timor JA Hazaart kemudian digantikan oleh CF Goldman (lihat Almanak
1836). Dalam pemerintahan CF Goldman fungsi pendidikan kembali diaktifkan. Kepala
sekolah di Koepang adalah BM Noija (ingat Andy F Noya). Untuk guru untuk orang
Eropah tersendiri.
Tunggu
deskripsi lengkapnya
Pembentukan Cabang-Cabang
Pemerintahan di Residentie Timor
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.