*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog Klik Disini
Ada sebagian sejarah Tiongkok yang agak khas yakni
tentang peradaban Islam, Dalam hal ini, peradaban Islam sudah sejak lama eksis
di Tiongkok. Hanya saja pada masa kini tidak terlalu kelihatan, tetapi faktanya
tidak pernah hilang sejak zaman kuno. Pengaruh Islam di Tiongkok eksis bahkan
ketika nabi Muhamad masih hidup. Satu hal bahwa peradaban Islam ini muncul di
Tiongkok justru bukan dari barat, tetapi dari timur di pantai timur Tiongkok
yang bermula di kota pelabuhan Canton. Pedagang-pedagang Arab dan Persia sudah
berlayar hingga ke pantai timur Tiongkok.

dikompilasi pada akhir abad ke-16 berdasarkan sumber-sumber kuno oleh Ho
Ch’iao-yüan menyatakan T’u-shu Chi-ch’êng, Chih-fang-tien, bab 1052, halaman 5a
bahwa antara tahun 618 dan 626 empat orang Muhammad membawa Islam di Tiongkok.
Satu orang mengajar di Canton, satu orang
di Yang-chow, dan dua orang lainnya di Ch’üan-chow. Sementara itu P’an-yü-hsien-chih
bab 53 halaman la menyatakan bahwa ketika navigasi pelayaran perdagangan dibuka
pada dinasti T’ang, Mohammad, (beragama) Muslim adalah Raja Medinah. Sebagaimana diketahui
turunnya ayat pertama (Al Quran) di gua Hira pada tahun 610 M. Nabi Muhammad
sendiri lahir di Mekkah tahun 570 M, menikah pada usia 25 tahun dengan Khadijah. Pernah menjadi hakim di kota Mekkah pada usian 35 tahun. Muhammad
menerima wahyu pertama 610 pada usia 40 tahun. Pada tahun 622 Nabi Muhammad dan
pengikut pindah dari Mekkah ke Madinah (sebagai awal tahun Hijriyah). Jika
dibandingkan catatan Tiongkok di atas, empat orang Muhammad sudah berada di
Canton pada tahun 618 (sebelum hijrah).
Lantas bagaimana sejarah Islam di Tiongkok? Selama ini
hanya diketahui bahwa Islam masuk ke Tiongkok setelah Nabi Muhammad meninggal.
Namun berdasarkan catatan Tiongkok dinasti Ming menyebutnya jauh lebih awal
bahkan pada saat Nabi Muhammad masih hidup. Bagaimana bisa? Seperti kata ahli
sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*
Dinasti Tang dan Kerajaan Aru: Pedagang Arab
Mencapai Tiongkok
Dinasti Tang
dari marga Li kelompok etnik Han memerintah sejak tahun 618 M dengan kaisar
pertama Li Yuan dengan gelar Kaisar Tang Gaozu. Kaisar pertama ini bertahta
hingga tahun 626 M. Li Yuan awalnya adalah
seorang gubernur yang mengepalai wilayah yang sekarang menjadi provinsi Shanxi.
Ketika Dinasti Sui dilanda huru-hara yang berujung pada terpecahnya Tiongkok
muncullah nama Li Yuan. Seperti disebut di atas antara tahun 618 dan 626 sudah ada
empat pengikut Muhammad membawa Islam di Tiongkok.
Dinasti
Tang berakhir pada tahun 907 M. Itu berarti dinasti Tang berkuasa selama 274
tahun. Kaisar terakhir adalah Li Zuo dengan gelar Kaisar Ai (892–908 M) yang
juga dikenal sebagai Kaisar Zhaoxuan. Sukses dinasti Tang adalah dinasti Lima
Diansti, suatu dinasti yang bersifat federasi tetapi hanya bertahan 53 tahun
dan kembali ke bentuk monarki (kembalinya dinasti Liang).
Dalam berbagai
tulisan disebut Li Yuan terkenal sangat murah hati pada sesama sehingga menarik
banyak orang-orang berbakat bekerja padanya. Ia membagi-bagikan tanah secara
adil pada orang-orang yang membantunya dan menurunkan pajak sehingga mengurangi
beban hidup rakyat yang sudah lelah akibat perang berlarut-larut pasca
keruntuhan Sui. Apakah ini yang menjadi faktor mengapa agama yang baru (Islam)
diterima menyebarkan agama di pantai timur?
Sayangnya
kesuksesannya dalam karier politik tidak dibarengi dengan kesuksesan dalam
rumah tangganya. Li Yuan tidak mampu mencegah perselisihan antara
putra-putranya dan cenderung bertindak berat sebelah di bawah pengaruh
selir-selirnya. Konflik dalam keluarga ini berujung pertumpahan darah dalam
Kudeta di Gerbang Xuanwu di mana Li Shimin membunuh kakaknya, putra mahkota Li
Jiancheng dan adiknya, Li Yuanji yang mendukung sang putra mahkota. Ia akhirnya
menuruti tuntuan Li Shimin untuk mengangkatnya sebagai putra mahkota dan turun
tahta sebulan setelah kudeta itu. Li Yuan menghabiskan sisa hidupnya hingga 635 M.
Tunggu
deskripsi lengkapnya
Perkembangan Islam di Tiongkok: Ekspedisi
Cheng Ho
Tunggu deskripsi
lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.